NovelToon NovelToon
Our Secret Marriage

Our Secret Marriage

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:8.6k
Nilai: 5
Nama Author: Giriri

Berasal dari keluarga 'berada' tidak selamanya bahagia. Hal inilah yang dirasakan oleh Putri Bungsu keluarga Maharani yaitu Aila Maharani. Terlahir dari keluarga yang terkenal karena bakat bermusik mereka membuatnya terbebani.
Kebebasannya terhalang karena takut mencoreng nama baik keluarga dan juga sering dibandingi oleh publik dengan saudara nya Airis.
Suatu hari, kediaman keluarga Maharani didatangi seorang Tuan Muda dari keluarga Davidson yaitu Egi Davidson, dikenal suka bermain wanita, tapi nyatanya dia hanyalah pria dewasa yang masih polos.
Kedatangannya ditemani seorang sekretaris dengan tujuan melamar salah satu putri dari keluarga Maharani.

Secara mengejutkan Si Tuan Muda itu memilih Aila sebagai pasangannya..
Semua orang terkejut dengan hal ini, termasuk Aila...

Apa yang terjadi? Kenapa semua orang terkejut? Apa Aila akan memanfaatkan kesempatan ini untuk meraih kebebasan??

Penasaran cerita nya??
Mari ikuti kisah mereka di Our Secret Marriage

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Giriri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Berkebun

Di kamar mandi, Aila masih berendam dengan bathtub yang penuh busa karena sabunnya.

Dia masih mengingat betapa dekatnya dirinya dengan Egi tadi, aroma, suhu tubuh diantara mereka, suara Egi yang dalam, serta napas yang bahkan bisa dia rasakan.

Saat Egi tepat di belakangnya, Aila merasa tiba-tiba debaran jantungnya berdetak cepat. Dia merasakan semua hal baru itu dengan reaksi yang belum pernah terjadi.

"Ughh apa yang terjadi denganku." Kata Aila sambil berendam. Selama mandi, Aila sibuk bergumam, dengan wajah yang memerah karena air panas nya (?).

Beberapa saat kemudian, Aila selesai mandi dan mengintip sedikit melihat kamarnya.

Dia sudah keluar, ya. Aila

Karena mengetahui Egi sudah tidak ada di kamar, Aila pun keluar dari kamar mandi.

Dia berkemas dengan memakai pakaian santai.

"Dimana dia." Gumam Aila saat dia ingin ke bawah. Aila tidak melihat kehadiran Egi di dalam rumah itu, sampai dia yang seperti mendengar suara riuh di belakang rumah.

Karena penasaran, Aila pun mengikuti sumber suaranya.

"..."

"...bukan begitu. Sudah berapa kali di contohkan, tapi kenapa masih begini..."

Akhirnya Aila pun melihat apa yang terjadi l. Reaksi pertamanya tentu saja kaget.

Egi memakai celana formal dan kemeja polos rapi sekarang harus berhadapan dengan cangkul, tumpukan tanah, pupuk, dan tanaman.

Apa yang Ayah lakukaaaann... Aila

"Ayah." Panggil Aila dengan ekspresi cemas.

"Ohh, Aila. Ayah sedang menemani Egi berkebun. Dia penasaran bagaimana caranya berkebun saat melihat Ayah disini."

Saat mendengar apa yang barusan di katakan oleh Ayah mertuanya, ekspresi Egi langsung berubah.

Dia melihat Aila seperti mengatakan apa yang Ayahnya bilang itu tidak benar.

"Hmm~~ begitu.."

Aila tersenyum jahil, dia tau kalau perkataan Ayahnya tidak benar, hanya saja saat melihat raut wajah Egi yang kesulitan menghadapi Ayah ternyata tidak buruk juga. Jadi Aila pun mengikuti permainan Ayahnya dan meninggalkan dua pria itu.

"Kalau begitu aku pergi dulu, Ayah." Pamit Aila dan melambaikan tangan pada Egi.

Saat melihat Aila pergi, Ayah melihat wajah Egi yang berseri seperti tenaga nya sudah kembali lagi.

"Nah karena tenaga mu sudah pulih, tolong bagian ini juga nanti, ya." Pinta Ayah sambil menggoda Egi.

"A..apaa." Egi hanya bisa menurut, dan baru kali ini dia merindukan Ayahnya karena tidak pernah memintanya melakukan ini semua.

Untuk kali ini aku rasa Ayah tidak seberapa dengan beliau ini.. Egi

.

"Selamat pagi Ibu, Kak." Sapa Aila saat dia melihat Ibu dan kakaknya berada di meja makan.

"Ah ya, selamat pagi Aila." Balas Airis

"Bagaimana istirahatnya tadi malam." Tanya ibu sambil memberikan sandwich dengan ekstra keju pada Aila.

"Lumayan, selagi tidak ada yang mengganggu tidur ku, maka semuanya baik-baik saja." Kata Aila dan memakan sandwichnya.

"Oh, Ibu..Apa Ibu tau apa yang Ayah lakukan pada Egi itu." Tanya Aila penasaran.

"Iya Ibu tau. Ibu merasa ini bagus untuk Egi agar dia bisa lebih membaur, terutama dengan Ayahmu. "

Airis mengangguk dengan perkataan Ibunya, dia pun setuju dengan Ayah yang membawa Egi untuk berkebun.

