NovelToon NovelToon
Heart Stopover

Heart Stopover

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Romantis / cintapertama / ketos / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Alendra

Mencintai seseorang yang sesuai dengan kreteria kita adalah hal yang wajar, seperti Quranisya yang mencintai Ammar selama 3 tahun semenjak menginjak bangku SMP. Selama ini Quranisya hanya memendam perasaannya saja hingga dia menginjak SMA,dan saat itu Quranisya baru tau jika Ammar akan melanjutkan study-nya di pondok pesantren pilihan orang tuanya.

Selama tidak bertemu dengan Ammar tanpa sadar sedikit demi sedikit perasaan Quranisya berubah kelain hati, ada orang lain yang mengisi hatinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alendra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

TTM

Sudah hampir magrib dan Ranis baru pulang, melihat bunda yang duduk didepan teras serasa menunggu kedatangan Ranis. " Assallammulaikum." Ranis berujar salam,dan langsung mencium punggung tangan Bunda.

" Kok sampai sore begini pulangnya?" Tanya bunda, berdiri dari duduknya dan langsung menggiring Ranis masuk kedalam rumah.

" Tadi Ranis di tawari kerjaan sama temen Ranis." Jelasnya.

" Kamu jadi mau kerja."

" Jadi dong bun, sekarang sudah tugas Ranis buat bantuin bunda. Bunda tenang saja, sekolah Ranis tetep yang pertama."

Bunda tersenyum. " Dapat kerja apa?"

" Semacam SPG bun, jadi aku jaga butik di salah satu mall, cuman belum tau ditempatin dimana." Jawabnya.

" Jam kerjanya?"

"Sepulang sekolah sampai malam, biasanya pulang dari sana jam 10 malam bun, paling nyampek rumah setengah 11 bun."

" Malam sekali Ranis, terlalu bahaya untuk perempuan nak." Bunda terlihat sedih.

" Banyak kok diluar sana perempuan yang kerja pulang jam segitu, dan ini Jakarta bun daerah masih ramai kalo jam segitu." Yakin mencoba menyakinkan.

" Tapi. . ."

" Bunda tenang aja, percaya sama Ranis." Ranis memeluk bunda dengan erat. Tak lama kemudian mengurai pelukannya " Ranis naik dulu ya bun, mau mandi terus sholat magrib, abis itu Ranis pamit mau kerumah Citra."

" Ya udah. Nanti makan dulu sebelum pergi ya."  Kata bunda

" Baik bun."

Ranis langsung beranjak kekamar langsung membersikan diri dan pas selesai mandi adzan magrib pun berkumandang, melaksanakan kewajiban 3 rokaat, dan langsung merapikan seperangkat alat sholatnya dengan rapi.

Merapikan diri, dan turun kebawah makan bersama bunda. " Tandi siang Vian kesini?" Kata bunda.

" Kak Vian enggak ngomong aneh-aneh kan bun?" Tanyanya, Ranis takut banget jika Vian bicara soal Ammar ke Bunda.

" Enggak tu, kayak biasanya. Makan dan langsung pulang."

Menghabiskan semua makanan yang ada dipiringnya dan langsung mencuci peralatan makan yang sudah kosong, setelahnya Ranis pamit ke bunda untuk pergi kerumah Citra.

Melajukan kendaraanya dengan pelan kali ini Ranis melewati rumah Ammar, kalau di pikir-pikir sudah lama tidak melewati rumah Ammar, kebiasaannya itu hilang dengan sendirinya sejak perasaannya kepada Vian mulai tumbuh. Meski cinta pertama itu bakalan awet didalam sana. Dalam hati setiap orang. Seperti kita juga. Benar tidak?

Tak mau memandang lama dia langsung melajukan motornya kerumah Citra. Dan disinilah dia sekarang berada didalam kamar Citra merebahkan tubuhnya sementra Citra duduk di meja belajarnya sambil menatap Ranis yang tak menghiraukannya.

" Bokapnya kak Vian baik ya?" Tanya Citra.

" Baik banget." Ranis memiringkan tubuhnya sekarang menatap Citra. " Tidak usah bahas itu, gue kepo lo mau curhat apa?" Tanyanya kini dia Ranis menaik turunkan alisnya seraya menuntut jawaban dari Citra.

" Janji jangan ketawa." Kata Citra sembari mendekat duduk di sisi kosong sebelah Ranis.

" Curiga gue."

