Zombie Hunter, sebuah game misterius yang telah membawa satu tim yang beranggotakan dua puluh orang masuk ke dalam dunia pararel. Sehingga kedua puluh orang itu terjebak di sebuah kota mati yang dipenuhi dengan jutaan zombie.
Seakan di dunia tersebut telah terjadi hari kiamat, hanya dipenuhi dengan mayat hidup yang sangat menyeramkan. Mereka akan menyerang manusia dengan cara membabi buta.
Tapi bagaimana kalau ternyata game tersebut telah membuat peraturan bahwa hanya satu orang saja yang memiliki kesempatan untuk menang dan bisa keluar dari dunia yang mengerikan itu? Akankah ada yang berhasil selamat?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35
Nafas Alex terengah-engah memandangi darah ditangannya. "Lio-Liondra, punggung... punggung kamu terluka."
Rupanya sebelum Alex dan Tian tiba di toko pakaian, Raka dan Liondra terlibat perkelahian yang mengakibatkan punggung Liondra terkena luka tusukan pisau oleh Raka. Mungkin karena Raka merasa bahwa seharusnya Liondra mati kalau seandainya dia tidak menyelamatkannya waktu itu.
Liondra yang wajahnya semakin terlihat pucat, dia tidak bisa menahan keseimbangan tubuhnya. Beruntung Alex segera menangkap tubuh Liondra, memeluk tubuhnya dengan erat. Dia berkata dengan mata berkaca-kaca, "Liondra, bertahanlah! Aku akan berusaha untuk membawa kamu keluar dari dunia yang mengerikan ini."
Namun, Liondra tidak sanggup untuk berkata satu patah katapun, mungkin karena dia sangat merasakan tubuhnya semakin melemah, telah banyak darah yang keluar dari punggungnya.
Raka menggunakan kesempatan ini untuk menyerang Alex dan Liondra, walaupun kakinya sangat merasakan sakit, tapi dia berusaha untuk bangkit sambil memegang sebilah pisau.
Alex sangat menyadari pergerakan Raka, dia segera membantu Liondra untuk duduk sambil menyandarkan punggungnya ke dinding. Kemudian dia berlari mendekati Raka yang sedang berusaha untuk bangkit.
Bugh!
Alex menendang kaki Raka yang terluka, membuat Raka merintih kesakitan. Bahkan pisau yang ada di dalam genggamannya terlempar jauh.
"Aarrkhh..."
Alex duduk di perut Raka, dia terus melayangkan pukulan keras ke wajah Raka dengan membabi buta.
Bugh!
Bugh!
Bugh!
"Brengsek! Aku tidak akan pernah memaafkan kamu." Alex berkata sambil menangis.
Pukulan demi pukulan terus Alex layangkan pada wajah Raka. Dia benar-benar sangat marah kepada pria itu, karena telah tega melukai Liondra.
"A-alex..." Liondra berusaha untuk menenangkan Alex, walaupun dia sudah tidak sanggup untuk bangkit dari tempat duduknya. Dia masih terduduk sambil menyandarkan punggungnya ke dinding. Nafas wanita itu nampak tersengal-sengal.
Alex berhenti menghajar Raka. Pria itu segera berdiri sambil terengah-engah memandangi Raka dengan tatapan matanya yang tajam.
"Uhukkk... uhukkk..." Raka terbatuk-batuk, wajahnya telah dibuat babak belur oleh Alex.
Mereka melihat ada Tian berlari ke lantai 2, pria itu terlihat sangat panik. "Pintu sebentar lagi akan jebol, Lex. Kita harus melarikan diri."
Alex, Raka, dan Liondra sangat terkejut mendengarnya.
Kemudian Tian nampak terkejut saat melihat Liondra yang punggung telah terluka, "Liondra, punggung kamu..."
Tian tidak kuasa untuk meneruskan perkataannya. Dia sangat terpukul melihat keadaan Liondra.
"Ka-kalian pergilah! Aku... aku akan menahan mereka!" Lirih Liondra dengan nafas terputus-putus.
Alex menggelengkan kepalanya, "Gak, Liondra. Aku tidak akan pernah meninggalkan kamu. Kita harus pergi bersama."
"Tapi Alex..."
Alex tidak ingin mendengarkan protes dari Liondra. Dia tidak rela jika seandainya Liondra mengorbankan dirinya demi keselamatan dia dan Tian.
Alex segera berjongkok di depan Liondra. "Naiklah ke punggungku!"
Liondra menggelengkan kepalanya, "Aku tidak ingin menjadi beban kamu. Aku sudah..."
Alex memotong perkataan Liondra. "Kamu bukanlah beban untukku. Aku akan melakukan cara apapun agar kita bisa keluar dari sini. Aku akan menyelamatkan kamu."
Doorrr!
Doorrr!
Aaarggkkhh!
Aarrggkkhh!
Suara dobrakan pintu dan suara raungan zombie semakin terdengar jelas. Mungkin karena suara tembakan yang dilepaskan oleh Alex kepada Raka telah memancing banyak zombie berdatangan untuk masuk ke toko pakaian tersebut.
Tian membantu Liondra agar tubuhnya berada di punggung Alex. Alex pun segera berlari sambil menggendong Liondra, menaiki anak tangga menuju rooftop.
"Jangan tinggalkan aku! Aku mohon! Aku mohon!" Pinta Raka kepada Tian. Raka terlihat sangat ketakutan sekali. Tapi dia sangat kesulitan untuk berdiri, karena kakinya terluka parah.
Tian menendang pisau milik Sena ke arah Raka. Dia berkata sambil mengepalkan tangannya, "Maaf, aku tidak bisa menolong kamu. Seandainya kamu tidak melemparkan botol ke bawah, Riska pasti masih hidup. Aku sangat kecewa padamu. Jadi lindungilah dirimu sendiri dengan pisau itu."
Setelah berkata seperti itu, Tian pun segera berlari menyusul Alex.
"Tian, aku mohon jangan tinggalkan aku! Jangan tinggalkan aku!"
Raka berusaha untuk bangkit, tapi lagi lagi dia terjatuh ke lantai. Kakinya sangat kesakitan sekali.
"Aaaaahhhh...!"
BRAAKKK!
Dan pintu pun akhirnya telah hancur. Segerombolan zombie berbondong-bondong masuk ke dalam toko pakaian tersebut. Bahkan banyak yang berlarian ke lantai 2.
AAARGGKKHH!
AAARGGKKHH!
AARRGGKKHH!
walaupun aturan mainnya hanya satu orang yg menang dan dipastikan bisa selamat, tapi msh berharap Alex, Liondra dan Tian bisa selamat dan keluar dari situ
Kira2 Liondra bisa selamat enggak ya? dengan darah yang terus merembesss, sedang zombie jika memciumm bau darah seperti manusia yang menciumm bau duitt warna merahh 🤭
Alex dan Tian...bagaimanapun caranya kalian bertiga harus selamat, meski harus melawan syistem...kalian harus bisa keluar dari dunia portal yang menyesatkan..
Memang Raka sungguh terlalu, ambisi dan keserakahan sudah menutup akal sehatnya 😱. Bahkan wanita yang "katanya" sempat disayang akhirnya dijadikan lawan 😉😞.
Apa iya hanya sampai di sini kisah Alex dan Liondra? Akankah Liondra masih bisa untuk bertahan ....