NovelToon NovelToon
Cinta Di Ujung Perceraian

Cinta Di Ujung Perceraian

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Nikah Kontrak / Angst
Popularitas:14.6k
Nilai: 5
Nama Author: ainuncepenis

Terpaksa menggantikan sang kakak untuk menikahi pria yang tidak diinginkan kakaknya. Menjalani pernikahan lebih dari 3 tahun, pernikahan yang terasa hambar, tidak pernah disentuh dan selalu mendapatkan perlakuan yang sangat dingin.
Bagaimana mungkin pasangan suami istri yang hidup satu atap dan tidak pernah berkomunikasi satu sama lain. Berbicara hanya sekedar saja dan bahkan tidak saling menyapa
Pada akhirnya Vanisa menyerah dalam pernikahannya yang merasa diabaikan yang membuatnya mengajukan permohonan perceraian.
Tetapi justru menjelang perceraian, keduanya malah semakin dekat.
Apakah setelah bertahun-tahun menikah dan pada akhirnya pasangan itu memutuskan untuk berpisah atau justru saling memperbaiki satu sama lain?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 4 Tekanan.

"Aku berharap Mama percaya," batinnya dengan dek-dekan.

"Kapan kamu melakukannya?" tanya Sarah.

"Kemarin," jawabnya dengan tenang.

"Lalu kenapa kamu tidak hamil juga sampai saat ini?" tanya Sarah.

"Karena aku sendiri juga belum ingin memiliki anak," jawab Vanisa dengan gugup.

Sarah dengan cepat langsung menggeplak kepala Vanisa.

"Kamu ini benar-benar sangat bodoh. 3 tahun pernikahan kamu belum bisa melakukan apa-apa. Vanisa kenapa kamu tidak pernah bisa menggunakan kesempatan yang sudah ada hah! Kamu seharusnya awal-awal menikah sudah memiliki anak, memikat hati suami kamu dan hidup bahagia bersama suami kamu dengan harta yang melimpah,"

"Tapi apa yang kamu lakukan hah! Kamu sebagai istri hanya diam saja yang tidak memperdulikan diri kamu dan juga masa depan kamu. Jika kamu seperti ini terus kamu bisa-bisa akan kembali kepada tempat kamu dan bagaimana jika Angela tiba-tiba kembali hah! Sementara kamu belum bisa menjadi apapun!" tegas Sarah yang marah-marah kepada Vanisa dan sejak tadi Vanisa hanya diam saja dengan kepala menunduk.

"Kamu harus tahu jika mama sudah melakukan semuanya untuk kamu. Kamu sudah diberi kesempatan menjadi istri seorang anak kolong merat dan kamu tidak bisa menggunakan kesempatan itu dengan baik dan hanya menjadi orang bodoh terus,"

"Kamu yang terlebih dahulu menikah dengan Arvin. 1 tahun kemudian Mohan menyusul dan kamu lihat mereka sudah memiliki anak. Tapi kamu masih saja seperti ini! Bagaimana kamu mau dipublikasikan sebagai seorang istri dan menantu Ronald. Jika kamu saja tidak bisa membujuk suami kamu dan juga mertua kamu agar kamu tidak hanya disembunyikan saja di dalam rumah ini!" tegas Sarah yang terus marah-marah.

"Angkat kepala kamu dan lihat Mama!" tegas Sarah.

Dengan perlahan kepala itu terangkat, tatapan mata Vanisa begitu takut melihat ibunya kalau sudah marah. Bagaimana tidak takut jika mata itu melotot sampai bola mata itu ingin keluar.

Dengan sangat tiba-tiba Sarah malah mencengkram pipi Vanisa yang membuat Vanisa kesakitan yang tidak bisa berbicara.

"Jika kamu terus memelihara kebodohan kamu seperti ini. Maka kamu tidak akan pernah mendapatkan apapun. Mama tidak mau tahu, kamu harus berusaha membujuk suami kamu dan juga mertua kamu agar kamu secepatnya dipublikasikan. Orang-orang harus tahu jika kamu adalah istri dari Arvin Anata Bagaskara. Jangan sampai status kamu sebagai istri jadi hilang karena kebodohan kamu!" ucap Sarah dengan penuh penegasan dan langsung melepaskan cengkraman itu dengan kasar yang membuat wajah Vanisa kesamping.

"Mama benar-benar capek menghadapi kamu!" umpat Sarah dengan penuh kekesalan dan langsung pergi dari hadapan Vanisa dan dia juga membawa paper bag yang tidak tahu apa isinya itu keluar dari rumah itu begitu saja.

"Jangankan Mama. Aku sendiri juga capek menghadapi hidup ku. Hidupku yang terus berada dalam penjara yang tidak tahu kapan akan terbebas," batin Vanisa dengan air matanya yang jatuh.

