Setelah kecelakaan yang hampir mengakibatkan Ashana keguguran, suaminya malah ingin meninggalkan nya. Bagai sudah jatuh tertimpa tangga pula, itulah keadaan miris yang harus dihadapi wanita muda yang baru berusia 21 tahun itu.
"Mas Nathan! Apa yang kamu katakan, Mas!" teriak Asha yang masih terbaring di ranjang rumah sakit.
"Aku menceraikan mu, Ashana! Mulai detik ini kau bukan lagi istriku!"
Setelah mengatakannya, laki-laki yang sudah membersamai hidup Ashana selama satu tahun sebagai suami itu pergi tanpa berbalik lagi.
Bahkan musibah tidak sampai disana, setelah pulang dari rumah sakit ada yang membakar rumah yang dimana Asha berada di dalam rumah itu. Meskipun nyawa Asha tertolong namun wajah dan tubuh Asha rusak terbakar.
Lima tahun kemudian, Asha dengan sosok baru telah kembali dengan nama Belvina Gania untuk membalas dendam dan merenggut kembali apa yang seharunya menjadi miliknya.
Cekidot...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
35. Memprioritaskan Istri dan Putrinya.
Sosok Arkan masih bergeming di tempat dengan tatapan kosong, Asha berjalan mendekat lalu menepuk pundak lelaki yang sudah menghabiskan waktu bersamanya selama lima tahun itu.
"Semua akan baik-baik saja, pergilah... susul istri dan putri kalian. Minta maaflah, karena kamu yang salah." Asha menepuk-nepuk pelan pundak lelaki yang biasanya terlihat kokoh namun kini nampak terkulai lemas.
"A-aku salah ya, Sha..." bukan pertanyaan namun itu adalah pernyataan karena Arkan tahu dia memang bersalah.
"Ya, kamu salah. Jadi pergilah... cepat kejar mereka..."
Arkan mengangguk, dia berbalik badan namun panggilan dari suara anak kecil menghentikan langkahnya.
"Daddy..." sekali lagi Devano memanggil sosok lelaki yang sudah menjadi Ayahnya sejak bayi bahkan jauh sebelum anak itu terlahir ke dunia sejak Vano dalam kandungan Asha, lelaki itu lah yang memberikan perhatian dengan selalu menemani Asha check-up kandungan dan rutin mengingatkan vitamin dan memberikan makanan sehat untuk ibu hamil.
Arkan berbalik kembali, dengan cepat dia berjalan ke arah Nathan yang menggendong putranya, ya... bagaimana pun Devano tetap akan menjadi putranya.
"Jagoan Daddy!" Arkan mengambil alih tubuh Vano dari Nathan, menciumi wajah kecil itu seolah dia akan kehilangan anak itu.
"Daddy mau pergi tinggalin Vano?" tanya anak itu dengan mata berair.
Mata Arkan malah ikut berkaca-kaca, bukan maunya meninggalkan putra yang sangat ia sayangi namun situasi saat ini dirinya harus memprioritaskan istri dan putrinya.
"Daddy lagi banyak kerjaan, selama beberapa waktu ke depan mungkin Daddy jarang menemui Vano. Jagoan Daddy ini anak hebat kan? Vano pasti ngerti kerjaan Daddy nggak bisa Daddy tinggalin..." lembut Arkan memberi pengertian pada Vano.
"Tentu saja, Vano jagoan Daddy jadi Vano anak hebat! Vano adalah Superman! " Vano mengecup pipi Arkan setelah mengatakannya.
Arkan menoleh menatap wajah Nathan, meskipun tak rela namun dia yakin Devano akan aman bersama Nathan karena lelaki itu adalah ayah kandungnya. Arkan sudah mengambil keputusan akan menghindari Asha dan Devano demi keutuhan rumah tangganya, dia tidak boleh egois dengan menyakiti perasaan istrinya.
"Sayang... Paman Nathan adalah orang baik, jika Daddy sedang sibuk dan jarang datang menemui Vano... Paman Nathan akan selalu berada di samping Vano dan Mommy. Apa Vano bisa menerima Paman Nathan?" ujar Arkan.
Ucapan lelaki itu malah membuat Nathan dan Asha tercengang, seolah saat itu adalah waktu perpisahan. Seolah Arkan mengembalikan Asha dan Vano pada Nathan.
"Paman Nathan memang baik, Dad. Baiklah, Vano akan menunggu Daddy bersama Mommy dan Paman Nathan..."