"Hmm.."

Aila memakan sandwichnya sambil memikirkan bahwa keluarganya ini sangat serius dengan hubungan pernikahan ini. Keluarganya tidak tau bahwa mereka membuat semacam kontrak atau perjanjian, namun mereka tau bahwa dirinya tidak terlalu memikirkan nasib dari pernikahannya.

"Semuanya sedang sarapan, ya."

Kata Ayah yang tiba-tiba sudah memasuki rumah kembali dan langsung menuju dapur.

"Waah enak sekali. Ayah mau mandi dulu, ya.

"Nak Egi juga segeralah mandi, kita sarapan bersama." Kata Ayah tanpa beban dan tanpa masalah.

Sedangkan di belakangnya ada Egi yang sudah kelelahan terlihat dari raut wajahnya dan rambut, dan pakaian yang acak-acakan.

Aila sedikit kasihan melihat Egi seperti itu, tapi dia juga merasa senang tidak tau kenapa.

Dan dia terkejut saat matanya bertemu mata Egi.

Dari matanya Egi terlihat minta diperhatikan, tapi Aila membuang muka dengan perasaan malu bercampur bingung harus bagaimana.

"Haha, Aila tidak mau melihatmu, nak. Sana cepat mandi." Pinta Ayah sambil tertawa puas.

Egi pun menurut, dia menaiki tangga sampai masuk ke kamar mereka.

Tidak lama kemudian, Ayah datang lebih dulu dan duduk di meja makan seperti yang lain sedang menyantap sarapannya.

Setelah itu, Egi juga datang dengan pakaian yang tidak jauh beda dari pertama. Style nya sama hanya saja rambut tidak dia rapikan.

"Ohh, kau tampan juga, ya." Puji Ayah saat Egi menghampiri mereka.

"Hehe, terima kasih, Ayah." Tawa Egi. Dia duduk di samping Aila.

Aila menyerahkan piring yang terdapat sarapan untuk Egi.

"Bagaimana berkebun untuk pertama kalinya." Tanya Ayah penasaran.

"Hmm tidak buruk juga. Ayah biasanya mengajak saya memancing, dan itu sangat membosankan. Tapi kalau berkebun memang itu melelahkan, tapi menyenangkan. Setidaknya tidak menunggu ada ikan yang menggigit kail, harus diam, dan menunggu.." Kata Egi, dan sepertinya dia jujur.

"Haha, baguslah kalau begitu."

Selama sarapan mereka bercengkrama mengenai berkebun. Aila juga melihat bahwa Egi mulai menikmati suasana sekarang, namun disisi lain dia masih kebingungan dengan Egi yang berbeda hingga sekarang.

Aila juga merasa dirinya tidak perlu mengingatkan kembali perjanjian itu pada Egi, karena dia pasti masih ingat.

Selesai sarapan Aila pergi ke suatu ruangan, saat Egi ingin mengikuti namun Ayah mertuanya menahannya dan mengajak bermain catur.

Mereka bermain kurang lebih selama 1 jam.

"Kenapa kau terlihat gelisah sekali." Tanya Ayah saat dia melihat Egi tidak fokus bermain didepannya.

"Ah tidak..tidak, Ayah. Aku hanya cemas jika Ayah menang, haha." Tawa Egi dengan kaku.

Ayah mendelik karena tidak percaya, namun dia tau kenapa Egi begitu.

"Selesaikan permainan ini dan Ayah akan melepasmu."

Mau tak mau Egi harus selesaikan permainan mereka, dan beberapa saat kemudian pemenang dari catur itu adalah Ayah.

"Hmphh, fokus mu tidak ke permainan." Gerutu Ayah.

"Sesuai perkataan Ayah tadi, kau boleh menyusul Aila. Ah tapi jangan ketuk pintunya, perhatikan tanda di pintu." Kata Ayah santai.

Awalnya Egi tidak mengerti apa yang Ayah mertuanya katakan, tapi saat dia menemukan pintu dengan tanda tulisan Don't Disturb. 

"Ruangan ini ya." Egi hendak mengetuk pintu, tapi dia teringat perkataan Ayah.

Namun didalamnya seperti terdengar suara violin yang dimainkan seseorang.

"Apa jangan-jangan..."

Egi membuka sedikit pintu dan mengintip dari celahnya.

Dia melihat Aila sedang bermain violin. Dengan penuh penghayatan.

Wahh, dia bisa bermain juga, ya.. Egi

Dari celah itu Egi melihat dan mendengar bagaimana permainan violin dari Aila.

Mungkin karena Aila jarang memainkannya, jadinya dia bermain seperti amatiran atau pemula, namun melodi yang dia hasilkan sangat enak untuk didengar.

Aku mungkin bisa saja mengatakan bahwa bakatnya akan sia-sia jika tidak dilatih, namun karena dia tidak terlalu menyukai hal seperti ini jadi aku pun harus mendukung dan menerima keputusan nya. Egi

------------------------------------------------------------------------

...Jangan lupa Subscribe, Komen dan Like nya gaiss 😉...

...Support kalian buat author buat rajin update ...

...😁...

...Happy reading...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!