NovelToon NovelToon
Jeritan Hati Sang Isteri Siri

Jeritan Hati Sang Isteri Siri

Status: tamat
Genre:Tamat / Poligami
Popularitas:9.3k
Nilai: 5
Nama Author: christinsenia seranica

Cobaan Demi cobaan yang datang dalam rumah tangga Dea seakan tiada hentinya.

Setelah resmi bercerai dengan suami pertamanya yang sangat jarang memberinya nafkah berupa uang, Dea harus rela menjadi isteri siri seorang anggota TNI.
Cobaan yang dijalani Dea semakin berat menjadi seorang isteri siri, Selain Dea harus berjuang untuk menghidupi anaknya sendiri, Sang suami juga tidak memperlakukan Dea dengan baik, Bahkan selama menikah dengan suaminya yang bernama Anton itu Dea kerap disakiti dan disiksa.
Akankah Dea sanggup menghadapi ujian demi ujian yang datang sirih berganti itu! ataukah Dea akan menyerah dengan keadaan!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon christinsenia seranica, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

31

Seusai Anton menemani putranya itu di kamarnya, Pria yang berprofesi sebagai TNI itu pun kembali ke kamarnya untuk berbicara dengan isterinya itu.

"Kita harus bicara!" Ucap Anton pada isterinya itu.

"Nanti saja bicaranya, Aku ada pertemuan bersama teman-temanku sekarang!" Ucap Rita

"Apa teman-temanmu itu lebih penting dari keluarga ini!" Ucap Anton dengan keras.

"Aku sedang malas berdebat sekarang, Kalau mau berdebat nanti saja setelah aku pulang!" Ucap Rita dengan santai.

Setelah itu, Rita pun segera meninggalkan Anton disana. Sementara itu, Anton terlihat sangat kesal dengan kepergian isterinya itu.

"Kamu benar-benar sudah lupa kodratmu sebagai seorang isteri Rita!" Ucap Anton dengan raut wajah kesal.

Setelah itu, Anton tampak berjalan untuk menemui kedua anaknya yang tengah bermain bersama Andin yang tak lain adalah sepupunya.

"Din, Mas boleh tanya enggak!"

"Emangnya mas mau tanya apa? Kok tumben sekali!" Ucap Andin yang merasa aneh dengan sepupunya itu.

"Kalau mas enggak disini, Apa Rita sering berlaku kasar pada anak-anak!"

"Enggak kok mas, Sebenarnya mbak Rita itu baik tapi ya sikapnya memang seperti itu!"

"Tapi kok ucapanmu berbeda dengan cerita Ciko!"

"Emang Ciko bilang apa mas?"

"Dia bilang kalau mamanya sering memarahinya!"

"Kalau menurutku sih itu wajar mas, Mungkin mbak Rita lelah makanya emosinya enggak terkendali!" Ucap Andin.

"Ya mungkin kamu ada benarnya Din, Ya sudah kamu lanjut main sama anak-anak ya!"

Setelah itu, Anton pun tampak balik ke rumah sakit tempat sang mama dirawat. Sesampainya disana, Anton melihat isteri mudanya itu tampak sedang membersihkan tubuh mamanya yang belum sadarkan diri.

Anton yang melihat itu benar-benar merasa terharu dengan sikap isteri mudanya itu, Pria yang berprofesi sebagai anggota TNI itu tak menyangka jika isteri mudanya lah yang mau merawat mamanya itu dengan ikhlas dan tulus.

Anton benar-benar merasa bodoh karena selama ini menyia-nyiakan isterinya itu. Bahkan Anton masih mengingat betul perlakuan mamanya yang kurang baik dengan Dea, Namun isteri keduanya itu tak sedikit pun merasa dendam atau pun benci pada Liora. Malahan, Dea lah yang menggantikan posisi Rita untuk merawat Liora.

Ketika Anton tampak merenung di depan pintu ruangan mamanya itu, Tiba-tiba terlihat Ridwan dan Ana datang ke tempat itu.

"Hey Brow, Elu kok bengong aja sih!" Ucap Ridwan yang tampak mengagetkan Anton.

"Bisa sih elu enggak buat orang kaget!" Kehadiran Ridwan itu membuyarkan lamunan Anton.

"Habisnya Elu bengong aja di depan pintu, Ya gue iseng-iseng lah buat elu kaget!"

"Elu benar-benar deh, Lama-lama gue lempar juga sepatu ini ke wajah lu!"

"Lempar aja, Hitung-hitung dapat sepatu gratis gitu!"

Anton pun tampak kesal dengan ucapan Ridwan itu, Sehingga dengan segera Anton pun tampak membuka sepatunya lalu di lemparkan ke arah Ridwan. Tetapi beruntung lemparan tersebut meleset, Sehingga sepatu itu tak mengenai Ridwan malah Ana yang kena lemparan itu.

