Perjalanan Cinta Mikey

Suatu hari tepatnya hari Selasa. Mikey ikutan bermain bola sepulang sekolah. Ketika itu ada pertandingan persahabatan dengan kelas 10-4 . Pas di tengah pertandingan, Mikey mengalami cedera. Kakinya ditekel sama lawan sampai keseleo. Mikey pun akhirnya diganti dengan pemain lain. Untuk mengobati keseleo kakinya dia berinisiatif datang ke ruang UKS.

Mikey tahu kalau hari itu jadwal orang yang jaga di sana adalah Livi. Dirinya ingin kesana karena Livi salah satu sohib terdekatnya. Jadi Mikey merasa tidak perlu canggung dan malu dengannya. Mikey bisa tahu Livi piket di sana karena dia sering baca jadwal piket yang dibikin Lina pada papan pengumuman di dalam ruang UKS.

Livi sering aktif di ekskul PMR. Dia memang bercita-cita pengen jadi dokter, dia senang dengan hal-hal tentang medis. Tapi prestasi akademis Livi sepertinya tidak mendukung dia untuk menjadi seorang dokter. Dia masuk kelas IPS yang tidak mempelajari ilmu alam yang merupakan dasar-dasar ilmu kedokteran.

Begitu sampai, Mikey langsung masuk ke dalam ruang UKS sambil memanggil nama Livi. Tiba-tiba muncul Opik dari balik gorden yang menutupi ranjang periksa.

Dia tampak sibuk memasukkan seragam ke dalam celananya sambil berjalan menghampiri Mikey.

"Woy Key! Ngapain lu kesini?"

"Ini kang, kaki gue keseleo, abis maen bola"

"Mesti diurut itu mah"

"Iya kang, makanya kesini, Livi nya ada?"

"Ada tuh di dalem, gue juga sakit perut Key, tadi minta obat sama Livi"

"Iya Kang"

"Gue cabut dulu ya"

"Okeh Kang"

Opik langsung melengos pergi keluar dari ruang UKS. Mikey kemudian menghampiri Livi yang ada di balik gorden yang menutupi ranjang pasien.

Ketika dibuka, Mikey kaget melihat Livi hanya memakai celana dalam. Dia tampak seperti akan mengenakan penutup dadanya. Baik Mikey maupun Livi sama-sama terkejut. Mikey pun langsung menutup gordennya kembali.

"Arrrrghhhh Mikey!!"

"Sorry sorry! Gue kira elu gak lagi ganti baju, tadi si Opik bilang kalo elu ada didalem"

"Lu mau apa sih kemari Key?"

"Kaki gue keseleo Liv, gue pengen diurut"

"Oh gitu, okeh atuh, tunggu gue pake baju ya"

"Sip"

Mikey duduk di kursi sambil menunggu Livi memakai pakaiannya. Mendadak otak kotor Mikey travelling setelah melihat Livi yang dalam keadaan telanjang. Sebelumnya dari balik gorden itu kan Opik keluar sambil merapikan pakaiannya.

Apakah mereka mengganti baju bareng di sana? Atau mereka tuker-tukeran baju di balik gorden itu? Atau kemungkinan terakhir, Livi dan Opik udah praktek pelajaran biologi bab reproduksi seperti yang sering dia lakuin sama Lina di ruang UKS?

Tentunya pertanyaan-pertanyaan itu berseliweran di benak Mikey. Lagian tidak aneh juga melihat Livi begitu sama Opik. Secara si Opik itu kan salah satu cowok terpopuler di sekolah, cewek mana yang mau menolak ajakan Opik untuk pacaran atau lebih dari itu.

Saking belibetnya pikiran Mikey, sampai-sampai Livi yang sudah selesai memakai pakaiannya lalu menampar muka Mikey untuk menyadarkan dari lamunannya.

"Anjim!! Sakit Liv!" protes Mikey.

"Elu sih ngelamunnya parah, gue panggil gak nyaut" bentak Livi.

"Dasar!"

"Ayo elu naik ke ranjang!"

