NovelToon NovelToon
Perjalanan

Perjalanan

Status: tamat
Genre:Tamat / Bullying di Tempat Kerja / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Identitas Tersembunyi / Kebangkitan pecundang / Persahabatan / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: jauharul husni

Namaku Dimas dan kini aku sedang berada di pondok pesantren, sebenarnya aku tidak pernah berpikir untuk mondok bahkan dalam kehidupanku aku tidak pernah merasa kalau Tuhan selalu berada di dekatku.

Tapi setelah aku bertemu dengan salah satu anak bernama Bayu beberapa waktu lalu, aku jadi sangat ingin berada di dekatnya, aku tertarik pada kelakuan radikal yang selalu dia lakukan.

Kelakuannya inilah yang membuatku menyadari sesuatu, bagaimana kalau sebenarnya pertemuan kami ini bukanlah kebetulan, apakah sebuah keberuntungan jika aku berada di dekatnya dan terus mempelajari kehidupannya.

Ceritaku akan lebih berfokus pada sisi gelap dari suatu hal yang selalu kita anggap remeh, seperti pondok pesantren, semua orang juga tahu kalau tempat ini adalah tempat dimana orang orang beragama dilahirkan.

Tapi apa kalian pernah berfikir kalau tempat ini memiliki sisi gelap yang bahkan lebih busuk daripada tempat lainnya, bagaiman jika aku mengatakan kalau disana ada banyak sekali pembullyan dan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jauharul husni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perintah Bu Retno dan sebuah topi

"Ojok nangis Syah, wong liya engkok nganggep awakmu iku lemah terus kudu dilindungi, gak masalah asline nek awakmu nangis Sampek gak isok melek, tapie lakonono neng nggon seng sepi, ojok pas akeh uwong koyok ngene ( Jangan menangis Syah, orang lain akan menganggap mu lemah dan harus dilindungi, tidak masalah sebenarnya jika kau menangis sampai tidak bisa membuka mata, tapi lakukan di tempat yang sepi, jangan pada waktu banyak orang seperti ini )." Dewa memeluk Aisyah tepat di sampingku, aku hanya membiarkan mereka agar aku bisa fokus pada apa sebenarnya terjadi disini.

"Kon sok dewasa koyok biasane, asline aku yo pengen takok. Tekok sifatmu iki, Kon asline percoyo ta gak se karo Bayu cee dadi sahabat kene? ( Kamu sok Dewasa seperti biasanya, sebenarnya aku juga ingin bertanya. Dari sifatmu ini, kamu sebenarnya percaya atau tidak sih dengan Bayu biar dia menjadi sahabat kita? )." Aisyah memegang tangan yang menyelimuti lehernya, dia tetap menangis walaupun telah dikatai seperti itu, sejak pertemuan pertamanya dengan Bayu dia telah sepenuhnya mempercayainya, tapi dia ragu, apakah sahabat masa kecilnya juga sama mengingat sifatnya yang tidak pernah bergantung atau meminta bantuan atas masalahnya.

"Aku percoyo kok, tapi aku yo gak gelem ngrepoti arek iku, dee iku asline mek kepingin ndelok guyune sahabat sahabate, dadi nek awakmu nangis nang kene iku mek nggarai masalahe arek e tambah akeh. Saiki marikno senenge Muklis Nek awakmu pancene gak seneng karo arek iku ( Aku percaya kok, tapi aku juga tidak ingin merepotkan anak itu, dia itu sebenarnya hanya ingin melihat senyuman sahabat sahabatnya, jadi kalau kamu menangis disini, itu hanya akan membuat masalahnya semakin banyak. Sekarang akhiri cintanya Muklis jika kau memang tidak suka dengan anak itu )." Dewa mengatakan hal itu lembut sembari melepaskan pelukannya membuat Aisyah seketika mengusap air matanya, dia berdiri lalu berjalan menuju Muklis.

"INI ADALAH KEHIDUPANKU BANGSAD, AKU JUGA BISA MEMBENCI SUATU HAL DAN AKU JUGA BISA MERAHASIAKAN SESUATU KEPADA KALIAN." Dengan muka sangat marah, Bayu membentak Aisyah dihadapan semua orang membuat tangisan yang sangat berusaha ia tahan keluar satu tetes. Bayu yang menyadarinya langsung melepaskan genggaman tangannya dan mulai berjalan keluar, dengan wajah penuh penyesalan yang dapat terlihat jelas oleh Aisyah membuatnya berpikir kalau Bayu sebenarnya tidak bermaksud menghajar Mahmud.

"Maaf, aku kelewatan, aku hanya ingin ke kelas jadi biarkan aku sendiri dulu ya, ada beberapa hal yang membuatku teringat sesuatu." Bayu tersenyum tulus ke arah Aisyah yang menunjukkan kalau ini adalah usahanya agar Aisyah bisa tersenyum.Bu Retno yang juga melihat senyuman itu langsung menghampiri Bayu dan memegang tangannya, dia yang kini sudah mengetahui banyak sekali hal membuatnya semakin yakin kalau Bayu adalah seseorang yang dia tunggu tunggu selama ini.