"Mas Anton, Sakit tau!" Ana tampak kesal

"Maaf An, Salah sasaran!" Ucap Anton.

"Kalian yang ribut malah aku yang kena!" Ana benar-benar jengkel dengan dua orang itu.

Sementara itu, Dea yang mendengar suara perdebatan mereka itu langsung menghampiri ketiganya.

"Usssssttt.....Ini rumah sakit, Bisa dipelankan suaranya!" Ucap Dea dengan bisik-bisik.

"Maaf mbak, Aku lupa kalau ini rumah sakit. Tapi ini semua gara-gara mereka mbak!" Ana tampak menatap ke arah dua pria di dekatnya itu.

"Sudah.....sudah, Nanti aja berdebatnya di luar! Ingat ini rumah sakit!" Ucap Dea.

Akhirnya, Tiga orang tersebut pun terdiam lalu masuk ke dalam ruangan tempat Liora dirawat. Beberapa saat kemudian, Tampak Liora menggerakkan tangannya. Setelah itu, Perlahan-lahan Liora pun tampak membuka kelopak matanya. Anton yang melihat mamanya tengah siuman, Merasa sangat senang.

"Syukurlah mama sudah sadar!" Ucap Anton yang tampak mendekat ke arah mamanya.

Liora yang baru membuka matanya itu pun, Tiba-tiba menangis disana. Anton yang melihat mamanya itu menangis menjadi bingung.

"Mama kenapa menangis?" Tanya Anton.

"Mama merasa banyak salah sama menantu mama, Padahal disaat mama sakit begini dia enggak pernah meninggalkan mama!" Ungkap Liora

"Mama enggak usah merasa bersalah begitu, Dea ikhlas kok rawat mama!" Celetuk Dea

"Makasih ya sayang, Kamu benar-benar menantu yang baik!" Liora tampak memeluk menantunya itu.

Ketika mereka tampak berbincang disana, Tiba-tiba datang seorang dokter yang hendak memeriksa kondisi Liora.

"Bu, Saya periksa dulu ya!" Ucap sang dokter itu dengan lembut.

"Kondisi ibu berangsur membaik, Ibu juga telah melewati masa kritis!" Jelas sang dokter seusai memeriksa kondisi Liora.

"Terima kasih dok, Apakah setelah ini saya diizinkan untuk pulang?" Tanya Liora.

"Iya, Ibu bisa pulang!" Ucap sang dokter itu.

Setelah itu, Dokter itu pun meninggalkan ruangan itu. Seusai dokter pergi, Mereka pun langsung bersiap-siap untuk pulang.

"Anton, Antarkan Mama pulang kerumah saja. Mama enggak mau kamu ribut dengan Rita kalau mama pulang kesana!" Pinta Liora pada anaknya itu.

"Tapi ma, Kalau mama pulang kerumah nanti siapa yang kan rawat mama disana!"

"Kan ada papa disana, Pasti papa kamu kan pulang!"

"Ma, Stop berharap papa kan pulang! Dia itu enggak pernah perduli sama mama!" Gerutu Anton.

Dea yang melihat suaminya itu tampak terbawa emosi, Segera menjadi penengah diantara keduanya. Dea takut penyakit sang mertuanya kambuh lagi dengan sikap Anton, Terlebih sang mertua baru saja pulih.

"Mama tinggal sama aku saja!" Usul Dea

"Tapi De, Apa mama enggak merepotkanmu nanti!" Ucap Liora.

"Enggak ma, Aku malah senang mama bisa tinggal sama aku!" Ucap Dea.

"Terima kasih ya sayang, Meski mama dulu sering berlaku buruk padamu tapi kamu enggak pernah membalas perbuatan mama!" Mata Dea tampak berkaca-kaca.

"Bagaimana pun juga, Mama itu tetap mertuaku. Jadi aku enggak mungkin berbuat buruk sama mama!" Ucap Dea.

"Kamu memang luar biasa sayang, Sekali lagi terima kasih!" Ucap Liora.

Setelah itu, Mereka pun berangkat untuk pulang ke rumah Dea. Beberapa saat kemudian, Mereka telah sampai di komplek perumahan yang Dea tempati.

Sesampainya disana, Anton langsung membantu mamanya itu untuk berbaring di tempat tidur di samping kamar Dea.

*********

Ditempat yang berbeda, Tampak Nanda sedang duduk di dalam sel tahanan itu. Ketika Nanda tampak merenung disana, Tiba-tiba polisi yang berjaga itu tampak memanggil Nanda.

"Saudari Nanda, Ada yang ingin bertemu dengan anda!" Ucap sipir penjara itu.

"Baik pak,"

Nanda pun segera menemui orang itu dengan dikawal oleh sipir penjara tersebut.

1
aca
pelakor mengharap bahagia jangan mimpi
aca
dea dea np harus selingkuh sih
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!