Citra tersenyum malu sesaat namun kemudian dia mengerucutkan bibirnya cemberut. " Kayaknya gue cemburu sama Ivana." Jujur nya kemudian dan sontak langsung membuat Ranis bangun menegakkan badannya  menatap Citra dengan mata yang di buka lebar.

" Lo suka sama Dimas?" Tanya Ranis tak percaya.

" Sepertinya begitu." Jawab Citra dengan wajah yang malu-malu mengakui perasaanya.

" Wah, sepertinya gue banyak ketinggalan moment saat gue enggak masuk beberapa hari yang lalu." Ranis menggelengkan kepala tak percaya. " Ceritain detainya ke gue, biar gue enggak ketinggalan berita." Kata Ranis selanjutnya.

Akhirnya Citra menceritakan awal kejadian seminggu lalu, dimana dia minta tolong Dimas untuk mengantarkannya mencari buku untuk tugas sekolah.

~Flash back on~

" Gak papa kan naik motor gue?"  Tanya Dimas saat mereka diparkiran motor. Dimas menggunakan motor matic Vario hitam yang sudah dimodifikasi itu.

" Naik apa aja gue mau, asal jangan naik kuda." Jawab Citra enteng.

" Ya udah naik." Titah Dimas.

Citra pun langsung naik, namun sayangnya belum motor melaju duduk Citra sudah mrosot kedepan membuat badanya tidak ada cela dengan Dimas.

'Plak'

Tangan Citra reflek melayang ke pundak Dimas. " Sialan lo, ini sepeda ada perosotan mainan anak-anak sih" Keluhnya.

" Sakit tau!" Dimas mengelus pundaknya yang terasa panas akibat pukulan Citra. " Masak lo nggak paham, namanya juga anak muda Cit."

Mendengar jawaban Dimas Citra berdecak sebal" Ya udah, ayok berangkat." Ucap Ranis kemudian dengan sebal.

Selama perjalanan, berulang kali Citra membenarkan duduknya karena sedari tadi terus membuatnya maju kedepan.

" Ngapain sih loe gerak-gerak mulu?" Tegur Dimas di kemudi depan.

" Jok lo ni, buat gue enggak nyaman" Keluh Citra.

Dimas langsung menepikan motornya kemudian tanpa aba-aba langsung meraih kedua tangan Citra dan melingkarkannya di perut Dimas.

" Gini kan enak, aman" Kata Dimas.

Citra terpaku tanpa menolak, tangan Citra tetap melingkar di perut Dimas, pipinya langsung bersemu merah dibuatnya. Dimas tidak tau jika tindakannya itu membuat hati Citra seakan ingin melompat keluar.

Sejak saat itu entah kenapa hati Citra seakan berdebar jika melihat Dimas.

~Flash back off~

" Cuman karena itu doag loe jadi jatuh cinta sama Dimas?" Ranis tak percaya mendengar cerita Citra

" Ye, kok malah diledekin sih. Namanya juga cinta, datangnya kayak penyakit." Celtuk Citra.

" Maksud loe? Apa hubungannya cinta sama penyakit?" Ranis mengerutkan alisnya tidak paham maksud dari Citra.

" Sama-sama datangnya mendadak dan hilangnya butuh waktu." Citra menerawang mengingat kembali semua yang dia lewati bersama Dimas.

" Jadi sekarang loe cemburu kalo lihat Dimas sama Ivana?"

Citra mengangguk lesu, Ranis menghampiri Citra mengelus punggung sahabatnya. " Jodoh enggak akan kemana." Katanya menghibur.

" Loe enggak ngerti rasanya hati gue. Loe nggak pernah cemburu, enak loe dicintai terus."

Ucapan Citra memang benar, Ranis tidak pernah merasakan cemburu selama ini. Saat dia masih mencintai Ammar, sekalipun lelaki itu tidak pernah dekat dengan perempuan. Dan sekarang, saat Ranis sudah mulai mencintai Vian pun, tidak pernah ada perempuan yang dekat juga dengan Vian, lantaran Vian sendiri selalu menjaga jarak demi membuktikan kepada Ranis, jika tidak ada yang boleh dekat dengannya kecuali Ranis.

Kembali ke dua sahabat itu.

" Eh, gue mau cerita tentang kak Andre." Kata Ranis mengalihkan ucapan Citra sebelumnya.

