Transmigrasi Villains Mother

Leleki yang berada diranjang itu terus menghela nafas pelan saat melihat anak kecil itu membalikan badan tak mau melihatnya..

seolah anak itu sedang marah..

lelaki itu jadi bingung sebenarnya anak ini marah kenapa?? ia kan tak melakukan kesalahan...

Beberapa menit kemudian posisi mereka tetap seperti ini leleki itu bingung harus bagaimana jika anak itu merajuk padanya!! karna ia tak pernah membujuk siapapun apalagi anak-anak...

meski ia punya anak tapi ia sama sekali tak pernah membujuk anaknya itu bahkan ia tak dekat dan terkesan cuek pada anaknya karna menurutnya anak kecil sangat merepotkan dan hanya seoonggok daging yang menjadi penerusnya.. tapi anak didepannya ini kenapa?? kenapa ia merasa hatinya tak tega saat anak ini merajuk heh seharusnya ia memarahinya kan? karna membuat seorang jendral perang ini kesal..

Heh.. yah benar ia harus memarahi anak ini karna membuat dirinya kesal..

"Ehem.." dehem lelaki itu namun bocah yang tak ingin disebut bocah ini tak kunjung berbalik..

"Sa- saya minta maaf!" ucapnya cepat membuat bocah kecil itu berbalik dan menatap pria itu..

Sedangkan pria itu tercenung heh.. bukankah niatnya untuk memarahi anak ini? kenapa mulutnya bilang minta maaf?? bahkan pada seorang raja pun ia tak pernah meminta maaf tapi kenapa pada bocah ini mulutnya berucap minta maaf?? heh? apakah bocah ini punya sihir? sihir untuk mengendalikan ucapan seseorang mungkin??..

Ah.. ia harus hati-hati pada bocah ini!! sepertinya bocah ini cukup berbahaya..

"Paman bica kah paman ulangi lagi apa yang paman ucapkan balusan!!" ucap Alicia menatap pria itu lekat, yang membuat pria itu entah kenapa merasa canggung kembali.

'Ck bisakah bocah ini tak perlu berbalik' teriak lelaki itu dalam hati entah mengapa ia jadi begini biasanya berhadapan dengan raja pun ia tak pernah begini.

"Lupakan" datar pria itu mengalihkan pandangan nya membuat anak perempuan yang memanggil namanya sendiri Cia itu menatap pria itu aneh..

"Maaf paman tadi Cia tak dengal paman bicala apa!" ucap Alicia.

"Lupakan yang saya ucapkan barusan;" ucap pria itu canggung.

"Tenapa halus dilupakan?" tanya Cia bingung...

"Tidak penting!" ucapnya.

"Tenapa tidak penting?" tanya Cia lagi..

"Bukan apa-apa!" ucapnya.

"Tenapa bukan apa-apa?" tanya Cia membuat pria itu agak kesal dengan kecerewetan bocah kecil ini yang anehnya ia malah menjawab semua pertanyaan nya..

"Paman tenapa paman diam saja? tak menjawab peltanyaan Cia?" tanya Alicia sembari memiringkan kepalanya gemas membuat lelaki itu membuang muka kesamping karna tak kuat dengan keimutan bocah yang ia yakini adalah bocah penyihir karna dengan bocah ini ia bahkan menjawab pertanyannya yang tak penting itu seakan mulutnya di kendalikan..

'Ck sialan kenapa imut sekali hah!! hah pasti bocah ini penyihir aku harus hati-hati!' batin pria itu.

"Hei paman tenapa paman menatap kecana?? Cia kan ada dicini!!" ucap Alicia sembari melambai-lambai kan tangannya merasa aneh dengan pria didepannya ini.

"Paman hei paman!!" ucap Cia lagi tapi masih tak digubris..

"Paman!!" Teriak Cia membuat pria yang sedang diranjang itu terjengkit kaget dan memegang telinganya yang terasa panas..

"Cerewet!" gumam lelaki

"Ciapa yang celewet paman?" ucap Alicia yang entah sejak kapan ada disamping lelaki itu membuat lelaki itu kaget.