Itulah dia yang hanya menjadi penurut dan tidak bisa bertindak apapun.

Dratttt Dratttt Dratttt Dratttt Dratttt Dratttt Dratttt.

Ponsel Vanisa yang berdering membuat Vanisa melihat ke sofa yang melihat panggilan itu dari Mita.

"Hallo Vanisa!"

"Iya Mitha," sahut Vanisa.

"Vanisa aku boleh minta tolong kamu. Aku hari ini ada sidang. Aku menitipkan Mahira kepada kamu apa boleh?" tanya Mitha.

"Boleh. Kamu bawa saja dia kepadaku. Aku sedang di rumah dan tidak kemana-mana," jawab Vanisa.

"Baiklah Vanisa. Aku memang sedang jalan ke sana dan sebentar lagi sampai," ucap Mitha.

"Aku menunggu," sahut Vanisa yang akhirnya mematikan panggilan telepon tersebut. Vanisa menarik nafas panjang dan membuang perlahan ke depan.

******

Tingnong.

"Sebentar!" sahut Vanisa yang buru-buru membuka pintu Apartemen.

"Aunty!" Vanisa yang langsung disambut anak kecil yang ceria yang melambaikan tangan.

"Ya. Ampun Mahira!" Vanisa yang berjongkok dengan memeluk bocah cantik yang menggemaskan itu.

"Ayo masuk, Kak!" ajak Vanisa pada Mitha dan Vanisa yang sudah masuk terlebih dahulu dengan membawa anak kecil itu dengan jalan Vanisa mengikuti jalan yang lambat itu.

"Kamu tidak sibuk, kan?" tanya Mitha.

"Tidak, Kak .... aku sangat senang sekali jika Kakak terus menitipkan Mahira kepadaku. Di rumah ini juga tampak sepi," jawab Vanisa.

"Kalau begitu lain kali kamu harus rajin-rajin keluar jangan hanya mengurung diri saja," ucap Mitha memberi saran yang membuat Vanisa menganggukkan kepala.

"Kakak belum berangkat?" tanya Vanisa.

"Sebentar lagi. Aku mau memeriksa berkas-berkas dulu," jawab Mitha yang terlihat memeriksa beberapa dokumen yang sejak tadi diabaikan.

Vanisa yang sekarat duduk di atas karpet menemani Mahira yang sudah mulai bermain. Di rumah Vanisa memang banyak sekali mainan Mahira yang mana keponakan suaminya itu memang sering berkunjung kerumahnya.

Vanisa mengangkat kepalanya yang memperhatikan Mitha yang masih sibuk dengan pekerjaannya.

"Kasus apa yang Kakak tangani?" tanya Vanisa.

"Apa lagi juga bukan perceraian," jawab Mitha.

"Aku seringkali mendengar pasangan yang bercerai. Siapa yang menggugat cerai?" tanya Vanisa.

"Apa pihak wanita?" tanyanya lagi.

"Kamu benar Vanisa! tingkat perceraian di negara kita ini semakin banyak. Banyak istri yang menggugat cerai suaminya," ucap Mitha.

"Apa gugatan cerai akan diterima pihak pengadilan begitu saja. Lalu apa ada gugatan yang tidak diterima pihak pengadilan?" tanya Vanisa yang tiba-tiba saja sangat tertarik untuk membahas masalah perceraian.

"Tidak semua gugatan diterima pengadilan, banyak pertimbangan pengadilan untuk menolak gugatan tersebut," jawab Mitha.

"Apa alasan pihak pengadilan tidak menerima gugatan perceraian. Jika kedua pasangan itu benar-benar sudah ingin bercerai?" tanya Vanisa.

"Karena alasan yang sangat tidak masuk akal. Terkadang pasangan suami istri hanya bosan, lalu memutuskan untuk bercerai. Jadi sangat wajar saja pihak pengadilan tidak mudah untuk menerima gugatan mereka," jawab Mitha.

"Memang rata-rata kasus yang Kakak tangani tentang perceraian alasan apa?" tanya Vanisa.

"Orang ketiga, ekonomi dan pertengkaran terus-menerus. Tidak ada lagi kecocokan yang membuat pasangan suami istri kerap kali berbeda pendapat dan terus saja ribut yang bisa mempengaruhi psikologis kedua belah pihak dan lebih baik untuk berpisah dan pihak pengadilan juga tidak bisa menolak gugatan itu," jawab Mitha.

"Orang ketiga. Mana mungkin itu menjadi alasannya. Aku saja tidak tahu apa ada orang ketiga di rumah tangga kami yang bukankah aku yang menjadi orang ketiganya. Lalu ekonomi. Bagaimana mungkin permasalahan ekonomi menjadi alasan. Secara materi semua kebutuhan ku terpenuhi dan pertengkaran terus-menerus. Jangan bertengkar, berbicara lebih dari satu paragraf saja kami tidak pernah," batin Vanisa bergerutu di dalam hatinya.