"Iyeeeee"

Mikey langsung naik ke ranjang, lalu menunjukan kakinya yang keseleo. Livi mengoleskan balsem ke pergelangan kakinya, lalu dia mengurutnya. Mikey beberapa kali meringis ketika Livi membetulkan urat dan otot di pergelangan kakinya.

Setelah selesai mengurut pergelangan kaki, Livi duduk di sebelah Mikey. Dia membalut pergelangan kakinya dengan torniket.

"Liv?"

"Apa?"

"Lu pacaran sama Opik ya?"

"Enggak lah, emang kenapa elu berpikir begitu?"

"Ya gue liat elu berduaan sama Opik di sini tadi, gue jadi curiga kalo kalian abis ng*w*, terus pas MOS kemarin, elu dan Opik ada di pabrik teh malem malem"

"Anjim Mikey! Elu su'udzon aja ama gue!" bentak Livi sambil menampar pipi Mikey lagi.

"Ya gimana lagi atuh, kalian berdua di balik gorden, terus gue mergokin elu cuman pake cangcut"

"Kita gak ada apa-apa kali, emang tadi gue ganti baju sesaat setelah si Opik keluar, kan dia tadi ngobrol dulu sama elu diluar?"

"Iya kali Liv, sorry yah hehehe, gue cuman gak suka aja elu deket sama Opik"

"Kenapa lu gak suka? Emang elu pacar gue?"

"Bukan sih, tapi gak tau aja hati gue ngerasa gak enak kalo elu deket sama cowok lain"

"Cie-cie, elu cemburu sama gue? Hahahaha"

"Njiiir!! Udah ah! Jadi ngelantur kemana wae!"

"Elu sendiri yang ngelantur"

"Ah iya yah hehe"

"Kata cewek lu bilang, kalo elu dulu naksir sama gue ya?"

"Aduh malu euy haha"

"Si anjim! Pake malu segala, ngaku hayoo"

"Iya sih Liv, tapi gue juga naksir sama si Erna"

"Huh!! Dasar maruk lu!! Masa dua cewek langsung digebet?"

"Abisnya kalian pada cakep-cakep sih, jadi gue gebet aja hahaha, lagian kita dulu sekelas"

"Gue udah lama gak ketemu si Erna, apa kabarnya ya?"

"Gak tau, dia kan sekolah di SMA Gunung Kelud bareng sama Nia"

"Mereka anak badung, jadi sekolahnya di sana"

"Elu juga badung Liv!"

"Kita semua badung kali, kecuali si Iman"

"Anjiir!! Dia mah anak paling culun"

"Culun sih culun, tapi dia mah orangnya jinak-jinak merpati"

"Masa sih?"

"Elu tau cerita itu gak? Itu yang pas nginep di rumah Nita, yang kerja kelompok Bahasa Indo?"

"Elu tau juga cerita itu?"

"Iya Key"

"Kok gak ngasih tau gue sih?"

"Itu permintaan Nita sih Key, baginya kejadian itu aib, dia gak mau elu tau"

"Tapi kan Nita gak ikutan pesta? Dia dan Ririn malah pindah kamar pas Erna dan Nia bersama anak-anak cowok"

"Dia bilang gitu sama elu?"

"Iya"

Livi mengernyitkan dahinya seakan terkejut denger pernyataan Mikey. Dia lalu mengangguk-angguk tidak jelas.

"Bener Key, omongan Nita bener, dia itu udah suka sama elu dari dulu, jadi gue bersyukur akhirnya dia jadian juga sama elu"

Mikey memandang wajah Livi. Mata sipitnya tampak berkaca-kaca. Dia jadi heran dengannya.

"Lu kok kayak mau nangis Liv?"

"Enggak, ngarang aja lu"

"Itu mata lu berkaca-kaca"

"Gue kelilipan, banyak debu di ruangan ini"

Tiba-tiba aja Mikey menyentuh pipi Livi yang putih kemerahan. Dirinya menyeka air mata yang keluar dari matanya. Seketika itu Livi pun kaget.

