NovelToon NovelToon
Benih Tuan Presdir

Benih Tuan Presdir

Status: tamat
Genre:Tamat / Lari Saat Hamil / Single Mom / Anak Genius / Ibu Pengganti / Percintaan Konglomerat / Penyesalan Suami
Popularitas:235.2k
Nilai: 5
Nama Author: Byiaaps

Keenan dan Jihan yang baru saja menikah siri setelah 5 tahun berpacaran, terpaksa berpisah kala Keenan harus menerima perjodohan dengan anak relasi bisnis ayahnya.

Kepergian Jihan seorang diri dalam keadaan hamil, membuat Keenan terus mencarinya.

Hingga 5 tahun berlalu, tak sengaja Keenan bertemu dengan seorang bocah tampan, yang mengikuti casting bintang iklan produk perusahaan farmasi yang dipimpinnya.

Apakah anak itu adalah anak yang dikandung Jihan? Bagaimana kelanjutan cerita Keenan dan Jihan? Akankah Keenan menceraikan istri yang tak dicintainya?

Baca selengkapnya di sini ya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Byiaaps, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 35

Mendengar panggilan Ale, seketika Jihan menjauhkan dirinya dari Keenan dan berjalan ke arah pintu.

“Kok Ale sudah pulang? Dijemput siapa?” tanya Jihan keheranan.

“Bu Guru, soalnya tadi Ale minta tolong Bu Guru hubungi Mama, tapi tidak diangkat. Sudah dari tadi Ale tunggu Mama,” jawab Ale polos, lalu masuk ke dalam rumahnya.

Meminta maaf, Jihan tak mengecek ponselnya sedari tadi, karena sedang ada tamu.

"Hai,” sapa Keenan pada Ale.

Ale langsung menghampiri Keenan dan mencium tangannya. Ia juga tak tampak menanyakan mengapa Keenan ada di rumahnya. Ia justru memamerkan alat-alat tulis yang ia dapat dari hadiah lomba di sekolahnya.

“Wah hebat anak Pa...” Belum sempat Keenan melanjutkan ucapannya, Jihan berdehem dan meminta Ale untuk berganti baju lebih dulu.

“Memang Mama pernah mengajari Ale untuk tidak langsung berganti baju sepulang sekolah? Tidak cuci tangan dan kaki dulu? Hem,” ucap Jihan yang membuat anaknya seketika menuruti perintahnya untuk masuk kamar.

Keenan lalu meminta maaf karena telah keceplosan, sungguh ia sudah tak sabar bisa segera dipanggil papa oleh anak kandungnya sendiri.

Ale yang selesai berganti baju, langsung keluar kamar dan berlari menuju kamar mandi kemudian kembali menemui Keenan.

“Kenapa harus lari-lari sih? Kalau kepleset bagaimana?” tanya Jihan yang aneh melihat sang anak tampak terburu-buru.

“Nanti Om Keenan keburu pulang, Ma,” jawab Ale, sembari mengajak Keenan kembali bermain.

Meski Jihan telah meminta agar Keenan tak membahas apa pun tentang mereka, tapi Keenan yang keras kepala justru menanyakan pada Ale apakah bocah lucu itu ingin terus bersamanya.

Dengan lugunya Ale mengangguk.

“Ale mau tidak, kalau Om Keenan jadi papanya Ale? Biar kita bisa bertemu setiap hari. Waktu itu Ale bilang mau punya papa dan mama seperti Om Keenan dan mama Jihan,” lanjut Keenan.

“Tapi Om Keenan ‘kan papanya Ruby,” jawab Ale menunduk lesu seolah tak ada harapan ia bisa memiliki seorang ayah.

Keenan dan Jihan pun saling bertatapan, hingga Keenan dengan tegasnya menyatakan bahwa ia memang lah papa Ruby, tapi ia juga mau menjadi papa Ale. Keenan juga mengajak Ale untuk pindah ke Jakarta dan tinggal bersama, hingga mereka bisa selalu bertemu setiap hari. Ale yang cerdas, lantas menanyakan bagaimana dengan Ruby jika Keenan menjadi papanya. Bocah itu juga tak berminat jika harus tinggal di apartemen mewah itu.

“Rumahnya terlalu besar, Om. Ale tidak pantas tinggal di sana,” jawab Ale membuat Keenan sontak memeluk anaknya yang cerdas itu.

Dengan lirih ia membisikkan bahwa mereka tidak akan tinggal di apartemen itu, melainkan di rumah Keenan sendiri, yang tak terlalu besar. Ia juga akan mengajak Ruby tinggal bersama mereka. Jadi, Ale bisa terus bermain bersama Ruby, bahkan bersekolah di sekolah yang sama.

“Mau?” tawar Keenan sumringah.

Dengan ragu lalu akhirnya tersenyum, Ale mengangguk, meski wajahnya terlihat bingung.