Arkan tak sanggup menahan air matanya lagi, dia mengusapnya sebelum terjatuh. Dia menoleh kembali pada Nathan, "Jaga mereka, sepertinya masa-ku bersama mereka sudah selesai. Aku harus lebih mementingkan istri dan putriku..."
Nathan mengangguk tersenyum tipis, dia lalu mengambil Vano dari gendongan Arkan. "Aku tentu saja akan menjaga mereka berdua, jangan khawatir."
Arkan melepaskan tubuh Vano, mata lelaki itu masih berkaca-kaca namun gegas dia membalikkan tubuhnya dan berjalan keluar tanpa menoleh kembali ke belakang. Lelaki yang juga terluka karena keadaan itu sudah bertekad dengan niatnya.
Seorang wanita yang memakai masker dan topi untuk menyamarkan dirinya juga ikut berdiri dan mengikuti Arkan keluar. Dia adalah Belvina yang membuntuti Selvina sejak saudari kembarnya itu keluar dari Mansion dan membawa pergi Devana dan Devano dari Penthouse Asha. Bahkan hasutan-hasutan Selvina pada Vana juga sudah berhasil Belvina rekam untuk mengumpulkan bukti-bukti. Dia tidak akan membiarkan Arkan terperangkap untuk kedua kalinya oleh Selvina, si wanita jahat.
*
Di Mansion... Vana sudah tertidur dengan babysitter, Arkan memeluk putrinya sebentar mengecup sayang dan bergumam meminta maaf karena telah membentak nya tadi.
Setelah puas memeluk Vana yang tidur, Arkan berjalan ke kamar istrinya untuk meminta maaf.
"Bel, kamu dimana?" Arkan membuka pintu kamar namun tidak menemukan keberadaan sang istri.
"Aku disini," balas Selvina dari arah taman.
Berbagai bunga tumbuh subur di taman samping kamar tidur, terlebih bunga Gardenia favorit Selvina. Namun mata Arkan membelalak terkejut melihat bunga-bunga kesukaan istrinya itu hancur seperti diinjak-injak.
"Bel! Apa yang kau lakukan! Itu bunga favorit-mu, kenapa kau menghancurkan nya...?!" teriak Arkan.
"Seperti ini lah hatiku saat ini, Bang. Hancur karena sikapmu pada putri kita! Aku merasa asing berada di dekatmu! Bahkan dengan mataku sendiri aku melihat kau membentak putriku...! Kau ayah yang kejam! Kau bukan lagi Arkan yang aku kenal, Bang...!" balas Selvina dengan tatapan sengit.
Arkan terhenyak, rasa bersalah kembali menyerangnya. Dia lalu menarik lembut tubuh istrinya lalu mendekap dengan lembut. "Maaf... Maafkan aku sayang..."
Dada Selvina naik turun setelah mengeluarkan emosinya, meskipun dia berpura-pura namun dia memang kesal karena Arkan lebih memilih memarahi putrinya demi anak orang lain.
"Berikan aku kesempatan memperbaiki semuanya, sayang... maafkan aku terlalu lama menata hatiku. Aku hanya sempat kehilangan arah karena bagaimana pun Asha dan Vano telah hidup bersama denganku selama bertahun-tahun. Beri aku sedikit waktu lagi untuk bisa kembali menjadi Arkan yang kamu kenal, sebagai suami yang sangat mencintaimu..." lirih Arkan seraya mengecup pucuk kepala istrinya.
Senyum puas terpatri di bibir Selvina, akhirnya Arkan kembali padanya juga.
Karena pintu kamar terbuka, Belvina yang ingin bicara pada Selvina masuk ke dalam kamar. Namun pemandangan di taman samping membuat Belvina mengepalkan kedua tangan, dia tersentak saat matanya beradu pandang dengan mata penuh ejekan dari Selvina padanya.
Arkan memunggungi kamar, Selvina lah yang berada dalam pelukan suaminya melihat keberadaan Belvina. Dia merasa puas melihat wajah marah dan juga terluka yang diperlihatkan Belvina, dan tersenyum penuh ejekan seolah Belvina tidak bisa memisahkannya dan Arkan.
'Ya Tuhan! Bantu aku membuka topeng wanita itu di depan Arkan. Ini tidak adil... Arkan adalah lelaki baik. Lelaki sepertinya tidak boleh bersama ular seperti Selvina yang menggunakan segala cara licik demi ambisinya!' Belvina membalikan badan kembali keluar kamar, tidak ingin lebih sakit hati melihat kemesraan mereka berdua.
nathan dan asha semoga saling mencintai