"Aku mencintai Akselia Hanum tidak perduli dia berasal dari garis keturunan siapa, aku berjanji akan membawa cintaku hingga ke surga untuknya, aku akan menjaga dan melindunginya, aku akan berada disisinya walau apapun yang terjadi" gumam Aksara Banyu seraya menatap lirih wanita berbalut kebaya putih yang nampak menangis ditengah para tamu undangan pernikahannya. Acara pernikahan yang seharusnya berlangsung sakral dan meriah itu berubah menjadi bencana untuk keluarga besar seorang pengusaha besar Arman Hamdi, saat calon mempelai pria memutuskan membatalkan pernikahan itu sesaat sebelum ijab qabul dilaksanakan, Dirga Grahana sang calon suami Akselia Hanum memilih mundur dari pernikahan itu setelah mendengar nama asli dari Ayah kandung Akselia Hanum.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon snow white, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 23
"Kita berada di rest area arah Jakarta ke Tasikmalaya" jawab Aksara seraya menatap Akselia
"Astaghfirullah Mas... kok jauh sekali Mas" ucap Akselia terkaget
Mendengar itu,Aksara menatap Akselia dengan tajam seraya mengerutkan keningnya.
"Hhhmmm... lupa atau pura-pura lupa ya,yang minta buat pergi jauh dari Jakarta itu siapa?" ucap Aksara tanpa berhenti menatap Akselia
"Eehhh... tapi kan maksudnya gak mesti sejauh ini juga Mas?" ucap Akselia pelan
"Jadi,mau lanjut atau balik ke Jakarta nih? perjalanan nya sama ini antara balik ke Jakarta atau terus ke Tasikmalaya" tanya Aksara
Akselia menunduk seraya menarik nafas panjang.
"Jika harus balik ke Jakarta itu artinya saya harus berada di rumah,saya harus bertemu Papa dan Mama,saya harus ke kantor bertemu dengan orang-orang yang notabene sudah melihat pernikahan ku hancur,dan yang paling sakit harus bertemu dengan Annira,yang sudah... ahhh... " batin Akselia
"Mas... itu... kalau kita ke Tasikmalaya,kita tinggal dimana?" tanya Akselia ragu-ragu
"Di rumah saya lah,tapi tenang saja kan ada bapak sama ibu saya di sana,gak perlu khawatir,saya gak berani juga bawa mba Akselia jauh-jauh kalau gak izin dulu sama orangtua" jawab Aksara lagi
Akselia kembali menarik nafas panjang.
"Baiklah... kita lanjutkan saja perjalanan ke Tasikmalaya nya Mas" ucap Akselia pelan
"Oke,kalau begitu kita shalat isya dulu baru lanjut biar perjalanannya enak gak mesti singgah lagi, in shaa Allah jam sebelas malam kita tiba di Tasikmalaya nya" ucap Aksara
"Hhhmmm... oke" jawab Akselia singkat
Mereka pun bergegas melaksanakan shalat isya dan melanjutkan perjalanan ke Tasikmalaya.
Hotel H*lt*n Kamar Dirga
Dirga nampak menggeliat sejenak lalu perlahan membuka matanya. kondisi lampu yang temaram membuatnya tidak bisa melihat kondisi kamar dengan jelas. dia pun meraba-raba hingga menemukan stop kontak lampu dan menyalakan lampu hingga terang. betapa kagetnya ketika dia mendapati dirinya tanpa satu lembar busana pun.
Kepalanya terasa sakit,dia mencoba mengingat apa yang telah terjadi. kemudian dia mencari ponselnya,ada banyak panggilan tak terjawab dan beberapa notifikasi masuk ke ponselnya.
"Arrgghhh... hari ini hari pernikahan ku dengan Akselia yang telah ku batalkan sendiri" gumamnya seraya merasa tangannya sakit
Dirga pun berusaha berdiri melangkah ke kamar mandi,lantai kamar mandi terasa basah seperti ada yang habis mandi. betapa terkejut dia melihat banyak bekas lipstik dan bekas memerah seperti gigitan didada dan perutnya.