"Tuh kan nangis?"

"Gue bilang enggak!"

"Ini mata lu ngeluarin air mata"

"Itu dari kelilipan Key!"

Mereka mendadak terdiam. Mikey jadi merasa canggung dengan Livi. Dia sepertinya menyimpan rahasia. Mikey mengetahuinya karena disaat Livi bersyukur kalau Mikey menjadi pacar Nita tiba-tiba saja mata Livi berkaca-kaca. Mikey kemudian memegang tangan kiri Livi, lalu menaruhnya tepat di dadanya.

"Elu ngapain?"

"Rasain detak jantung gue?"

"Emang kenapa?"

"Kenceng kan?"

"Iya?"

"Ujug-ujug aja gue deg-degan kayak gini Liv"

"Gue gak ngerti"

"Gue juga sama"

Mikey melepas tangan Livi, tapi dia langsung megang tangannya lagi dan meremasnya.

"Kenapa di lepas Key?"

"Kan udah beres cek jantungnya?"

"Tapi gue masih pengen pegangan tangan sama elu"

"Hmmm... aneh? Yaudah deh sekalian aja lu bersandar di bahu gue"

Livi langsung menurut, dia menyandarkan kepalanya di bahu Mikey.

"Liv, elu masih jomblo?"

"Iya"

"Kenapa ya cewek secakep elu masih jomblo?"

"Gak tau Key, gak laku kali"

"Ah gak mungkin, dulu aja banyak cowok yang naksir sama elu, ya termasuk gue"

"Gue mah gak mau sembarangan punya pacar, harus cowok yang baik"

"Kenapa gak sama si Opik?"

"Opik cowok gak bener, dia suka permainkan cewek, mentang-mentang ganteng dia"

"Terus progres elu sama Donnie gimana?"

"Lancar Key, tapi kayaknya ada saingan deh, si Fera"

"Iya sih, dia minta bantuan gue juga buat deketin Donnie"

"Berat euy lawan dia mah, udah cakep, baik, pake jilbab, taat agama lagi, lah gue malah sebaliknya! Ditambah gue itu beda agama"

"Hey, jangan ngomong gitu Liv! Mau muslim atau non muslim, semua orang itu sama, yang penting hatinya tulus... lagian gue mah dukung elu kok Liv, gue udah kenal lu lama, jadi gue tau luar dalam elu"

"Elu belum tau semua daleman gue kayak gimana?"

"Tau lah, tadi elu pake daleman warna ungu kan?"

"Bukan itu gobl*k!"

"Hahahahaha"

Lama-lama bahu Mikey pun pegal juga dijadikan sandaran oleh Livi. Akhirnya Mikey berbaring di atas ranjang. Livi malah ikutan berbaring di sebelahnya. Dia berbaring dengan menempatkan kepalanya di dada Mikey sambil meluk tubuhnya.

Mikey benar-benar tidak menyangka bisa tidur dengan posisi seperti ini dengan Livi. Padahal biasanya Mikey suka seperti ini juga dengan Lina di ruangan yang sama.

Livi mengusap dada Mikey, terkadang dia mencubit perutnya yang bergelambir. Mikey pun secara tak sengaja meluknya sambil membelai kepalanya.

"Key, gue ngantuk"

"Tidur atuh!"

"Elu juga tidur!"

"Iya"

Mereka pun akhirnya tertidur pulas. Mereka terbangun jam 5 sore ketika ada orang yang mengetuk pintu ruang UKS. Orang itu adalah Pak Enjang. Untungnya dia tidak masuk ke ruang UKS jadi dirinya bisa selamat.

Begitu Livi menghampiri Pak Enjang, Mikey kabur lewat jendela samping agar tidak kelihatan oleh Pak Enjang. Setelah keluar, dirinya langsung pergi menuju tempat parkir untuk membawa motor sambil menunggu Livi keluar.

Sore itu mereka pulang bersama. Mikey mengantar Livi pulang ke rumahnya yang searah dengan rumahnya.

#Bersambung