Jihan lalu menarik tangan Keenan dan membisikkannya sesuatu. Bahwa ia mempertanyakan apa maksud Keenan terburu-buru mengajak Ale tinggal bersama. Padahal, mereka belum menikah. Jihan merasa ia butuh waktu untuk mempersiapkan kepindahan ini, juga penjelasan pada anaknya.

Menenangkannya, Keenan mengaku bahwa semuanya tak akan serumit itu, karena ia yang akan menjelaskan sendiri nantinya pada anak-anaknya, juga soal pernikahan mereka yang akan segera diurusnya karena ia mau semuanya berjalan dengan cepat.

***

Semenjak Nayla tak bekerja di rumah sakit, ia lebih banyak menghabiskan waktu di apartemennya, seperti pagi ini.

“Mama tidak kerja?” tanya Ruby ketika akan berpamitan berangkat sekolah.

Dengan singkat Nayla hanya menjawab tidak.

Wajah Ruby seketika bersinar dan meminta sang mama untuk ikut mengantarnya ke sekolah, karena ia ingin sekali berangkat bersama mamanya. Sayangnya, dengan tegas Nayla menolak karena ia sedang ingin beristirahat dan meminta Ruby untuk tetap berangkat bersama susternya seperti biasanya. Kembali cemberut, Ruby lalu mengajak susternya berangkat.

Hingga tak lama, suara bel berbunyi.

“Papaaa!” seru Ruby ketika susternya baru saja membukakan pintu.

Nayla yang masih duduk di sofa ruang tamu, bergegas bangkit setelah mendengar teriakan anaknya memanggil Keenan.

Melihat Nayla yang masih memakai piyama, Keenan menegurnya, bahwa ia seharusnya bisa mengantarkan Ruby ke sekolah, di saat mantan istrinya itu sedang tak bekerja.

“Kalau kamu tidak bisa menjadi orang tua yang baik, lebih baik Ruby ikut aku! Aku tidak mau Ruby menjadi pribadi sepertimu,” lanjut Keenan.

Nayla yang masih kecewa dan marah soal pemberitaan buruk dirinya, semakin murka dibuatnya. “Apa urusanmu? Dia hakku! Kenapa masih sok peduli, urus saja selingkuhanmu itu!”

Tak menanggapi perkataan Nayla, Keenan menarik tangan Ruby dan bersiap mengajaknya berangkat. “Suster jemput saja nanti sepulang sekolah, berangkatnya biar sama saya.”

Selama di dalam mobil, Keenan mulai menanyakan apakah anaknya itu ingin tinggal bersamanya.

“Mau, Pa, Ruby mau,” jawab Ruby dengan mantap.

“Tapi, kita juga akan tinggal bersama Ale dan mamanya. Jadi, Ruby punya mama baru. Mama Jihan akan lebih sayang pada Ruby, tidak seperti mama Nayla yang cuek. Ruby juga bisa bermain bersama Ale,” jelas Keenan.

Seakan bocah itu belum paham betul apa yang papanya ucapkan, ia langsung menyetujuinya begitu saja, hanya karena ia bisa bermain bersama Ale, juga senang bisa bertemu Jihan yang saat itu baik sekali padanya.

Sementara itu, Nayla sibuk menghubungi kuasa hukumnya, agar hak asuh Ruby tak jatuh di tangan Keenan.

Sama halnya dengan Nayla, Keenan juga mulai menghubungi kembali kuasa hukumnya terkait pengajuan banding pemindahan hak asuh dan menelepon Andre untuk meminta bantuannya mengurus pernikahannya bersama Jihan.

"Halo, Ndre, teman kamu yang petugas pemerintahan itu masih bekerja di sana?”

“Halo, Ndre, kamu dengar suara saya?”

“Ndre....” Telepon terputus.

...****************...

1
LISA
Kenan tuh yg bayarin SPP nya Ale
Eva Nietha✌🏻
Ale pinter
Eva Nietha✌🏻
Keren
Eva Nietha✌🏻
Kena deh bakal viral nih Nayla
Eva Nietha✌🏻
Kapok kamu pak Basuki
Eva Nietha✌🏻
Ale hebat
Eva Nietha✌🏻
Wah ale viral
Eva Nietha✌🏻
Feeling anak sm bapaknya
Eva Nietha✌🏻
Ayo keenan tegas
Eva Nietha✌🏻
Keren ceritanya
Eva Nietha✌🏻
Makin seru thor
Eva Nietha✌🏻
Suka
Siti Nuraini
aq suka ceritanya
Eva Nietha✌🏻
Berjumpa jg deh
Eva Nietha✌🏻
Seru banget
Eva Nietha✌🏻
Seru
Eva Nietha✌🏻
Msh lanjut
Eva Nietha✌🏻
Merapat kk
munaroh
owhh,,, Wina ada main dg Rio thoo? 🤔
munaroh
wallahhh,,, Wina urung kapok
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!