Belahan Jiwaku Seorang Pembully

Sementara di tempat lain, sebelumnya Adisty telah sampai di rumah kontrakannya, ia bergegas mandi. setelah siap Adisty merebahkan dirinya sejenak ke kasur lipat di atas ranjang kecil yang sudah tersedia di tempat kontrakannya itu.

Terlihat kontrakan kecilnya itu menjadi satu oleh dapur masak dan hanya bersekat dengan dinding kamar mandi, namun sudah sangat nyaman dan bersih, kontrakan itu hanya muat ditinggali satu orang saja.

.

.

"Perutku sudah keroncongan." Bangkit Adisty dari kasurnya lalu mengambil kantong plastik yang berisi makanan yang dibawanya pulang tadi siang di dalam tasnya (pemberian Alex).

Adisty langsung memakan bungkusan makanan yang diberikan Alex, makanan itu tetap masih segar, layak dimakan dan tidak basi.

Adisty telah selesai makan, lantas ia pun kembali merebahkan dirinya keatas kasur lipat di ranjangnya, Adisty lalu mengambil handphonenya, tiba² ia merindukan sahabat semasa sekolah dulu, Tasya.

Entah beberapa lama Adisty ber Vidio Call lan dengan sahabat ter the bestnya itu, terlihat wanita yang bernama Tasya itu sudah melanjutkan kuliahnya lagi ke jenjang S2 di sebrang telfon, setelah puas VC dengan Tasya, Adisty mematikan handphonenya, Adisty kembali mengambil buku tebal yang ditaruh di atas nakas sebelumnya.

Dengan telaten ia mulai mempelajari beberapa bab materi kantor yang harus ia kuasai sebelum besok kembali ke tempatnya bekerja, memang ada beberapa materi yang agak sulit ia mengerti saat berada di kantornya itu.

Hingga akhirnya dengan bermodalkan usahanya, berusaha paham dan terus mencari informasi di internet yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan di bagian keuangan, serta artikel² mengenai sistem program'man perusahaan, usahanya pun berhasil dan kini ia telah paham.

.

.

Jam sudah menunjukan pukul ½12 malam, Adisty hendak tidur, namun sebelum sempat tidur handphonenya terdengar mengeluarkan bunyi notifikasi pesan dari seseorang, ia lupa mematikan data handphone.

Adisty membuka pesan dari aplikasi bewarna hijau tersebut, ia menghela nafas sejenak saat melihat nama pengirim pesan tersebut "Kak Caca." Racaunya.

"Kau kirimkan aku paket ini, atau kalau tidak papa dan nenekmu di sini yang akan menerima akibatnya." Pesan Caca dari sebrang handphone mengancam Adisty, meminta dipaketkan dan dikirimkan gaun seksi mahal.

"Sebentar kak..., kumohon jangan sakiti papa dan nenek." Gelisah Adisty membalas pesan masuk dari sebrang handphone miliknya.

Adisty dengan terpaksa mencari cari produk yang fotonya sudah dikirimkan oleh Caca padanya tadi, setelah menemukan barang itu di sebuah aplikasi belanja online, lantas ia langsung memesan salah satu gaun itu dengan tujuan ke alamat rumah neraka, lalu ia membayar pesanan itu dengan m-Banking miliknya.

Adisty kembali menghela nafas panjangnya, kini ia semakin dipersulit dengan keadaan, tabungannya sedikit terkuras belakangan ini, dengan terpaksa ia membelikan baju itu dari toko online untuk Caca, 2,5 Juta... sangat mahal harganya.

Adisty tidak akan tinggal diam kali ini, ia harus benar² secepatnya mengumpulkan uang agar bisa membawa papa dan neneknya pergi dari kekejian ke dua wanita tersebut.

Terlihat jelas Caca dan Leni tak berhenti memanfaatkan dirinya, layaknya budak ATM milik ke dua wanita itu, selama ini mereka menjadikan Adisty sebagai mesin tambahan penghasil uang, seolah-olah menjadi landasan demi kesenangan hidup mereka.

Memang Leni sudah merenggut harta ayah Roberts, tapi wanita itu dan anaknya itu terus merasa kekurangan dan tak pernah puas mengacaukan kehidupan orang lain disekitarnya.

"Bagusss..." Balas pesan Caca, saat menerima foto screenshotan dari Adisty.

Adisty mematikan handphone miliknya, lalu memeluk guling mengarah ke arah samping dengan erat, sejenak saat hendak tidur ia merenungi nasib yang melanda hidupnya, satu bulir bening mengalir begitu saja menyentuh pipinya, air mata itu begitu banyak menyimpan beban seluas samudra.

Saat setelahnya ia terlelap di tidurnya untuk melanjutkan hari esok menghadapi kerasnya kehidupan ini, dengan itu ia sedikit akan melupakan nasib hidupnya, walaupun besok akan kembali dengan perasaan yang sama.

.

.

Kasihan Adisty ya gaes!!!

...BERSAMBUNG,...