Pelecehan yang dilakukan oleh pria terpandang dan terhormat yang menjadi tamu dihotel tempatnya bekerja, membuat Annisa Zavina harus menerima kenyataan pahit bahwa dirinya hamil diluar nikah.
Wisnu Kurniawan, seorang pengusaha muda sukses yang pada malam itu berada dalam pengaruh alkohol, hingga tanpa sadar merenggut paksa mahkota gadis malang itu.
Tidak ingin membunuh darah dagingnya, dan tidak ingin juga mempertanggung jawabkan perbuatannya dengan cara menikahi gadis yang tidak dia cintai serta memiliki status sosial yang sangat jauh dibawahnya, Wisnu pun memaksa Annisa untuk menerima perjanjian bahwa dia hanya akan bertanggung jawab terhadap anaknya, dan Annisa harus pergi meninggalkan darah dagingnya begitu lahir.
Hingga pertemuannya dengan Rayhan Prasetyo, seorang duda kaya satu anak yang memberikan kehidupan baru untuk Annisa yang nelangsa setelah dilecehkan dan dipisahkan dari putrinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur Aini, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 22- Melahirkan??!!
HAPPY READING
🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Bagai melihat hantu dimalam hari. Didepannya sudah berdiri kira-kira sepuluh orang pria berbadan tinggi dan kekar dengan pakaian rapi yang sangat dikenalnya. Mereka semua adalah bodyguard Wisnu!! Rasa kaget, takut dan sakit menderanya sekaligus.
Sembari menahan rasa sakitnya, Annisa bangkit dari tempat duduknya. Dia berniat untuk melarikan diri dari pria-pria itu. Namun percuma. Para bodyguard itu dengan cepat mencengkram tubuhnya agar tidak bisa kemana-mana.
"Lepaskan!! Lepaskan aku!!" Annisa berteriak meronta-ronta melepaskan dirinya sembari menangis. Namun usahanya sia-sia saja. Karena tentu saja dia kalah tenaga dengan sepuluh lelaki berbadan kekar itu.
"Maaf Nona, kami tidak bisa melepaskan anda. Karena kami ditugaskan oleh tuan Wisnu untuk mencari, dan membawa anda pulang. Anda tidak bisa kemana-mana sebelum melahirkan anak itu, dan menyerahkannya pada tuan Wisnu" Jawab salah satu dari mereka dengan tegas.
"Tidak! Aku tidak bisa menyerahkan bayi ini padanya!! Aku mohon tolong biarkan aku pergi! Tolong jangan pisahkan aku dari anakku!! Aku mohon!!" Seru Annisa memohon dengan air mata berderai.
"Kamu ingin melanggar perjanjian, yang sudah kamu tanda tangani sendiri?" Semua orang termasuk Annisa langsung menoleh kearah suara bariton yang membuatnya semakin tegang dan nafas terengah-engah.
Sedangkan kontraksinya masih terus berlanjut. Dia benar-benar sudah terkepung. Sepertinya jalan untuknya bisa hidup bersama anaknya memang sudah tertutup dengan rapat. Tidak ada yang bisa membantunya. Karena dia sendiripun tidak berdaya.
Apalagi tempat itu sepi. Hanya hujan serta petir saling bersahutan yang menjadi saksi penderitaannya, bagaimana dia dipaksa untuk berpisah dengan darah dagingnya sendiri.
Wisnu berjalan mendekati mereka dengan tatapan tajam yang dia tujukan pada Annisa. Tatapan yang seakan mampu membuat jantung wanita itu terlepas dari tempatnya.
"Kamu ingin aku membawa masalah ini kejalur hukum, dan membuatmu mendekam dipenjara atas tuduhan penipuan?!" Seru Wisnu mengancam.
"Aku bahkan rela mati. Tapi aku tidak akan menyerahkan bayi ini padamu!! Aku ibu bayi ini!! Aku yang mengandungnya selama sembilan bulan! Aku juga yang akan melahirkannya!! Aku mohon tolong jangan pisahkan aku darinya!! Aku akan melakukan apapun yang kamu inginkan! Tapi aku mohon, tolong biarkan aku hidup bersama putriku. Aku mohon!!"
"Kamu ingin membuatnya sengsara hidup denganmu yang tidak memiliki apapun? Sementara dia bisa hidup bergelimang kemewahan, dan dikenal sebagai seorang putri penerus Kurniawan group jika dia hidup bersamaku. Seegois itukah dirimu, Nona Annisa Zavina?" Wisnu berkata dengan sombongnya.
"Kamu menyebutku egois?! Lalu bagaimana denganmu Tuan Wisnu Kurniawan?!! Apa kamu pikir memisahkan anak dari ibunya bukan perbuatan yang egois?!! Kamu hanya memikirkan dirimu sendiri! Reputasi dan nama baik keluargamu!! Kamu tidak peduli padaku maupun bayi ini! Kamu pikir semua masalah bisa diselesaikan dengan uang?! Hanya dengan itu kamu menilaiku?! Aku tidak butuh uangmu!! Yang aku butuhkan hanya anakku!! Asal kamu tau, uang yang kamu berikan padaku sebagai kompensasi setelah melecehkanku, sampai sekarang tidak ada sepeserpun yang aku sentuh!! Aku sudah kehilangan kehormatan dan kesucianku karena perbuatanmu! Tolong jangan buat aku kehilangan anakku juga karenamu!!" Annisa meraung-raung. Wajahnya sudah basah oleh linangan air mata yang tak henti menetes.
