Silvya karena kematian saudara kembarnya memutuskan bergabung dalam organisasi mafia saat berumur 17 tahun. kemampuannya dalam ilmu beladiri menjadikannya Ratu Mafia yang disegani. Ia tidak segan-segan menghabisi musuhnya saat itu juga.
karena sebuah penghianat dalam organisasinya menyebabkan dia mengalami kecelakaan tragis yang hampir meregang nyawanya.
Dokter Dika, niatnya menolong malah harus menikahi orang yang ditolongnya karena digrebek warga.
Bagaimana Silvya membongkar penghianatan dalam Wild Eagle dan menemukan dalang dibalik kematian saudaranya?
Bagaimana pernikahan Dokter Dika dan Silvya akan berjalan dan bagaimana reaksi dokter yang terkenal dingin itu saat mengetahui wanita yang dinikahinya itu adalah Ratu Mafia yang disegani?
Ikuti kisahnya, bukan plagiat jika ada kesamaan nama tokoh itu bukan kesengajaan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 22. Ringkus !!!
Dika tengah mondar mandir di luar toilet wanita. Ingin sekali masuk untuk mencari Silvya namun ia cukup sadar diri untuk tidak melakukannya.
"Haishhh… diman asih tu anak.. Kok lama banget timbang ke toilet aja. Jangan jangan pingsan lagi. Huft."
Khawatir, ya itu yang dirasakan Dika. Dia takut terjadi apa apa terhadap Silvya. Tak lama akhirnya Silvya keluar, Dika menghembuskan nafasnya tanda ia sangat lega.
" Kenapa lama banget sih."
"Maaf mas, tadi perutku agak sakit. Jadi butuh waktu lama di toilet."
Reflek, Dika langsung menyentuh kening Silvya. Mengajak gadis itu duduk lalu menyentuh perut gadis itu dengan lembut dan menekannya pelan.
Shit… sialan… bodohnya aku. Dia kan dokter. Huft… aku lupa tentang fakta itu, batin Silvya.
"Kayaknya nggak pa pa." Ucap Dika kemudian.
"I-iya mas. Udah nggak pa pa kok. Ya udah yuk pulang."
Tidak mau berlama lama karena takut terjebak dengan kebohongannya sendiri, Silvya segera mengajak Dika pulang. Dika hanya tersenyum kecil melihat tingkah kikuk Silvya. Dika tahu betul kalau Silvya tengah berbohong tapi ia membiarkannya.
Sepanjang perjalanan pulang Silvya diam saja. Ia tengah berpikir keras untuk meminta izin kepada Dika untuk keluar rumah sore ini.
"Ada apa, apa yang mau dikatakan?"
"Eh… mas… bolehkan aku keluar rumah sore ini?"
"Mau ke mana?"
"Ehmm..itu… Aku ada janji ketemu dengan teman temanku, apakah boleh?"
"Pergilah, aku bukanlah suami yang kejam yang tidak memperbolehkan istrinya untuk keluar rumah. Terus pulang atau tidak."
"Pulang mas… aku pulang."
Dika mengangguk dan tersenyum. Senyum yang sangat manis. Senyum yang sejujurnya tidak pernah ia perlihatkan kepada siapapun kecuali keluarganya dna sekarang selalu ia tunjukan kepada Silvya.
🍀🍀🍀
Silvya keluar dengan mengendarai motornya dan Dika hanya melihat dari jendela kamarnya di lantai dua. Lagi dan lagi, Dika merasa wanita yang berstatus sebagai istri siri nya itu mempunyai identitas yang tidak biasa.
Dika menimbang chip yang ada ditangannya yang ditaruh di sebuah tempat cincin bersebelahan dengan cincin berlian yang sebenarnya ingin ia berikan kepada Silvya malam ini. Dika sudah mempersiapkan itu dari kemarin namun sepertinya harus ia urungkan dulu sampai silvya kembali.
Dika mengambil ponselnya dan menghubungi orang kepercayaannya.
"Mat, carikan informasi mengenai Silvya Bellona Linford dia CEO dari Linford Transportation."
"Wohooo bos tumben tumbenan cari informasi tentang cewek."
"Mat, orang banyak bicara umurnya biasanya pendek.
" Siap bos laksanakan."
"Aku tunggu 10 menit harus sudah dapat."
"Apa yang benar saja bos 10 menit mana bisa begitu "
"Waktumu terpotong 2 menit. Jadi tinggal 8 menit."
Tuuuut….. Di Seberang sana orang yang dipanggil Dika dengan sebutan Mamat itu langsung menutup panggilan Dika dan mengerjakan tugas dari sang bos.
Disisi lain Silvya telah sampai di tempat persembunyian rahasia Wild Eagle. Dia memarkirkan motornya sekitar 10 meter dari tempat itu dan melepas penyamarannya lalu berjalan dengan tenang.
" Hey brothers… good evening."
"Q….??!?"
Semua terkejut melihat kehadiran Q di sana kecuali Ian tentunya. Semua memeluk Q satu persatu lalu memindai tubuh Q dengan mata mereka memastikan bahwa adik kecil mereka itu tidak kurang suatu apapun.
"Oh ayolah… Aku tidak apa apa."
" Q, kami sangat khawatir padamu. Kamu sama sekali tidak bisa dilacak bahkan sinyal yang kami kirim kamu juga tidak merespon." Ucap Drake.
"Aku juga heran tentang itu, Q apa yang terjadi sebenarnya?" Sekarang Ia yang bertanya.
Silvya pun menceritakan peristiwa penyerangan yang ia alami satu setengah bulan yang lalu. Ia menjelaskan semuanya, tentang dia yang hampir tewas dan ditolong seseorang hingga ia bersembunyi di rumah orang yang menolongnya. Tapi Silvya menyembunyikan fakta dia telah menikah. Ia masih belum bisa dan belum siap memberitahu kepada saudara saudaranya itu.
"Q apa mungkin chip yang ada di tubuhmu diambil saat kamu diobati."
Deg…
Silvya melupakan tentang itu. Bisa jadi itu terjadi, dan bisa saja Dika yang mengambil chip tersebut sehingga dia sama sekali tidak bisa dilacak oleh Drake.
"Sudah tidak usah dibahas dulu kita fokus dengan ini."
Silvya mengeluarkan tablet miliknya lalu memperlihatkan rekaman cctv yang sudah dipulihkan oleh Mr. Sun.
Semua yang ada di sana fokus melihat layar tablet tersebut. Awal awal mereka masih terlihat biasa namun lama kelamaan ekspresi wajah mereka begitu geram dan marah.
"Brak….. Brengsek." Geoff menggebrak meja dengan sangat marah.
"Ya Tuhan…. Apa ini… mengapa dia tega begin?" Ucap Drake.
Semua menghembuskan nafasnya dengan kasar. Mereka sungguh tak habis pikir jika salah satu dari mereka ternyata tega berkhianat kepada organisasi yang sudah membesarkannya.
"Q apa yang harus kita lakukan."
"Ringkus dia dalam keadaan hidup."
TBC
keputusan yg tepat
kalo kena serangan jantung kan bisa gawat
/Frown//Frown//Tongue//Tongue//Tongue/