Heart Stopover

Heart Stopover

Prolog

Cinta, benarkah cinta itu indah? Di cintai adalah sebuah anugerah sebab tanpa kita meminta akan ada seseorang yang akan tulus menyayangi kita, perna kah kalian merasakan itu? Sedangkan mencintai adalah sebuah pengorbanan besar,sebuah perasaan yang belum tentu terbalaskan namun kita tetap tidak bisa menghindar atau mengilangkan perasaan itu begitu saja.

Mencintai dan di cintai mempunyai kesamaan, yaitu sama-sama tidak bisa memilih kepada siapa rasa itu akan berlabu. Kadang rasanya ingin tertawa melihat melihat diri sendiri yang terjebak dalam rasa cinta ini, konyol kenapa dia? Pertanyaan itu selalu muncul tanpa tau jawabannya.

Dia adalah Quranisya Zahra Meka gadis yang beranjak dewasa memendam cinta kepada temannya sendiri semenjak di bangku SMP ( sekolah menengah pertama ). Jika ditanya apa yang membuat dia jatuh hati, tentu pasti karena paras sang idola lah yang menjadi api cinta pertama, namun setelah memendam selama tiga tahun banyak hal yang membuat Ranis kagum. Cerdas, ramah, sholeh,rajin ibadah semua yang ada pada dirinya komplit sesuai dengan harapan Ranis. Mencari imam di dunia dan akhirat.

Mengejar cinta pertamanya bukanlah hal yang muda, apalagi doi tidak terlalu sering berinteraksi dengan perempuan. Namun jika kita bersungguh-sungguh maka Allah akan mempermudah jalan kita, ya seakan Allah memberi kemudahan kepada Ranis, ternyata doi adalah anak seorang pemuka agama di perumahan yang dia tinggali. Dengan sedikit merengek dan memaksa Ranis berhasil menyakinkan kedua orang tuanya agar dia di pindah mengajinya di  TPQ yang di kelola oleh keluaga doi.

Ammar ( Ammar Zaki Abdullah), nama sang pujaan hati. Setelah menyakinkan kedua orang tuanya Ranis kembali menyakinkan sahabat satu-satunya yang dia miliki sejak kecil. Agar dia juga ikut mengaji di tempat Ammar.  Alhamdulillah, Ranis bersyukur berulang kali lantaran sahabatnya itu mau ikut bersamanya agar dia tidak malu kalau bertemu dengan Ammar.

Beruntung Ranis memiliki sahabat seperti Citra, ya Citra Septia. Sang sahabat sekaligus penghibur hati Ranis jika sedang dilanda rasa galau. Citra menjadi pendengar setia semua isi hati Ranis. Dan hanya Citra satu - satunya orang yang tau perasaan Ranis terhadap Ammar.

Sore itu Ranis berlari dalam derasnya hujan, menerjang dinginya udara untul sekedar menemui Citra dan menangis dipelukan Citra. " Apa yang terjadi Ran?" Citra kaget setelah dia membuka pintu tiba-tiba Ranis menumburnya dan memeluknya erat tak peduli jika dia sudah basah kuyub. Citra merasa tubuh Ranis tergoncang akibat isak tangis sang sahabat.

Tak mendapat jawaban Citra langsung merangkul bahu Ranis dan mengajaknya masuk kedalam kamar, memberikan baju ganti agar Ranis tidak kedinginan lagi. " Sebenarnya ada apa Ranis?" Dengan membawakan teh hangat Citra mendekat dan memberikan minuman itu agar bisa sedikit menghangatkan tubuh Ranis.

" Semuanya tinggal angan-angan Cit, semuanya tinggal angan-angan. Hu..hu..hu.." Kembali Ranis menangis.

" Ada apa cerita dong?" Citra duduk disamping Ranis, meletakan teh hangat yang tidak diterima oleh Ranis tadi.

" Ammar, hiks.. Ammar dia pergi" Ranis melanjutkan isak tangisnya.

" Hah! Pergi gimana maksud kamu?" Citra menautkan alisnya dan mulai berfikir negatif. " Innalillahi wa inna ilaihi roji'un"  Ucap Citra karena tidak menjawab petanyaan nya, Citra sudah berspekulasi sendiri.

" Ngawur kamu." Ranis melotot. " Jangan doa'in dia yang jelek-jelek, aku ndak kuat". Lanjutnya.

" Habis kamu di tanyak.i malah tidak menjawab." Citra tak kalah sewot.

