[Di sarankan membaca Transmigrasi Istri Pemburu Season 1 terlebih dahulu]
↓↓
Sesama Reinkarnasi yang mencari misteri kisah kehidupan masa lalu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mellisa Gottardo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
mulai mencurigai
Esok harinya Yue dan Yuwen bersiap untuk berjualan seperti biasanya. Ada yang berbeda hari ini karena ada pekerja yang datang membantu, sebenarnya Yue merasa curiga karena tampang pekerja yang di bawa Yuwen terlihat seperti prajurit.
Langkah tegap, tangan penuh bekas luka sayat, berotot, wajahnya datar, masih muda, terlihat patuh. Sedang bibi yang paruh baya itu terlihat biasa saja, seperti orang biasa yang memang butuh pekerjaan.
"Kok mencurigakan ya, ngga mungkin Yuwen ngga sadar gerak gerik mereka kuat begini. Apa jangan-jangan mereka komplotannya Yuwen?." Batin Yue meras curiga.
"Ada apa? apa kau tidak suka dengan kinerja mereka?." Tanya Yuwen.
"Ya ini pemandangan baru, mereka bertiga bahkan terlihat sangat cekatan sekali. Aku jadi merasa malu untuk memberikan upah kecil." Ucap Yue, menutupi isi hatinya.
"Itu saja sudah cukup, jangan terlalu menekan diri sendiri." Ucap Yuwen.
"Terimakasih untuk bantuanmu Yuwen, aku jadi bisa beristirahat." Yue tersenyum tulus.
"Syukurlah jika aku bisa membantumu." Yuwen tersenyum.
"Ngga bisa, ternyata setelah di liat-liat Yuwen juga mencurigakan. Jangan bilang Yuwen yang sekarang juga menyimpan rahasia?." Batin Yue menerka.
"Yuwen, bisakah kau mengawasi mereka untukku? sepertinya aku kelelahan jadi merasa tidak enak badan." Ucap Yue.
"Ya, istirahat lah aku akan membawakan pendapatan hari ini padamu nanti." Ucap Yuwen.
"Terimakasih, tolong ya." Yue naik ke lantai atas.
Yue rebahan di atas kasur, dia mulai merasa pening. Jiwa sosialnya sudah habis, dia butuh waktu sendirian dan butuh ketenangan. Dia merasa terlalu lelah dan gelisah.
"Please, se enggaknya kasih gue petunjuk apa yang harus gue lakuin?. Apa gue harus cari telur itu? tapi kan Yi'er belum lahir, apa Yi'er itu udah lahir dan Reinkarnasi?." Batin Yue frustasi.
Merasa lelah Yue jadi mengantuk dan tertidur pulas, saat kegelapan mulai menyelimuti dan ketenangan mulai datang. Yue merasa tersedot dan terjatuh dari ketinggian, Yue merasa sekujur tubuhnya merinding dan kesemutan.
Ukhhh
hosh
Yue membuka matanya dan mengatur nafasnya dengan perlahan. Dia merasa angin berhembus kencang nyaris menerbangkannya, dia menoleh dan melihat sekitar dengan terkejut.
"A-apa..... ini... Dejavu?." Gumam Yue mematung.
Yue tidak mengenal tempat itu tapi dia merasa pernah mengunjungi. Perasaan asing namun akrab ini membuat Yue merinding, Yue melihat pemandangan yang sangat unreal.
Air terjun yang sangat deras dan jernih, harum bunga-bunga yang semerbak, pelangi yang seakan mengelilingi air terjun. Yue merasa terhipnotis dan berjalan pelan mendekat ke arah air terjun.
Tatapan matanya kosong, kepalanya kosong, badannya bergerak sendiri hingga sampai di bawah air terjun. Air nya dingin dan sejuk, Yue tau itu tapi dia tidak bereaksi apa-apa dan tetap diam mematung.
"Akhirnya kau datang juga."
Deg.
Yue menoleh cepat, dia seakan tersadar dan kembali pada kenyataan. Yue nyaris limbung karena terkejut dirinya berdiri di dalam air dengan arus yang cukup deras, Yue dengan cepat menepi dan merasa jantungnya berdebar.
"S-siapa itu?." Yue celingukan.
"Aku di depanmu."
Suara itu terdengar lagi, Yue menatap gelembung terbang di depannya. Kepalanya langsung kesemutan, dia merasa sangat ketakutan saat ini.
"Hahaha kau takut padaku? padahal dulu kau selalu memaki dan memarahiku."
"Katakan saja, kau siapa dan kenapa aku ada disini." Desak Yue.
"Aku Dewi Embun, aku yang membawa kalian semua kesini. