NovelToon NovelToon
Where Are You?

Where Are You?

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen School/College / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Keluarga / Persahabatan / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Agnettasybilla

Kalea Ludovica—murid paling keras kepala seantro SMA Bintang dan salah satu murid yang masuk dalam daftar jajaran murid paling disegani disekolah. Masa lalunya yang buruk karena sering dikucilkan keluarga sampai kematian sang adik membuatnya diusir dari rumah ketika masih berusia tujuh tahun.
Tuduhan yang ia terima membuat dirinya begitu sangat dibenci ibunya sendiri. Hingga suatu ketika, seseorang yang menjadi pemimpin sebuah geng terkenal di sekolahnya mendadak menyatakan perasaan padanya, namun tidak berlangsung lama ia justru kembali dikecewakan.

Pahitnya hidup dan selalu bertarung dengan sebuah rasa sakit membuat sebuah dendam tumbuh dalam hatinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agnettasybilla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 23

"Ada kabar baik buat lo," kata Ana membuat Letta duduk di sebelahnya tersenyum ketika menatap Kalea.

"Apaan, paling lo mau ngatain gue lagi, iyakan?" celetuk Kalea menaikkan alisnya. Ana yang mendapati ekspresi Kalea seperti itu menekuk bibir.

"Gue lagi senang hari ini jadi gak ada niat buat jahilin lo," balas Ana.

"Nih, kak GS kasih ini buat lo." Ana mengulurkan sebuah kotak kue dengan pita berwarna merah muda.

"Buat apa dia kasih gue beginian, kayak anak kecil ajah," cetus Kalea membuat kedua mata Letta melebar begitu syok dengan perkataan gadis itu barusan.

"Lo ketemu dimana?" lanjutnya bertanya sembari membuka kotak kuenya. Ternyata blackforest mini kesukaannya.

"Tadi pas kita balik dari kantin, gak sengaja kita ketemu sama kak GS terus dikasih ini buat lo," jelas Ana.

"Oh iya gue hampir lupa, kata kak GS lo jangan langsung pulang, tungguin dia di gerbang sekolah."

"Mau ngapain?"

"Gak tau. Kita cuman diminta kasih kue ini dan pesan itu buat Lo..."

"Aneh bangat," tutur Kalea duduk dan menatap makanan itu dengan padangan bingung. Untuk apa laki-laki itu memberinya makanan ini jika ingin pulang bersama. Bukankah itu hal yang cukup aneh.

***

Sementara dikoridor sekolah, Gabriel mengayunkan sepasang kakinya menuju ruangan kelas setelah ia rasa tugas dari Maminya sudah selesai.

Ia tidak peduli sepagi ini keadaan kelasnya sudah mulai ribut bak pasar berjualan. Tak sampai disitu teriakan Inggrid yang cempreng, Bobby berjoget diatas meja dan kumpulan cowok miskin kuota menatap layar laptop tanpa berkedip dipojok kelas membuat Camelia wakil ketua kelas muak dengan tingkah mereka.

"Gue gak habis pikir ya kenapa bisa gue sekelas sama lo semua," gumam Camelia berkacak pinggang. Entah apa yang ia perbuat agar kumpulan cowok-cowok itu berhenti menonton film seperti itu dalam kelas.

"Woahh, xeweknya cantik bro!"

"Yaelah kepala lo Dit geseran dikit Napa, ganggu bangat tuh kepala!"

"Buset! Gak sanggup deh gue lama-lama!"

Camelia emosi melihat cowok-cowok dipojokan belum menghentikan kegiatan mereka yang begitu jorok.

Tangannya lantas meraih penghapus plastik dimeja guru lalu melemparnya tepat diatas meja kumpulan cowok-cowok tidak punya aturan tersebut.

"KENAPA SIH LO MEL?! RUSAK INI LAPTOP GUE!!" bentak seorang cowok alias pemilik laptop.

"Terus kenapa hah?! Mau gue hancurin sampe berkeping-keping tuh laptop gue juga bisa kali!" seru Camelia tidak kalah gera dari cowok itu.

"Tega benar lo jadi cewek. Suatu saat lo juga bakalan ngalamin apa yang kita lihat. Gue tau lo udah cukup dewasa Mel, balasnya membuat Camelia bergidik ngeri dan langsung disambut tawa oleh mereka.