"Apa yang terjadi sebenarnya ini?" gumamnya lagi
Dia pun berdiri dibawah shower,membiarkan air dingin mengguyur kepalanya. seketika muncul sekelebat bayangan dia sedang bercumbu dengan seorang wanita.
"Aarrgghh... siapa dia? apa aku bermimpi? siapa dia? tidak mungkin Akselia... Akselia aarrgghh... dimana kau sekarang?" gumamnya lagi seraya mengepalkan tinjunya.
Jam menunjukkan pukul sebelas malam saat mobil Aksara berhenti tepat didepan rumah orangtuanya. Aksara segera memberi kabar kepada Pak Arman,Paman Sugeng dan adiknya Gendis. mereka sangat mengkhawatirkan kondisi Akselia.
Akselia nampak tertidur. orangtua Aksara pun keluar rumah. setelah sebelumnya Gendis sudah menceritakan kejadian hari ini serta Aksara pun telah meminta ijin kepada kedua orangtuanya untuk membawa Akselia ke rumah mereka.
Pak Halim dan bu Khadijah pun menghampiri mereka.
"Assalamualaikum Pak,Bu" sapa Aksara
"Wa'alaikumussalam Nak,Alhamdulillah kalian sudah sampai,ayo masuk,sudah larut malam sekali ini" ucap sang ibu
"Iya bu,saya bangunkan mba Akselia dulu ya" ucap Aksara lagi
"Langsung masuk ke rumah ya begitu Nak Akselia nya bangun" ucap sang Bapak
"Baik Pak" jawab Aksara
"Mba Akselia... mba Akselia,kita sudah sampai ayo bangun dulu,kita masuk kedalam rumah" ucap Aksara
Akselia nampak menggeliat sejenak lalu membuka matanya perlahan-lahan.
"Sudah sampai mana Mas?" tanya Akselia
"Sudah sampai di rumah saya mba" jawab Aksara
"Oh ya,sudah jam berapa ini?" tanya Akselia
"Jam sebelas lewat lima belas menit mba" jawab Aksara
"Pinjam ponsel Mas Aksara buat ngabarin Papa sama Mama ya" ucap Akselia
"Sudah saya kabari mba" ucap Aksara
"Ohhh oke..." ucap Akselia seraya keluar dari mobil
Mereka melangkah masuk pun ke dalam rumah.
Nampak orangtua Aksara duduk diruang tamu menunggu mereka.
"Assalamualaikum bapak ibu" sapa Akselia kepada orangtua Aksara lalu menyalami mereka
"Wa'alaikumussalam Nak" jawab orangtua Aksara
"Saya Akselia Pak,Bu,saya anaknya Pak Arman atasannya Mas Aksara di kantor,saya minta maaf sebelumnya Pak Bu,sudah menggangu istirahat Bapak sama Ibu ya,dan maaf juga merepotkan Bapak sama Ibu datang jauh-jauh kesini,maaf ya" ucap Akselia dengan lembut
"Tidak apa-apa Nak Akselia,kau cantik sekali Nak, tetap sama..." ucapan Bu Khadijah terpotong
"Bu... sudah biarkan mereka istirahat dulu" ucap Pak Halim
"Eeehhh... iya... istirahatlah,Aksara tolong kamu antarkan Akselia ke kamar adikmu,biarkan Nak Akselia tidur di kamar itu" ucap Bu Khadijah lagi
"Baik bu" jawab Aksara
Aksara pun membawa Akselia ke kamar Gianna
"Tidurlah disini,ada kamar mandi didalam dilengkapi mesin penghangat air, tidak ada pendingin ruangan,soalnya suhu disini sudah dingin,ini sprei sama selimutnya baru kok, semoga mba Akselia betah ya" ucap Aksara
"Baik,terimakasih Mas Aksara,maaf merepotkan Mas Aksara lagi" ucap Akselia seraya tertunduk
"Oke,gak usah dipikirin,saya ambil barang-barang di mobil dulu ya" ucap Aksara seraya berlalu
Akselia pun melangkah masuk ke kamar itu dan merebahkan tubuhnya ke atas tempat tidur.
