🚧CERITA INI HANYA KHALAYAN OTHOR SEMATA, JANGAN MASUKKAN KE DALAM HATI. MASUKKAN SAJA KE DALAM ❤(+) FAVORIT🚧
Dipertemukan dengan CEO galak beserta dengan putrinya yang selalu mengganggu membuat hidupku jungkir balik.
Suatu hari bocah itu memanggilku dengan sebutan 'mommy'.
Apa yang harus kulakukan? Bagaimana caraku menghadapi CEO dingin dengan mata setajam pedang itu?
Klik 'Mulai Baca' untuk mengetahui kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kacan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TERULANG LAGI
Tubuh Fara menggelinjang nikmat, raut wajahnya berubah-rubah warna. Dia semakin menekan kepala Devan hingga membuat hidung pria itu terhimpit ke dada miliknya. Pantas saja Bagas berselingkuh dan bermain gila dengan anak bosnya. Ternyata rasanya sangat luar biasa. Pikiran dari bisikan-bisikan setan merasuki Fara.
Devan yang dalam kondisi mabuk bergerak menyusuri bagian tubuh sang istri dengan tangan dan juga bibirnya.
Pria itu membuat banyak tanda kepemilikannya di atas perut dan bulatan padat milik sang istri yang membuat wanita itu melenguh merasakan kenikmatan tiada tara. Aktivitas itu semakin panas saat sang pria membuka seluruh kain yang melekat pada tubuh si wanita.
Mereka kembali mengulang malam indah itu dengan berbagi keringat di atas ranjang, setiap hentakan yang diberikan oleh Devan membuat Fara merasa sedang terbang hingga ke atas awan. Keduanya sangat menikmati permainan itu hingga sampailah pada penghujung aktivitas mereka, Fara memejamkan mata erat seraya mencengkram punggung suaminya merasakan sisa rasa yang menjalar di tubuhnya.
Aku tidak akan menyesal melakukan hal ini. Batin Fara.
Fara menyentuh wajah damai Devan yang tengah tertidur pulas sehabis mereka melakukan aktivitas panas yang begitu memabukkan. Jari-jari Fara menyentuh rahang tegas suaminya dengan gerakan yang sangat halus.
“Mata ini sangat tajam jika menatapku,” gumam Fara seraya menyentuh lembut pada sudut mata suaminya.
Posisi berbaring Fara yang menyamping membuatnya leluasa menatap wajah sang suami yang terlihat damai.
“Ck, sadar Fara, sadar. Kamu hanya istri sementara.” Fara menepuk-nepuk kedua pipinya.
Wanita itu bangkit perlahan dan memunguti pakaiannya yang berserakan di atas lantai, rasa sakit di tengah pangkalnya tidak sedahsyat saat pertama kali. Namun, tetap saja ada rasa sakit saat burung hantu milik Devan menyeruak masuk ke dalam sangkarnya.
Fara mengenakan pakaiannya kembali, lalu setelahnya dia berjalan ke tepi ranjang di mana tempat Devan sedang tertidur. Tangan Fara merapikan selimut yang menutupi tubuh suaminya.
Sebelum ke luar dari kamar Devan, Fara mengusap pelan kepala suaminya seraya berkata dengan suara yang sangat lirih sembari tersenyum.
“Kamu adalah daddy yang hebat, Ley beruntung memiliki daddy sehebat dan sebaik dirimu.”
Fara meninggalkan Devan yang terlelap dalam keadaan cahaya kamar yang remang, hanya ada lampu tidur berkepala-kan seperti topi jamur yang meneringai kamar pria itu.
Kelopak mata Fara terasa berat untuk terbuka. Akan tetapi, ketika dibawa terpejam dirinya tidak juga tertidur. Dia memilih pergi ke kamar Ainsley. Melihat wajah damai sang anak membuat hatinya terasa tenang.
Dirinya membuka pintu kamar Ainsley dengan perlahan, dia berjalan menuju tempat tidur sang anak, lalu duduk di tepi ranjang dengan hati-hati.
Jika diperhatikan, hanya sedikit kemiripan Devan pada wajah putri sambungnya. Mungkin gen dari ibu kandungnya Ainsley lebih dominan. Pikir Fara.
Waktu terus berlalu dan hampir mendekati pagi, Fara merasakan pusing pada kepalanya, dia membaringkan badan di sebelah Ainsley. Saat Fara akan memeluk Ainsley, tiba-tiba dirinya teringat jika tubuhnya belum dibersihkan dan masih terasa aroma bekas aktivitas ranjang yang baru saja dia lakukan. Apa lagi tubuhnya sudah bercampur dengan keringat dan yang lain dari tubuh Devan.
Akhirnya dia memutuskan untuk kembali ke kamarnya, Fara tidak ingin memeluk tubuh sang putri dalam keadaan tubuh seperti saat ini.
Perlahan mata Fara mulai terpejam, dirinya mulai masuk ke dalam alam bawah sadar. sebuah cahaya menyilaukan membuat Fara menutup wajahnya dengan lengan karena tidak kuasa untuk membuka mata, cahaya itu semakin meredup dan muncul lah sosok wanita cantik yang mirip sekali dengan Ainsley.
Fara menurunkan lengan yang menutupi wajahnya, dia terpesona dengan wanita cantik yang ada di depannya. Mulut Fara tidak dapat terbuka, dia hanya bisa tersenyum ke pada wanita itu.
