Setelah di khianati dengan keji oleh kekasihnya, Gilang berencana membalaskan dendam dengan hidup bahagia dan menikahi bibi mantan kekasihnya.
Siapa sangka, wanita dingin yang merupakan bibi kekasihnya itu ternyata lebih sadis dari dugaan Gilang. Berniat menaklukan, justru Gilang kini harus rela di taklukan.
Mampukah Gilang mendapatkan hati wanita yang berusia lebih tua darinya itu?
Simak kisahnya, jangan loncat bab/ nabung bab/ hanya lewat.
Di larang melakukan spam apa lagi bom like!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nuah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29. TAMAT
Keadaan Kinan agaknya belum cukup baik untuk melakukan banyak gerak, hingga akhirnya Gilang selalu mencari terobosan agar luka di perut istrinya cepat sembuh, meski terkesan berlebihan, namun gambaran cinta Gilang untuk Kinan sangat terlihat jelas.
Gilang bahkan membeli ramuan china, bahkan ikan gabus-pun dia masakkan untuk sang istri meski sebenarnya Gilang sangat takut pada bentuknya yang menyerupai ikan lele itu.
Seperti hari itu, Kinan baru saja sarapan dan Gilang datang kembali dengan senampan makanan.
"Sayang, sudah cukup." Kinan menggelengkan kepalnya.
"Enggak sayang, sekarang porsi makan kamu harus nambah tiga kali lipat." Bantah Gilang, sedangkan ayah dan Papa Kinan hanya dapat menggeleng saja melihat kelakuan Gilang yang di luar nurul.
"Ini putih telur belum di makan, ayo cepet sayang!" Gilang mengambil putih telur yang di rebus.
"Enek Yank, aku malah mual tahu ih!" Kinan menggelengkan kepalanya, Mama yang melihat putrinya sendiri tersiksa oleh sikap suaminya hanya terkekeh.
"Ma, malah ketawa si. Lihat tuh suami ku sampe segitunya!" Umpat Kinan, Mama hanya tergelak dengan tingkah Kinan.
"Itu tanda cinta sayang, suami kamu khawatir itu." Mama meluruskan, Kinan manyun dan sontak saja sebuah bibir menunggu dan kecupan manis akhirnya tercipta.
"Gilang!" Pekik Kinan, semua orang tertawa melihat tingkah pasutri itu. Meski keduanya sudah dewasa, namun keduanya seperti ABG yang punya anak.
"Ma, tolong aku!" Kinan merangkul tangan Mamanya yang duduk di tepi ranjang pasien.
"Tolong kenapa sayang, itu tanda cinta." Tambah lagi Mama Kinan, Kinan benar-benar merasa jadi bahan tontonan sekarang.
"Aku datang!" Yuhou datang dengan begitu banyak perlengkapan bayi, namun tangannya nampak lecet.
"Ck, itu tangan kamu kenapa?" Kinan menatap tangan Yuhou yang nampak berdarah.
"Heheh, tadi jatuh di dekat parkiran Kak. Cuma luka kecil kok, nanti juga sembuh." Yuhou terkekeh dan memberikan semua perlengkapan bayi itu.
"Mana lihat ponakan chuantik dan guanteng ku, mau om gendong gak?" Yuhou mengecup kedua pipi keponakannya yang tengah di jemur.
"Jangan cium anak ku, dia punya ku tau!" Gilang menyenggol tangan Yuhou, Yuhou terkekeh dan semakin gencar menggoda kakak iparnya itu.
"Selama ini aku yang jagain kak Kinan, sekarang giliran anaknya ang aku jagain. Iya gak kesayangan ku yang unyyuuu?" Yuhou kembali mengecup pipi keponakannya.
"Minggir!" Gilang menendang pan*tat Yuhou hingga pria itu mengusap pant*tatnya dan menjauh.
"Astaga, di dunia ini siapa yang mau menjadikan pria galak seperti mu sebagai mitoha?" Yuhou menggelengkan kepalanya.
"Apaan mitoha?" Tanya Gilang, Yihou terkekeh dan mengambil satu bayi Kinan.
"Hei! Penculik!" Pekik Gilang, sedangkan mereka hanya tertawa. Yuhou sendiri sangat menyayangi kedua keponakannya itu.
Entahlah, selama ini Yuhou tak pernah memikirkan untuk memiliki anak atau kekasih. Dia masih mengejar seseorang yang sangat sulit dia taklukan, meaki tergapai namun sangat sulit dia miliki.
Terlalu banyak pikiran ruwet dan begitu banyak yang harus Yuhou lakukan sebelum menaklukan wanita pujaannya, Yuhou mengusap pipi bocah laki-laki yang ada di pelukannya.
"Sona, jagain Mama kamu ya? Paman mau pamit dulu sekarang." Yuhou mengecup kening bocah laki-laki itu.
Bocah itu seolah mengerti dan terlelap dalam pelukan Yuhou, Yuhou menatap langit yang kala itu sangat cerah. Dia ingin menyelesaikan sesuatu dan memiliki sesuatu sekarang.
Yuhou kembali ke tengah-tengah keluarganya saat Sona nampak sudah terlelap. Yuhou tersenyum dan menatap orang-orang di sana.
"Kak, aku mau pamit." Yuhou menghela nafas panjang memohon restu dari seluruh keluarganya.
"Kamu mau kembali lagi?" Tanya Kinan, setelah pemikiran yang sangat lama. Setelah Kinan menikah, akhirnya Yuhou memutuskan untuk melanjutkan sekolah di luar Negri.
"Aku mau menyelesaikan tesis ku, aku juga ingin cepat lulus dan-" Kinan dan semua orang terdiam. Mereka ingin mendengar kelanjutan ucapan Yuhou.
"Dan?" Kinan menatap Yuhou yang kini termenung seolah memikirkan sesuatu.
"Aku mau menikah kak." Semua orang tertegun dengan sikap anak jenius luar biasa itu.
"Menikah?" Papa Kinan juga terkejut seolah meminta penjelasan yang lebih.
"Cinta mu masih bertepuk sebelah tangan, kok edan-edanan mau nikah si Hou?" Kinan menggelengkan kepalanya.
"Siapa memangnya?" Tanya Gilang yang ikut penasaran.
"Ada, dia memang wanita yang sangat keren, aku juga mengakuinya dari lubuk hatiku yang terdalam. Tapi dia itu tak pernah memandang Yuhou sebagai seorang pria." Tambah Kinan, wajah Yuhou nampak memerah meski kepalanya kini menunduk.
"Yasudah, semoga berhasil. Papa berharap kamu mendapatkan apa yang kamu inginkan, dan ingat untuk menjaga jiwa raga mu ya?" Papa Kinan menepuk bahu Yuhou, Yuhou mengangguk.
Yuhou pamit pergi dan meninggalkan mereka demi mendapatkan apa yang dia inginkan. Semua orang mendo'akan untuk kebaikan Yuhou dan masa depannya.
...*****TAMAT*****...
Kisahnya lanjut di kisah Yuhou ya semua, kalian bisa kepoin bagaimana sosok Yuhou yang out of the box itu.
Nuah juga mengucapkan banyak terima kasih yang sudah mengikuti novel ini.
jadi penasaran apa keunggulan seorang Dila dibandingkan dengan Gilang, apakah lebh perhatian ?
eh bener nggak?
Ayoklah Gilang demi masa depan loh..