" Kenapa kak Andre? Dia bocor ke kak Vian soal yang dikantin." Citra penasaran

" Enggak, malah dia bantuin gue. Dia ngasih kerjaan Cit, alhamdulillah gue bisa bantu bunda." Dengan riang Ranis mengeluarkan ekspresi bahagianya.

" Serius?" Tanya Citra seakan tak percaya.

" Banget."

Citra memeluk Ranis erat ikut bahagia. " Eh." Citra mengurai pelukannya. Menatap Ranis instens " Jangan-jangan kak Andre juga suka sama lo."  Tebak Citra.

" Jangan ngaco kalau ngomong,Cit." Ranis membalikan badan dan duduk di meja belajar Citra.

" Kenapa enggak? Kalau bukan kenapa dia bantui loe coba?" Citra mendekat

"Karena dia kasihan sama gue, lagian dia bilang kalau dia bantuin gue cuman sebatas nolongin gue doang." Jelas Ranis

" Enggak, jelas modus ni kak Andre." Citra masih kekeh dengan pikirannya.

" Enggak mungkinlah kak Andre kayak gitu, dia kan temannya kak Vian."

" Namanya perasaan enggak ada yang tau, Ran. Contohnya kayak gue, eh tiba-tiba aja gue nyangkut sama si Dimas yang jelas-jelas gue tau dia pacaran sama Ivana, teman kita sendiri."

" Pokoknya enggak mungkin. Kak Andre hanya bantuin gue titik, loe jangan pikiran aneh-aneh." Sanggah Ranis tidak ingin ambil pusing apa yang dipikirkan Citra.

" Oh ya." Ranis baru ingat sesuatu, dia mengeluarkan HP dari sakunya dan langsung membuka pola kunci, kemudian masuk ke aplikasi chat sejuta umat. Kemudian dia memberikannya kepada Citra. " Lihat ini." Katanya seraya menyerahkan Hp nya.

Citra yang nampak bingung namun tetap menerima benda pipih itu dan langsung melihat apa yang ditampilkan disana.

Ammar [ Assallammualaikum, maaf Ranis aku lancang mengirim pesan, aku hanya ingin menanyakan kabar bunda kamu. Apakah beliau sudah sehat?]

Membaca pesan dari Ammar, kemudian melihat Ranis. " Enggak lo bales?" Tanya Citra.

Ranis menerima kembali benda kesayangannya tersebut dari Citra. " Boro-boro mau gue bales, gara-gara ini gue berantem parah sama kak Vian." Jawabnya dengan menekuk wajahnya.

" Udah kayak orang pacaran beneran lho kalian ini."

" Apaan sih?"

" Ya coba pikir, kak Vian udah kenal bunda lo. Orang tua kak Vian juga udah kenal lo. Terus sekarang berantem gegara orang ke tiga. TTM emang."

" TTM?"

" Teman Tapi Mesra."

" Bisa aja lo."

*

*

*

TBC

1
AraaAjaa
bagus BGT thor
AraaAjaa
langsung luluh Vian
AraaAjaa
syuka banget Thor, semangt
AraaAjaa
wkwkwkwk. . . sama kek aku kalo lagi mau ngunci mulut guru sebelum ngomel
AraaAjaa
semangat Ranis
AraaAjaa
tega banget Vian
AraaAjaa
semangat Ranis Citra menjalani masa mos
AraaAjaa
to the point banget/Drool/
AraaAjaa
teringat saat MOS . jamanku dulu disuruh kepang sesuai usia pada saat itu
AraaAjaa
mengingatkan aku pada dia/Frown/
eka aLendRa
selamat Pagii. . .

menurut kalian gimana dengan Ranis? apakah dia berlebihan ? atau malah Vian yang berlebihan kepada Ranis?
eka aLendRa
Hallo readers, apa kalian punya kenanagan yang sama dalam sulitnya mencari tanda tangan Osis?

berbagi cerita yuk.
eka aLendRa
Hay, Ada yang mau berbagi kisah tentang masa Orientasi kalian? kenangan apa yang bikin kalian ingat dan tidak akan lupa sampai sekarang. . .

selamat membaca.
eka aLendRa
Assallammualaikum, readers semua.
sampai saat ini kisah Ranis dan Vian masih adem-adem aja dari pembaca.

kisah mereka lagi proses kontrak,teman-teman. Minta dukungannya selalu ya. . .
Karunia Pangastuti: Hay Thor. aku syuka semangat
total 1 replies
eka aLendRa
ok
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!