NovelToon NovelToon
Jodoh Kedua Dari Wasiat Suamiku

Jodoh Kedua Dari Wasiat Suamiku

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Anak Kembar / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:144.4k
Nilai: 5
Nama Author: Aisyah Alfatih

#Turun Ranjang

"Aisyah, jika aku pergi lebih dulu. Aku, ingin kamu menikah lagi dengan adikku, Galih."~Lucas Edward Hosea.

Istri mana yang tak terkejut saat mendengar ucapan suaminya, ketika menyuruh dirinya untuk menikah lagi. Hal itulah yang dirasakan Aisyah ketika Lucas memintanya untuk menikah lagi dengan sang adik, Galih.

Galih sebagai adik ipar sekaligus paman dari kedua keponakannya terpaksa menerima wasiat dari kakaknya, Lucas dan menikahi Aisyah.

Akankah, Aisyah bertahan dalam pernikahan keduanya itu atau Aisyah akan menyerah dan berpaling dari Galih suami keduanya?

Yuk, simak kisah mereka di Jodoh Kedua Dari Wasiat Suamiku!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aisyah Alfatih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jodoh Wasiat-01

Pagi itu, udara begitu terasa menghujam dingin ketika Lucas terbaring lemah di ranjang. Wajahnya tampak pucat dan nafasnya tersengal-sengal.

Aisyah, sang istri dan adiknya, Galih saling berpandangan cemas. Reza dan Rezi, anak-anak mereka, duduk termenung di sudut kamar, takut melihat kondisi ayah mereka.

Tanpa membuang waktu lagi mereka segera membawa Lucas ke rumah sakit dengan mobil pribadi. Galih mengebut setir dengan penuh kecemasan, sedangkan Aisyah mencoba menenangkan suara tangisan Reza dan Rezi yang semakin keras.

Tiba di rumah sakit, Lucas langsung dilarikan ke ruang UGD dengan menggunakan hospital bed. Beberapa perawat dan dokter bergegas memberikan pertolongan. Aisyah mengambil telepon genggamnya dan menghubungi ibu mereka untuk memberitahu kondisi Lucas yang semakin memburuk.

Tangisan Aisyah pun pecah di ujung telepon, membuat sang ibu juga menangis sejadi-jadinya. Di ruang UGD, dokter berusaha keras melakukan segala upaya untuk memulihkan kondisi Lucas. Tetapi, alat monitor jantung yang terpasang di dada Lucas menunjukkan denyut jantung yang semakin melemah.

Wajah dokter terlihat muram, seolah menyiratkan bahwa keadaan Lucas terlihat mustahil untuk pulih. Aisyah dan keluarga duduk di luar ruangan, menunggu dengan harapan yang semakin tipis. Tangan Aisyah gemetar ketika menggenggam tangan kedua anaknya. Mereka semua bersama-sama berdoa untuk keselamatan Lucas, meskipun hati mereka tenggelam dalam keputusasaan.

Lucas menghela napas panjang, mencoba mengumpulkan keberanian untuk mengatakan sesuatu pada Aisyah, istrinya yang cantik.

Matanya berkaca-kaca saat dia mulai berbicara, "Aisyah, aku ingin menyampaikan sesuatu yang sangat penting padamu." Aisyah menatap Lucas dengan kekhawatiran.

"Ada apa, Sayang? Apakah ada yang salah?" Lucas menggenggam tangan Aisyah erat-erat.

"Aku ingin meninggalkan sebuah wasiat kepadamu, Sayang. Ini adalah keinginan terakhirku dan aku berharap kamu bisa menerimanya dan menjalankannya." Aisyah mencoba menenangkan suaminya.

"Tenang saja, Sayang. Apapun keinginanmu, aku akan mencoba menerima dan menjalankannya.

Mendengar itu, Lucas memberanikan diri mengungkapkan isi hatinya.

"Aisyah, jika aku pergi lebih dulu darimu, aku ingin kamu menikah lagi dengan Galih."