"Kalau begitu, duduklah disini terlebih dahulu, aku akan mengosongkan kelas." Bu Retno mengatakannya dengan sangat yakin dan itu bisa terbaca dari matanya membuat Bayu semakin sulit untuk menolaknya, dia akhirnya menghembuskan nafas perlahan lalu duduk di sofa BLK. Aku jelaskan sedikit, BLK ini juga biasa digunakan untuk menerima tamu tamu sekolah atau tamu pondok, dan juga wali murid, jadi di sebelah kanan pintu masuk terdapat 2 sofa besar ditambah 1 sofa kecil dan meja untuk menerima tamu tamu itu.

"Pak, bawa Mahmud sekarang juga ke rumah sakit, kalian semua, kembali ke kelas, ambil tas kalian, jangan biarkan satu barang pun tertinggal, kelas akan dipindahkan ke aula sekarang juga, cepat." Bu Retno mengatakannya dengan lantang membuat semua orang langsung melakukan tugasnya masing masing. Aku sebenarnya tidak terlalu mempedulikan Bayu, karena aku yakin kalau Bayu akan baik baik saja apapun yang terjadi, dia telah melewati banyak hal dan sudah pasti ini bukanlah apa apa baginya.

Tapi pemikiran berbeda terjadi pada sahabatnya yang lain, mereka memiliki perbedaan pemikiran dan perubahan perspektif mereka terhadap Bayu. Saat sampai dikelas pun semua orang hanya terdiam dan mengambil tasnya masing masing dengan tangan gemetar ketakutan, pikiran mereka semua, tidak termasuk 9 orang selain Muklis, kini masih dirundung kegelisahan atas seberapa mengerikannya Bayu hingga hampir membunuh seniornya. Aku yang sudah tidak tahan melihat situasi seperti ini langsung mengambil tasnya Bayu lalu menaruhnya di atas meja, aku tahu kalau benda ini selalu Bayu bawa kemana mana, tapi karena sekolah hanya memperbolehkan memakai kopiah Bayu mau tidak mau harus menaruhnya didalam tas.

"Faaa, rinio tala ( Faaa, kesinilah segera )." Sembari terus menggeledah seluruh isi tas aku memanggil Daffa yang berada tidak jauh dariku, aku memutuskan untuk menyuruhnya karena dia adalah orang yang paling merasakan penderitaan Bayu, aku juga percaya kalau Bayu masih bisa melihatnya dan minimal mengucapkan terima kasih kepada Daffa yang juga bisa membuat mereka berbaikan. Aku sebenarnya ingin menyuruh yang lain tapi kurasa hanya Daffa sajalah orang yang paling cocok untuk hal ini,

Ricko mudah tersulut emosi dan tidak tau adab, jadi bukannya memberikan dia bisa saja malah memarahi Bayu. Dewa dan Aisyah sudah sering membantu dan dibantu Bayu, jadi Bayu bisa saja bosan dengan muka mereka berdua. Akmal hanya akan mengeluh dan mengatakan kalau ini adalah hal yang membosankan dan mengeluh dari awal sampai akhir. Mizam yang sedari awal mendekati Bayu karena cewek dan masih menyimpan perasaan benci kepada Bayu hanya akan membuat Bayu merasa sendirian karena Mizam hanya berkomunikasi dengan Bu Retno. Mirza yang omongannya suka keceplosan aku takut kalau dia malah berbicara banyak hal dan tidak membiarkan Bayu memiliki waktu sendiri. Mau Fairus atau aku sudah mempercayakan sesuatu kepada orang lain karena kami juga percaya kalau Bayu tidak sebodoh itu. Aku menjelaskannya panjang lebar sampai tidak terasa kami berdua telah sampai di depan BLK bersama yang lain, kami sudah mempercayakan sepenuhnya kepada Daffa.

"Wes Saiki kekno aree, tak enteni nang aula ( Sudah sekarang berikan kepadanya, saya tunggu di aula )." Aku memberikan sebuah topi biru kepada Daffa dan langsung pergi begitu saja meninggalkannya, dia hanya melihatku berlari dan sembari melatih ekspresi mukanya dia mulai memasuki BLK yang kini telah dipenuhi orang yang menggendong Mahmud, Daffa hanya melewatinya lalu menemui Bayu dan Bu Retno untuk memberikan topi penuh kenangan itu kepada Bayu.

Tanpa memanggilnya dia langsung menaruhnya di paha Bayu lalu pergi begitu saja, Bu Retno juga sedikit bingung dengan kelakuan lancang Daffa tapi dia memutuskan untuk hanya ingin fokus pada Bayu. Orang yang kini sedang berhadapan dengan Bu Retno hanya tersenyum lalu memakai topi yang diberikan pada saat itu juga, topi biru yang menjadi satu satunya kenangan yang tersisa dari temannya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!