"Astaghfirullah ya Allah... Hamba lelah sekali ya Allah..." lirih Akselia kembali menangis
"Gadis itu tetap cantik ya Pak,masih sama waktu dia dibawa ke Jakarta sama Pak Arman,umurnya baru satu tahun saat itu" ucap Bu Khadijah pelan seraya berbaring disamping suaminya
"Hati-hati bu,pelan-pelan... jangan sampai keceplosan ngomong nya,belum saatnya dia tahu" ucap Pak Halim mengingatkan sang istri
"Iya Pak" jawab sang istri singkat
Jam menunjukkan pukul tiga dinihari. Aksara terbangun dan melangkah menuju kamar mandi saat melewati kamar Akselia,Aksara melihat lampu kamar itu nampak terang dari celah bawah pintu
"Hhhmmm apakah dia terbangun atau tidak bisa tidur ditempat yang baru ini?" gumam Aksara
Pagi menjelang,Aksara bangun agak kesiangan dengan terkejut dia terburu-buru melaksanakan shalat subuh. jam menunjukkan pukul setengah tujuh pagi. lalu melangkah ke kamar Akselia, pintu kamar itu nampak terbuka,tidak ada penghuninya didalam.
"Mba Akselia..." ucap Aksara seraya mengetuk pintu kamar mandi namun nihil
"Kemana dia?" gumam Aksara
Hotel H*lt*n
Pak Arman beserta keluarga besarnya dan Pak Sugeng nampak keluar dari hotel,mereka berencana pulang ke rumah.
"Bapak dan ibu kembali dulu ke rumah ya,biar saya selesaikan dulu urusan disini" ucap Arazka
"Baiklah, sebelum itu hubungi pihak Humas dan Protokol untuk membantumu ya Arazka" ucap Pak Arman
"Baik Pak" jawab Arazka singkat
Ditepi kolam renang,nampak Dirga berbaring dikursi santai seraya berjemur dengan memakai kacamata hitam. tiba-tiba
"Byurrr..." wajahnya tersiram orange juice
Dirga pun bergegas berdiri
"Sh*t... siapa itu?" serunya
"Gue... gue yang nyiram Lo br*ngs*k...,dasar b*nc* Lo" seru Alanna dengan emosional
"Alanna... s**l*n kamu" sengit Dirga balik seraya mendekati Alanna
Namun tiba-tiba Arazka berdiri tegap di hadapan Alanna
"Mau apa Mas Dirga?" tanya Arazka seraya menatap mata Dirga tajam
Dirga pun terdiam sejenak.
"Perempuan ini sudah kurang ajar,dia menyiram muka saya" sengit Dirga
"Ehh... B*nc*... jangankan nyiram muka Lo, gue bahkan bisa mencincang Lo sekarang juga" sengit Alanna balik
Dirga kembali ingin mendekati Alanna dan Arazka.
"Cukup Mas Dirga,ini tak perlu diperpanjang bukan?" ucap Arazka lagi dengan tajam
Dirga pun memilih berlalu. Alanna pun tetap berusaha merangsek kearah Dirga. namun tertahan oleh Arazka.
"Sudah cukup mba,jangan menambah masalah, bukan saatnya mencari masalah sama mereka sekarang,kita harus selesai kan masalah yang ada dulu,oke?" ucap Arazka tegas namun tetap menatap Alanna dengan tatapan teduh.
Saat itu juga Alanna langsung luluh.
"Duh... kok ganteng ya... ya Tuhan..." gumam Alanna
"Ohhh... oke... oke..." jawab Alanna terbata, jiwa kebucinannya mulai meronta-ronta
Mereka pun melangkah bersama menuju Ballroom hotel. ada banyak hal harus diselesaikan.
bahagia deh tasikmalaya disebut sebut dlm novel ini. karna aku berasal dari tasik Malaya. pencinta novel di aplikasi ini