"Ahkkk" kaget Lelaki itu hampir saja terjungkal kesamping..

"Paman Tenapa paman?? paman sepelti kaget?" tanya Alicia membuat lelaki itu berdecak.

"Tidak!" dingin lelaki itu.

"Owh Cia pikil paman kaget!" ucap Alicia santai duduk disamping pria itu tanpa rasa takut padahal lelaki itu sudah mengeluarkan aura dinginnya yang membuat siapapun menatap takut kearahnya..

"Paman?" tanya bocah itu lagi membuat lelaki itu kesal..

"Bisakah kamu diam bocah!" dingin pria itu yang membuat bocah kecil itu bukannya takut malah menatap pria itu aneh.

"Tenapa Cia halus diam? Cia kan mau belbicala kalna punya mulut!" ucap Alicia santai.

"Hais..."

"Pa__

"Bisa diam tidak!! atau kamu mau saya menghilangkan mulutmu yang cerewet itu bocah!'' ucap Pria itu tajam karna sudah tak kuat dengan kecerewetan bocah ini, namun Lelaki itu tiba-tiba tertegun dan merasa bersalah saat bocil cantik itu mentapnya dengan raut sendu yang anehnya tak ada raut ketakutan disana..

Sedetik kemudian ia kembali tertegun tak tau harus berbuat apa saat melihat air mata turun dari wajah cantik bocah ini.

"Hm maaf saya tak bermaksud memarahimu mmm sudah jangan menangis!" ucap lelaki itu canggung.

"Ciapa yang menangis?? Cia tak menangis!! ail mata cia tulun cendili hiks ail matanya nakal!" tangis bocah itu membuat pria itu panik.

Dengan gerak reflek ia memeluk tubuh kecil yang sedang menangis tapi tak mau mengaku itu,

Degh..

tubuh lelaki itu tersentak,Jantungnya terasa berdetak lebih cepat saat anak perempuan dipelukannya ini membalas pelukannya..

Nyaman.

Itulah yang ia rasakan, ia merasa memeluk tubuh ini sangat membahagiakan bahkan lebih membahagiakan dari pada pulang dari perang membawa kemenangan..

Sebenarnya ada apa ini?? kenapa reaksi tubuhnya seperti ini?? ia seperti punya ikatan tak kasat mata dengan bocah ini.

Saat bocah didalam pelukannya ini menangis entahlah hatinya merasa sakit? dan satu hal yang tak terduga menurutnya ..

ia bahkan reflek memeluk tubuh bocah kecil ini..

Bahkan ia nyaman sekali saat memeluk tubuh anak ini, ia pernah sesekali memeluk anaknya baik yang perempuan maupun laki-laki namun ia tak merasakan perasaan ini?

ia bahkan merasa asing dengan anaknya!!

Sebenarnya apa yang dilakukan bocah ini sampai dirinya bisa begini?? apa benar bocah ini penyihir? membuat ia yang anti anak-anak merasa senyaman ini dengan anak ini?

Hah.. entahlah..

"Aku yakin dia penyihir!" gumam lelaki itu yakin membuat Alicia bocah dalam pelukannya itu mendongak.

"Siapa yang penyihil paman?" tanya Bocah itu melepas pelukannya dan menatap paman itu membuat pria itu berdecak.

'Kenapa dia harus mendengarnya?' batin pria itu prustasi, karna pasti bocah cerewet ini akan makin cerewet dan membuat kepalanya pusing

Asik dalam lamunannya i suara pintu dibuka terdengar..

(Cklek)

Pintu dibuka dan masuklah seorang anak kecil yang sepertinya seumuran dengan anak perempuan ini namun badannya jelas lebih besar dan lebih tinggi dari anak perempuan ini.

"Cia apakah kamu mengganggu paman itu?" tanya bocah laki-laki itu membuat Anak perempuan itu buru-buru turun dari ranjang.

Degh

Tatapan pria dan anak laki-laki itu bertatapan membuat si lelaki tersentak melihat rupa dari anak laki-laki yang baru saja masuk itu.

*

*

*