Wisnu terpana mendengar perkataan wanita itu. Jujur saja, hati kecilnya salut dengan tekad dan kepribadian wanita ini yang tidak mengambil kesempatan atau mengorbankan kehormatannya, demi mendapatkan uang seperti wanita kebanyakan.
Namun Wisnu memilih mengabaikan kekagumannya dan tetap mengeraskan hatinya. Apapun yang terjadi atau apapun alasannya, dia tetap tidak bisa membiarkan anaknya jatuh ketangan perempuan itu.
Karena dia tidak rela darah dagingnya harus hidup sengsara bersama ibunya, yang belum tentu bisa membahagiakannya dengan kemewahan.
Apalagi tidak ada yang menikahi wanita itu. Akan seperti apa tanggapan orang-orang nanti jika wanita itu membesarkan anaknya seorang diri, tanpa didampingi suami. Bisa-bisa putrinya akan tumbuh dengan sebutan anak har*m!
"Ahhkk!!" Tiba-tiba saja Annisa menjerit keras. Membuat Wisnu dan bodyguardnya terkejut dan takut. Merekapun melepaskan Annisa yang sedari tadi mereka cengkram agar tidak bisa kabur.
"Annisa! Kamu tidak apa-apa?" Dengan cemas Wisnu mendekati Annisa dan menyentuh tubuh wanita itu. Dia bingung harus berbuat apa melihat wanita yang sedang mengandung anaknya itu tiba-tiba kesakitan.
"Ahhhkkkkk!!! Sakit!! Uff!" Annisa menjerit dan merintih kesakitan sembari memegang perut besarnya. Rasa sakit itu menjalar hingga kepaha dan kakinya. Membuatnya tidak sanggup lagi untuk berdiri.
Annisa merebahkan tubuhnya kembali diatas kursi dan terus merintih. Nafasnya pun terengah-engah. Sepertinya ini pertanda bayinya akan lahir sekarang.
"Cepat! Kita kerumah sakit sekarang!" Titah Wisnu pada anak buahnya dengan suara nyaring.
"Baik Tuan"
Mereka semua langsung melajukan mobil untuk membawa Annisa ke Kurniawan hospital. Diperjalanan Wisnu menghubungi asisten Alan dan menyuruhnya untuk datang ke Kurniawan hospital dan bicara dengan kepala rumah sakit itu, agar nantinya mereka tidak banyak tanya.
Sesampainya disana, Annisa langsung dimasukkan keruang pemeriksaan. Alan sudah berada disana lebih dulu dan menunggu kedatangan mereka.
Sembari menunggu Annisa yang sedang menjalani pemeriksaan, Wisnu menghubungi keluarganya. Memberi tau mereka tentang kondisi Annisa yang tampaknya akan melahirkan pada malam itu.
Mereka semua tiba dirumah sakit sekitar jam satu malam lebih. Hujan sudah berhenti sekitar 30 menit yang lalu. Sesekali suara gemuruh masih terdengar. Namun sudah tidak sekeras sebelumnya.
"Wisnu!" Seru keluarga besar yang tergabung dalam satu rombongan itu. Mereka semua berlari menghampiri Wisnu dengan raut wajah yang terlihat panik.
Wisnu memandangi rombongan keluarga besarnya itu. Selain Mama, kakak dan kakak-kakak iparnya, tunangannya Agnes juga merupakan bagian dari rombongan itu.
"Bagaimana? Annisa mau melahirkan malam ini juga?" Tanya Nicko dengan perasaan ketar-ketir memikirkan keadaan calon keponakannya.
"Sepertinya begitu Kak. Dia sudah mengalami kontraksi hebat. Dokter sedang memeriksanya, untuk mengetahui apakah dia harus melahirkan malam ini juga atau tidak" Jawab Wisnu yang juga cemas memikirkan calon anaknya.
"Dasar wanita tidak tau diri! Dia sudah membuat kita semua panik dan kelimpungan tengah malam begini, karena ulah melarikan dirinya itu. Untung saja Wisnu bisa menemukannya dengan cepat! Kalau tidak, entah bagaimana keadaannya dan bayinya itu. Apa dia tidak pernah berpikir sampai kesitu? Wanita macam apa itu?! Dia bahkan tidak peduli dengan keselamatan anaknya. Dia juga sudah merepotkan kita semua. Seharusnya malam ini kita bisa tidur dengan nyenyak. Tapi harus terganggu gara-gara dia!" Deani mengomel dengan berapi-api. Merutuki kelakuan Annisa yang membuatnya semakin muak terhadap perempuan itu.
Wisnu terdiam mendengar Omelan mamanya. Meski ocehan wanita yang telah melahirkannya itu membuat kepalanya terasa semakin pusing, namun sedikit banyak apa yang dikatakan oleh mamanya ada benarnya.
BERSAMBUNG
bisa2 pertemuan anisa dn wisnu dimanfaatkan saida
kapan bahagianya nya selalu Wisnu saja mengganggu
tpi salahmu jg wusnu... dku jhat bngt sma anisa. gk punya hati. udah tau angel berhianat tpi kamu malah balikan lagi dn mencampakkan anisa yg sudh mengandung dn melahirkan anakmu. sekali ular tetap lh ular. kena karma kamu. tabur tuai... y nikmati aja lh... sampai kk author ngasih kebahagiaan buat kamu. entah bersama starla atau tidak. gk mungkin juga kamu bersatu sama anisa. cinta dan kadih sayang reihan sungguh besar, sedangkan kejahatan kamu yg besar...
mana adik pula.,
jd males bacanya
mengganggu aja....