"Tadi pas aku disuruh bunda beli sesuatu, aku melihat Ammar pergi naik mobil berlalu begitu saja dihadapanku." Ranis menjeda ucapannya. " Saat aku tanya bu Nyai katanya Ammar akan melanjutkan SMA dipondok pesantren. Hua...hua..." Tangis Ranis kembali pecah keseluruh kamar Citra. Sementara Citra tidak mencegah Ranis menangis, biarlah biar dia tenang batin Citra.

" Aku kira Ammar berpulang." Cuek Citra

" Astagfirullah, jangan kayak gitu ya Cit."

" Kan aku nggak tau, lah kamu sendiri menangis kayak enggak bakal ketemu lagi aja."

" Aku menangis karena di tinggal mondok Ammar, kamu tau kan disana pasti banyak cewek-cewek yang lebih sholeha dari aku, lebih pinter ilmu agamanya, lebih cantik dan yang penting mereka bisa bertemu dengan Ammar tiap hari. " Ranis sudah mulai menggebu - gebu.

" Eh Ran, loe pikir pesantren kayak apa? Kan disana santri -santri dipisah cewek cowoknya." Citra mulai geram dengan tingkah Ranis.

" Awas aja aku tidak iklas."

" Apanya?"

" Kalau sampai dia jatuh hati sama perempuan lain." Tegas Ranis.

" Emang loe siapanya Ammar?" Citra tertawa sedikit meremehkan.

" Calon istrinya aku, insha allah."

" Aamiiin"  Citra mengamini ucapan Ranis seraya berdoa. Ranis langsung memeluk Citra kembali.

Memang semenjak abah Ammar sakit-sakitan TPQ yang dikelolah oleh keluarga sudah di tutup beberapa bulan yang lalu, al hasil Ranis jadi kurang up date informasi tentang Ammar. Bicara dengan Ammar pun bisa dihitung dengan jari.

***

Adakah diantara kalian yang masih terbelenggu oleh cinta pertama, cinta pertama memang yang paling berkesan, tidak mudah mengilangkan perasaan tersebut. Tanpa di pupuk pun rasa itu akan berkembang.

Hanya dalam mimpi Ranis bisa bahagia, malam hari adalah waktu yang dinanti oleh Ranis, agar dia bisa ridur dan memimpikan orang tersayangnya. Karena hanya dalam mimpi Ranis bisa bicara banyak hal dengan Ammar.

Ada yang pernah bilang, jika kita bermimpi bertemu seseorang maka orang tersebut sedang merindukan kita. Apakah benar? Jika iya Ranis sangat bahagia. Itu artinya Ammar juga merindukannya, eh tunggu dulu, Rindu? Apakah Ammar juga mempunyai perasaan dengan Ranis? Mana mungkin.

Nama Ammar sudah memenuhi hatinya, salahkah perasaan itu? Dosa kah mengharapkannya? Tiap sholat Ranis selalu mengangkat tangannya seraya berdoa agar Ammar adalah jodoh yang ALLAH tulis di Lauhul Mahfudz, jika bukan Ammar yang tertulis Ranis akan terus berdoa sehingga nama Ammar lah yang tertulis menggantikan nama orang yang tertulis disana. Emang bisa? Hanya Allah yang tau.

Setelah memutuskan untuk setia meskipun tidak menjalin hubungan atau ikatan apapun. Ranis bertekat akan menutup pintu hatinya rapat-rapat agar tidak ada cela untuk orang lain.

Anggap saja hubungan jarak jauh, begitu pikir Ranis. Dia sudah terlalu jatuh cinta kepada Ammar, atau dia malah terobsesi dengan Ammar.

'Semoga kelak kita dipertemukan dan didekatkan oleh ikatan yang tidak akan pernah bisa memisahkan kita. Sedekat nadi, seirama jantung aku ingin menjadi bagian dalam hidupmu , ku sebut namamu dalam doaku Ammar Zaki Abdullah, semoga allah mendengarkan doa-doa ku ini.'

'Aamiin'

Bisa jadi kemantapan hati seseorang akan membawa awal baik untuk dirinya, begitupun kita.

***

Hay salam kenal, ini adalah karya ke empat ku di noveltoon , mohon dukungan kalian ya. Tinggalkan jejak kalian dengan komentar komentar kalian, semoga kedepannya kakian suka dengan kisah ini.

Untuk nunggu kisah selanjutnya kalian bisa baca novel-novelku sebelumnya, semoga kalian juga suka.

Terpopuler

Comments

AraaAjaa

AraaAjaa

mengingatkan aku pada dia/Frown/

2024-03-21

1

eka aLendRa

eka aLendRa

Assallammualaikum, readers semua.
sampai saat ini kisah Ranis dan Vian masih adem-adem aja dari pembaca.

kisah mereka lagi proses kontrak,teman-teman. Minta dukungannya selalu ya. . .

2024-03-17

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!