“Terima kasih sudah memberikan kasih sayang yang tulus ke pada Ainsley,” ucap wanita bergaun putih itu seraya tersenyum.
Mulut Fara yang terasa seperti terkunci hanya mampu menjawab ucapan si wanita cantik dengan anggukan kepala, dia melihat wanita cantik dengan rambut panjang yang tergerai indah itu sedang menggenggam tangannya.
“Hiduplah bersama Devan dan Ainsley selamanya, mereka membutuhkan kamu,” kata wanita itu dengan wajah memohon.
Fara tidak bisa mengendalikan dirinya, kepalanya mengangguk dengan sendiri. Wanita bergaun putih itu tersenyum.
“Cinta akan membuat kalian bahagia,” ucap si wanita bergaun putih seraya mengusap perut Fara.
Tiba-tiba cahaya menyilaukan itu kembali datang, seketika wanita cantik itu menghilang. Hanya tersisa dirinya sendiri di tengah jembatan yang di bawahnya terdapat sungai berair jernih. Kaki Fara melangkah maju ke depan mengikuti sepanjang jembatan yang dia lewati.
Sampailah dia di ujung jembatan, mata Fara melihat sosok Devan yang sedang duduk di bawah pohon rindang tengah menoleh ke arahnya sambil tersenyum.
Fara menghampiri Devan yang tengah memangku sepasang anak berparas seperti pria itu. Mata Fara menatap ke seliling, dia tidak dapat menemukan keberadaan Ainsley.
Anak balita berjenis kelamin perempuan yang ada di atas pangkuan Devan tidak mirip seperti Ainsley, Fara menoleh ke anak yang satunya, anak itu berjenis kelamin laki-laki dan wajahnya persis seperti Devan versi anak-anak.
“Jangan pergi jauh!” Devan bersuara memperingati saat Fara ingin menyebrangi sebuah air terjun yang berada di antara perbukitan.
Fara membalik badannya tanpa bicara, Devan meletakkan kedua balita itu di atas tanah subur yang ditumbuhi dengan rerumputan.
Pria itu menarik tangan Fara dengan sangat lembut, dia menarik Fara menjauh dari tempat itu.
“Itu bukan tempat mu.”
Devan menyentuh kedua pipi Fara dengan kedua tangannya, sentuhan dari pria itu terasa sangat dingin.
“Hi-hi-hi, Mom ayo bangun ….”
Mata Fara mengerjap saat merasakan sebuah tangan yang basah menyentuh pipinya. Saat matanya sudah terbuka, dia melihat Ainsley sedang cekikikan seraya menyelupkan tangan ke dalam gelas.
Fara meraba pipinya yang basah, sudut bibirnya terangkat saat menyadari sang anak lah yang menjadi tersangka.
“Hemm, Sayang. Kamu kok tidak pakai seragam sekolah? Ah iya, ayo Mommy mandikan dulu,” ucap Fara dengan suara khas bangun tidur seraya mengucek mata.
“Ini hari libur, Mom. Kata bibik hari ini tanggal merah,” ucap Ainsley dengan terkikik pelan.
Gadis kecil itu naik ke atas tempat tidur Fara, lalu mengeluarkan sesuatu dari dalam kantong bajunya yang bermotif kuda poni.
“Ini surat yang Ley tulis sendiri untuk mommy. Kata teacher, kalau sudah pintar menulis kita bisa membuat surat untuk orang yang disayangi,” kata Ainsley dengan mulut yang bergerak lucu.
Celotehan Ainsley membuat Fara merasa gemas, dia menerima surat yang diberikan oleh anaknya dengan wajah bahagia.
“Jadi Mommy orang yang Ley sayang dong?” Fara merubah posisi menjadi duduk seraya memasang senyum terbaiknya.
Kepala Ainsley mengangguk semangat, gadis kecil itu melompat-lompat di atas tempat tidur sambil terus menganggukkan kepala.
“Hati-hati sayang, ayo kita mandi dulu.” Fara menangkap tubuh Ainsley.
Wanita itu memandikan Ley, lalu membantu putri sambungnya memakai baju. Dia juga menata rambut pirang anaknya dan menjepitkan jepit rambut dengan warna yang selaras dengan baju anak itu.
Saat Ainsley sudah wangi dan bersih, Fara membawa Ainsley ke dalam kamarnya dan meletakkan anak itu di atas tempat tidur yang ada di kamarnya selagi ia membersihkan diri di dalam kamar mandi.
Di ruangan lain, Devan sudah terbangun. Pria itu terjengit kaget mendapati dirinya yang tidak memakai apa pun dan hanya terbalut dengan selimut.
Bersambung ….
Apakah Devan mengingat malam panjangnya bersama Fara?
kalau gak aku demo pakai like kamu thorrr!! 😭😭😭😭
nanti Mak beti marah🤣🤣🤣😆😆😆
astaga... semoga hari author Senin selalu...😭😭😭
jadinya burung hantu....😆😆😆
selamat membatin mommy...🤣🤣😆😆
Fara hamil anak kandung'mu...
bahahakkkk 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
cepat... cepat...
takut'y klo lambat kenapa² tar keguguran....
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
kita liat apakah Devan cembuluu....