Luka Yang Tak Kunjung Sembuh

"Eh udah ga ada kayu bakar nih"ucap gio

"Yaudah kita pergi cari kayu bakar,yang cewek-cewek di tenda aja,yang laki-laki pergi nyari kayu"ucap raka

"Eh gue ikut dong nyari kayu nya"ucap aira

"Gausah ra udah malam gini malah mau ikut"ucap arvin

"Gue berdua sama aira ikut deh,biar nadya sama citra jaga di tenda"ucap luna

"Yaudah aira sama arvin di gue,lo berdua sama gio aja,gapapa kan?"ucap raka

"Oke deh gapapa gue sama gio aja"ucap luna

"Yaudah kalian hati-hati jangan mencar,terus jangan lama-lama oke?"ujar raka

Kini mereka pergi mencari kayu untuk di bakar untuk menghangatkan badan mereka,gio dan luna ke arah kanan sedangkan raka,aira,dan arvin ke arah kanan

......................

"Aduh mana banyak nyamuk lagi"ucap arvin

"Gausah banyak ngeluh deh vin,cari aja sana kayunya cepet" ucap raka

"Iya ntar keburu kemaleman lagi"ujar aira

"Iya-iya"ujar arvin

Mereka tengah sibuk mencari kayu bakar,susah sekali mencari yang kering karena disini lebih banyak yang basah.

"Aduh guys gue mau buang air kecil lagi"ujar aira

"Di bawa sana tu ada sungai,turun aja ke sana"ujar raka.aira terdiam karena takut turun sendiri tapi mu untuk di temani.

"Kenapa?takut?mau di temenin?"ujar raka

"Gausah,gue turun sendiri aja"aira berjalan turun kebawah dan di perhatikan oleh raka dan arvin

"Ntar dia kalau di makan hewan buas gimana Rak"ujar arvin cemas

"Mana ada hewan buas disini dodol"ujar raka

"Temenin gih,takut dia kenapa-napa ntar"ujar arvin cemas

"Mesum lo,masa mau ngeliat cewe buang air kecil,yang ada dia ngatain kita cabul ntar,udah tunggin aja dia mah pemberani"jelas raka

"Yaudah deh,kalau dia kenapa-napa lo ya yang tanggung jawab"ujar arvin alu di balas anggukn oleh raka

Di sisi lain, Aira menuruni jalan setapak dengan perlahan karena licin. Ia takut tergesa-gesa, khawatir akan terpeleset. Namun, rasanya ia sudah berada di ujung dan sangat ingin segera keluar.

Aira akhirnya sampai di sungai bagian bawah. Saat sedang buang air kecil, ia merasakan hawa yang menyeramkan dan mencekam. Bulu kuduknya berdiri karena merinding. Ia menoleh ke belakang—begitu gelap dan sepi. Rasa takut mulai menghampirinya, tapi apa boleh buat? Jika meminta ditemani, mereka bisa melewati batas yang seharusnya, jadi Aira memutuskan turun sendiri.

Begitu selesai, Aira merasa seperti ada seseorang yang memperhatikannya. Ia menoleh ke sekeliling, tapi tidak ada siapa-siapa. Baru berjalan sekitar lima langkah, tiba-tiba seseorang membekapnya dari belakang. Ia tidak sempat berteriak, bahkan untuk sekadar meminta tolong.

Sudah beberapa menit mereka menunggu Aira, namun gadis itu tak kunjung datang menghampiri. Merasa khawatir terjadi sesuatu, mereka pun memutuskan untuk turun dan memastikan keadaannya. Mereka tidak peduli akan dicap apa nanti, karena rasa khawatir telah mengalahkan segalanya,Saat sampai di sungai mereka tidak menemukan aira sama sekali.

"Rak jangan-jangan dia di makan hewan buas rak"ujar arvin panik.

"Ga mungkin vin,kalau hewan buas pasti aira sempat teriak minta tolong ke kita"ujar raka panik

"Tau jangan-jangan dia udah balik tenda duluan karena takut"ujar arvin berusaha berfikir positif

"Kita cari bagian sini aja dulu,siapa tau di tersesat,ntar kita pulang malah ga ada dia lagi"ujar raka,Kini mereka pun mencari aira meneriaki nama aira agar aira menghampiri mereka.