Ada niat untuk mengajukan gugatan perceraian, tetapi bingung harus memberikan alasan apa. Karena alasan yang diberikan iparnya itu yang memang seorang pengacara tidak ada yang masuk di dalam kehidupan.

"Vanisa!" tegur Mita.

"Iya," sahut Vanisa dengan cepat.

"Kamu kenapa melamun seperti itu?" tanya Mitha.

"Tidak apa-apa," jawab Vanisa.

"Kamu tiba-tiba saja sangat tertarik membicarakan masalah perceraian dengan ku. Kamu sedang tidak punya rencana untuk berpisah bukan?" tanya Mitha dengan menatap penuh curiga Vanisa.

Mata Vanisa yang terbelalak kaget dan langsung menggelengkan kepala dengan cepat.

"Tidak! Kakak memikirkan apa. Mana mungkin ada pikiran seperti itu dalam diriku," sahut Vanisa dengan tersenyum tampak terpaksa yang berusaha menutupi rasa panik di wajahnya.

Bersambung......

...Saya minta doanya buat para pembaca agar permasalahan saya yang sangat berat ini dapat di selesaikan. Doakan saya agar bisa menghadapi kesulitan ini. Mohon doanya para readers....

1
Naufal Affiq
lanjut thor
Teh Euis Tea
syukurlah vanisa selamat
mbok Darmi
sebenarnya yg paling bodoh disini arvin dia hanya boneka ortu nya laki2 plin plan ngga tegas ngga salah vanisa menuntut cerai bisa matikan berdiri punya suami modelan arvin
meris dawati Sihombing
Othor fokus dong ngetiknya, bnyak typo..ceritanya jg jgn terus menjatuhkan mental orng, dah 3 thn hrsnya sdh berontak.
meris dawati Sihombing
bnysk banget typonya..nm bersalahan
Warung Sembako
emak durjana..
mbok Darmi
mampuss kamu sarah karena mulut ember mu sekarang nasib vanisa diujung tanduk bener kata daniel kamu manusia egois yg ada didunia ini mengorbankan segala cara demi ambisi mu bukan kebahagiaan anakmu ya..sudah nikmati saja kalau vanisa dibunuh sama penculik nya kamu cuma bisa menyesal saja, dasar ibu lucknut matre
Herman Lim
gila vanisa sungguh sangat kasian apalgi dgn kata Arvin yg sangat kejam
Teh Euis Tea
emang benar semua itu gevara sarah yg ingin vanisa di akui publik jd vanisa di culik
mbok Darmi
arvin pembicaraan mu dgn penculik vanisa sedikit banyak membunuh vanisa secara perlahan hbs ini saat nantinya dia akan beneran di eksekusi penculik nya dia akan pasrah krn merasa hidupnya tdk penting bagi siapapun
Teh Euis Tea
nudah"an vanisa bisa selamat dan lepas dari orang yg menculiknya
Herman Lim
pasti ada yg menculik vanisa
Teh Euis Tea
duhhh siapa lg yg nyulik vanisa ya?
apa motifnya hingga vanisa yg di culik?
jd makin penasaran aku
mbok Darmi
Arvin kamu bener2 suami lucknut sampai usia pernikahan 3 tahun jamu tdk tau telp tempat vanisa kerja temen akrab nya juga tdk tau knp sekarang kamu repot2 cari vanisa yg ngga pulang biarin aja toh tdk menyusahkan kamu katanya ngga usah saling peduli itu cam kan, feeling ku vanisa diculik atas permintaan lara
mbok Darmi
coba dari awal vanisa tegas seperti ini ngga bakalan dia dijadikan sapi perahan ortu nya dan tumbal kemarahan mertua nya semua sdh terlanjur tinggal sekarang mantapkan hati untuk proses perceraian jgn mau mundur vanisa
mbok Darmi
tetap lanjutkan gugatan cerai mu vanisa buat semua orang yg selama ini meremehkan mu sadar diri mereka semua hanya mau memanfaatkan kamu saja mereka pikir kamu gadis yg lemah makanya mereka ngelunjak begitu juga arvin suami lucknut
Naufal Affiq
mantap👍
Teh Euis Tea
mantap vanisa, lanjutkan km berhak bahagia
Teh Euis Tea
nah gitu dong vanisa keluarkan uneg uneg km jgn diam aj, bila perlu lawan semuanya terutama ibumu dan mertuamu
Bunda HB
good job vanisa jgn mau di injak2 harga diri mu .km berhak bahgia wlo tdk bersama arvin. klrg toxic gk bgus buat km.....mending cerai dan see good bye 👋 🙂 😊
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!