"Jaga mulut lo ya! Lagian semua orang pasti ngalamin apa yang lo bilang bajak yang lo tonton sampai mata lo semua mau keluar. Cuman gue mau ingatin lo pada, kalau ini kelas bukan untuk nonton begituan. Udah tau anak-anak cewek banyak disini, suara filmnya juga keras, kita pada jijik tahu dengarnya!"

Tap...

Tap...

Tap...

Suara ketukan sepatu terdengar dari luar ruangan mereka, membuat seisi kelas panik.

"Guru woi.. guru!! Cepat balik ke tempat lo semua!!!" teriak ketua kelas. Ya, walaupun doyan joget, dia harus memegang teguh yang namanya tanggung jawab. Caper dikit depan guru, hehehe.

"Selamat pagi anak-anak! Maaf atas keterlambatan ibu," sapa Bu Diana, Wali kelas mereka yang berjalan menuju meja, beliau telat 15 menit selepas bel pelajaran pertama dimulai.

"Pagi Buuu!!" seru seisi kelas.

"Gak papa Bu kita masih nungguin ibu kok," sahut Adit mengerlingkan matanya pada Bu Diana membuat wanita berkepala empat itu tersenyum.

"Berhubung Ibu ada kerjaan sedikit jadi jam pertama ini Ibu kasih tugas saja ya."

"Baru juga masuk Bu udah mau pergi lagi. Kayak jodoh saya Bu, pergi dan tidak ingat pulang lagi," celetuk Adit dan langsung diserbu hujatan teman-temanya.

"Ibu pasti ingat pulang karena semuanya demi anak-anak ibu yang cantik dan ganteng," balas Bu Diana membuat Adit dan lainnya tertawa ngakak.

"Tugasnya dibuat dalam bentuk makalah dan dikumpul saat jam pelajaran ini berakhir ya."

"Bimo!" panggil Bu Diana. "Seperti biasa tugasnya antar kekantor dan kamu Camelia catat siapa-siapa yang bertingkah saat jam pelajaran saya ya..."

"Siap Bu! Laksanakan!" ujar Camelia menatap horor semua teman-temannya. Ini yang ia sukai.

***

Langit masih tampak berduka sampai siang ini. Murid SMA Bintang biasanya berlarian menuju pintu gerbang kini tertahan dilantai bawah menunggu hujan reda. Namun, sebagian merasa aman karena membawa payung selebihnya nekat menerobos derasnya hujan.

Berhubung Kalea diantar pulang oleh Gabriel—Ana dan Letta izin lebih dulu pergi meninggalkan dirinya. Mereka benar-benar menaruh kepercayaan dengan Gabriel yang berniat mengantar Kalea pulang.

Kalea masih betah menunggu di halte seraya menatap rintik hujan yang membasahi ujung sepatunya. Angin tiba-tiba berembus membuatnya memasang tudung hoody menutupi kepalanya. Tubuhnya harus tetap hangat.

Sepuluh menit berlalu, Kalea mulai celingak-celinguk mencari keberadaan cowok yang mengajaknya pulang. Ia menarik napas dalam, udara dingin mulai menembus jaket hoodie yang ia kenakan.

Seberapa bodohnya dirinya menunggu orang yang belum pasti ia kenal lebih. Tidak sampai disitu, ia terperanjat kaget saat bahunya ditepuk seseorang. Ia menoleh, mendapati orang tidak ia kenal menatap tepat kematanya.

"Grace ... lo Grace, kan?" tanya laki-laki bertubuh tinggi menatap Kalea membuat Kalea spontan menjauhkan tangannya dengan bergeser beberapa meter.

"Maaf ya lo salah orang. Gue Kalea bukan Grace," lirih Kalea. Sayangnya, cowok itu tidak mudah percaya dengan ucapannya.

 Langkah demi langkah membuat Kalea panik ketika cowok itu terus saja memandangnya dengan tatapan aneh. Darah mendesir merangkak naik ke wajahnya, perasaannya semakin tidak karuan. Ia benar-benar akan menghajar Gabriel jika cowok itu tidak datang juga.

Saat laki-laki itu mendapat sebuah telepon, Kalea dengan langkah pelan berbalik berniat meninggalkan cowok itu. Namun waktu kembali mempermainkannya, laki-laki itu kembali menarik tangannya dengan keras.

"Lepasin gue!!"

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!