Mendengar itu, Aisyah sontak terkejut. Begitu juga dengan Galih yang kebetulan mendengar pembicaraan itu.

"A-Apa? Mengapa aku harus menikah dengan Galih?" tanya Aisyah dengan nada yang sedikit meninggi.

Lucas menjelaskan dengan suara bergetar, "Galih adalah adikku yang paling ku percayai dan aku tahu dia akan selalu menjagamu, Aisyah. Aku percaya padanya, dan aku ingin kamu bahagia walaupun aku sudah tidak ada di sisimu." Mendengar alasan itu, Aisyah dan Galih sama-sama menangis.

Mereka merasa bingung dan syok dengan keputusan yang diambil Lucas, tetapi mereka tahu bahwa Lucas sangat mencintai Aisyah dan hanya ingin yang terbaik untuk istrinya tersebut.

"Tidak! Aku menolak! Aku takkan menikah dengan Galih. Aku hanya menginginkan kamu, Mas. Aku hanya ingin kamu hidup dan kita bersama-sama menunggu anak ini lahir. Kamu lupa? Jika kamu masih punya tanggung jawab untuk menunggunya lahir. Jangan meninggalkan aku kedua kali di saat aku hamil, Mas. Kamu tahu aku takkan bisa sekuat dulu jika kamu pergi lagi,"Aisyah menggenggam kerah kemeja putih yang dikenakan Lucas dan Aisyah menangis di atas dada sang suami.

Suara tangisan Lucas pun tak kalah keras dari Aisyah. Lucas mengusap pelan kepala sang istri yang masih berbalut dengan hijab. Galih mematung berdiri di samping ranjang pasien milik kakaknya. Handphone Galih bergetar pria itu mengabaikannya. Tak ada hal lain yang lebih penting selain menunggu dan melihat sang kakak untuk saat -saat terakhir seperti ini.

"Sayang, dengar! Kamu tak bisa menolaknya. Hanya Galih yang bisa mendonorkan darah untuk Rezi. Hanya Galih yang memiliki ikatan lebih dekat dengan anak-anak. Ku mohon,"Lucas menggenggam kedua tangan Aisyah dan memohon penuh iba. Ummi Hanum baru saja tiba dan langsung masuk. Reza dan Rezi menghampiri ummi Hanum dan berhamburan memeluk wanita tua itu. Ummi Hanum tahu, apa yang dia lihat saat ini sungguh menyakitkan. Anak dan cucunya menangis dan itu tak biasanya. Dia dapat menebak jika sesuatu telah terjadi.

"Ibu...."Lucas mengangkat tangannya untuk pertama kali dia memanggil wanita tua itu dengan panggilan yang begitu lembut. Hal itu pun membuat Ummi Hanum meneteskan air mata sembari bergerak berjalan mendekati ranjang pasien milik Lucas.

"Menantuku, apa yang terjadi? Ibu di sini. Apa keinginanmu katakan saja! Aku akan memenuhinya untukmu,"ucap Ummi Hanum memegang tangan Lucas. Aisyah berdiri di samping Ummi Hanum dengan dada yang begitu sesak dan kepala berdenyut hebat. Masih memikirkan ucapan Lucas tadi.

"Aku hanya ingin menitipkan anak dan istriku. Aku ingin ibu merestui hubungan Aisyah dan Galih,"genggaman tangan Ummi Hanum terlepas yang membuat Lucas menghentikan ucapannya.

"Apa maksud kamu?! Permainan apa yang sedang kamu mainkan?! Kamu ingin mencampakkan anakku lagi?!"tanya Ummi Hanum dengan nada yang tinggi. Meskipun dia tahu ucapannya ini bukan yang dimaksud oleh Lucas. Tetapi, Ummi Hanum menolak untuk percaya jika menantunya itu benar-benar akan pergi untuk selamanya.

