I Love Tentara

Keesokan pagi aku pergi keluar dan melihat para tentara yang sedang berlatih, di situ aku melihat Abi mengomando para tentara itu, sebenarnya siapa Abi kenapa dia bisa memerintah para tentara lainnya, ketika aku ingin menghampiri Abi seseorang mencekal pergelangan tanganku "Eh mbak boleh bicara sebentar gak" Aku menoleh dan Aku melihat gadis yang kemarin ada di kantin, Aku ingat dia adalah anak dari embok Iyem "Mau bicara apa?" tanpa menjawab pertanyaan ku gadis itu langsung membawa ku pergi entahlah mau jadi dibawa kemana aku hanya mengikuti saja, sampai kita berada di taman yang ada kursi kayu yang sangat cantik

Kami duduk di kursi itu lalu gadis itu mengulurkan tangannya "Kenalin aku Seri, pasti kamu sudah tau aku kan dari mas Abi" apa katanya mas Abi, Aku tidak salah dengar dia menyebut Abi dengan mas, Tiba-tiba hatiku terasa saki apa aku cemburu karena Seri menyebut Abi dengan sebuatan mas. aku langsung menggeleng mana mungkin aku jatuh cinta pada Abi padahal kita saja baru ketemu.

"Kesya" Aku menjabat tangannya "umur kamu berapa?" "kepo" "Aku gak kepo kok cuma nanya soalnya selama ini aku gak pernah punya temen paling yang temenin aku cuma embok sama para tentara di sini" "Emang lo gak punya temen apa di sekolah" "sekolah aja enggak, di sini tu gak ada sekolah gak kaya di kota, kalo Aku hidup di kota aku pengen banget sekolah" "emang Cita-cita lo apa?" "jadi chef biar bisa terkenal soalnya dulu ada chef terkenal yang datang ke pulau ini dan masakin sekampung dan masakannya itu enak banget" Aku yang mendengar itu pun merasa kasihan aku yang sekolah sampai SMK pun tidak terlalu serius buat belajar apalagi mikirin Cita-cita, tapi tanpa aku ketahui banyak orang yang pengen sekolah tapi gak bisa karena di sebabkan berbagai macam faktor contoh saja seperti Seri dia ingin sekolah tapi tidak bisa kerena di pulau ini tidak ada sekolah terdekat.

"18" "hah apanya" "katanya lo tanya umur gue" "oh kirain kamu gak akan kasih tau aku" Seri tersenyum tulus melihat senyum Seri aku pun iku tersenyum aku rasa senyum itu menular. kita mengobrol sambil melihat pantai di depan sanah "jadi kakak mau kan jadi teman aku untuk selamanya" Aku menyuruh Seri memanggilku kakak aku memang tidak suka di panggil dengan sebutan mbak. "Iya" Aku mengacak-acak rambut Seri karena saking gemasnya, seri itu saat ini tengah berusia 16 tahun pantas saja sifatnya itu seperti anak kecil, aku dan Seri seperti adik perempuan yang ingin selalu di manja oleh kakaknya.

"Seri...... Seri...... Seri" itu adalah suara dari embok Iyem kurasa embok Iyem sedang mencari Seri "iya bok ini Seri mau kesanah" teriak Seri yang cukup kencang, kuyakin embok Iyem bisa mendengarnya karena setelah seri berteriak suara bok Iyem sudah tidak terdengar lagi "Kak aku nyamperin embok dulu ya" Aku hanya mengangguk, sebenarnya aku masih ingin bersama dengan Seri tapi apa boleh buat.

Aku kembali memandangi pantai yang sangat indah itu, sampai Aku tidak sadar ketika seseorang duduk di samping ku "mu kesanah" Aku menoleh dan mendapati Abi yang tengah duduk sambil memandangi pantai di depan sanah "emang bisa?" "ya bisa lah" "tapi gue kemarin mau kabur dari sini kok gak nemuin pantai?" "kamu yang salah ambil jalur, jadi gi mana mau gak kepantai kalo enggak ya udah" melihat Abi yang bangkit dari duduknya pun Aku langsung mencekal tangannya " gue mau" Abi tersenyum lalu menggandeng tanganku kita berjalan untuk menuju pantai, cukup sulit untuk menuju ke sanah karena jalan yang masih berbatu.

Kami pun sampai di pantai, pertama aku langsung bermain air laut dan berlari ketika ombak ke arahku aku tertawa karena sudah lama aku tidak ke pantai, merasa ada yang aneh aku pun berbalik badan di sanah Abi hanya diam sambil melihat ku bermain, seperti seorang Ayah yang tengah mengantarkan putrinya bermain, Aku menghampiri Abi dan menarik tangannya lalu membawa Abi ke pantai dan menyeburkan Abi ke pantai yang dangkal aku tertawa terbahak-bahak karena melihat wajah Abi yang hanya pasrah aku jailin "Hahaha... lucu banget muka lo bi hahaha" Aku memegangi perut ku yang keram karena terlalu banyak tertawa dan Abi mengangkat ku lalu "Byur... " Aku tercebur ke laut yang dangkal, Abi pun tertawa melihat wajahku yang kaget "itu balasan dari saya jadi poin kita satu sama" mendengar itu aku langsung bangkit dan mengejar Abi, jadilah kita Kejar-kejaan.

Tak terasa Aku dan Abi sudah lama di pantai kami pun melihat senja di pantai itu yang sangat indah "cekrek" Aku berbalik dan melihat Abi yang me fotoku secara diam-diam tapi kurasa dia gagal melakukan karena suara kamera dari ponselnya tidak di matikan jadilah aku tau "lo foto gue ya" "enggak kok ini aku lagi moto senja" Aku pun langsung merebut ponselnya dan kembali mefoto Abi "kenapa kamu foto saya?" Aku tersenyum lalu "dua sama jadi kita seri lagi, gue gak mau kalah dari lo paham" "oke kita saingan secara adil gimana" Abi mengulurkan jari kelingking nya Aku pun menautkan jari kelingking ku dengan jadi kelingking Abi "deal"

"ayo pulang" "enggak gue masih mau di sini" "kita harus pulang sebelum hari semakin gelap" "enggak gue tetep mau di sini kalo lo mau pulang pulang aja sendiri" "saya gak akan ninggalin kamu" "emang Eyak" "Kesyana ayo pulang emang kamu tidak lapar apa" "Abi gue punya permintaan" "nanti saja kalo kita sudah sampai di asrama" "enggak gue maunya sekarang" Aku mendengar telan nafas dari Abi ku rasa ia sudah lelah mengajak ku pulang "oke kamu mau minta apa" "gue mau nginep di sini"

"HAH..... "

***