"Bukan begitu, Bu. Jika ibu mau marah silakan Lucas tak akan membenci, Ibu. Tetapi, untuk kali ini izinkan Lucas pergi dengan tenang. Ibu, Aku hanya ingin menitipkan satu wasiat untuk ibu dan Aisyah. Jika 40 hari ku telah berlalu. Nikahkan, Galih dan Aisyah, Ibu. Inilah permintaan terakhir ku ibu," Lucas berkata dengah suara yang pelan. Seakan sangat sulit baginya untuk mengucapkan kata-kata itu.

"Mas!"pekik Aisyah sembari menutup mulutnya yang tak percaya jika suami tercintanya tega mengatakan hal itu.

"Apa yang kamu katakan, Lucas! Istrimu sedang mengandung dan kamu menginginkan pernikahan Aisyah dengan Galih?"Ummi Hanum berkata sembari menahan isak tangisnya berbicara dengan Lucas.

"Aku tahu. Tetapi, aku ingin Aisyah dan Galih menikah setelah aku tiada. Mereka bisa melanjutkan hidup yang bahagia. Aku tahu, Galih mencintai Aisyah. Setelah empat puluh hari kepergian ku atau menunggu anak itu lahir mereka bisa memenuhi wasiat ku ibu. Ibu ku mohon ... kali ini saja izinkan aku pergi dengan tenang,"Lucas masih memohon. Sedangkan, Galih masih mematung di tempat itu begitu juga dengan Aisyah yang syok. Kedua anak mereka masih menangis dengan tersedu-sedu meskipun tak begitu paham apa yang terjadi dengan kedua orang tua mereka.

Dan pada akhirnya wasiat pernikahan itu disetujui oleh Aisyah dan Galih, bahkan Ummi Hanum sekalipun. Meskipun Galih tak setuju tetapi apa yang bisa Galih lakukan untuk kakaknya terakhir kali. Jika saat ini Galih bisa menukar nyawanya dengan Lucas maka akan dia lakukan. Aisyah berulang kali mengatakan kepada Galih untuk tak setuju tetapi alasan yang Galih berikan kepada Aisyah membuat Aisyah putus asa.

Wajah Lucas yang penuh perjuangan tersenyum lemah ketika Galih, mengucapkan janji akan menikahi janda kakaknya, setelah 40 hari kematian Lucas atau menunggu anak yang di kandung Aisyah lahir.

Namun, Lucas memberi semangat pada Galih lewat tatapan matanya yang penuh harap. Galih menghela napas, mengumpulkan keberanian untuk mengatakan janji itu begitu lantang di depan Lucas yang terbaring lemah.

Setelah mendengar janji Galih, tangan Lucas yang menggenggam erat tangan Aisyah perlahan terlepas. Aisyah sadar dengan keadaan Lucas yang semakin lemah. Air mata Aisyah berlinang, tetapi dia berusaha untuk tetap tersenyum demi suaminya. Lucas menatap Aisyah dengan penuh cinta, lalu perlahan menutup matanya. Suasana menjadi hening, dan tangisan pun pecah di dalam ruangan itu.

Ummi Hanum, yang sejak tadi menunggu di luar ruangan lalu tiba-tiba mendengar tangisan Aisyah yang keras dia langsung memeluk kedua cucunya dengan erat dan air matanya tak bisa berhenti untuk turun membasahi pipi yang sudah mulai berkerut. Ummi Hanum tahu, jika Lucas telah pergi untuk meninggalkan mereka semua, dan kini hanya tinggal wasiat yang harus Aisyah ataupun Galih penuhi di kemudian hari.

______

Hallo, semuanya ini novel baru author ya mohon dukungannya🙏 jangan lupa subscribe ya, tinggal like dan komen,❤️

1
Sumiati 32
Naura jadi pelakor
Sumiati 32
aneh kelakuan Aisyah
an
keren
Sefi Widyawati
Bagus Thor
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
mochamad ribut
up
mochamad ribut
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!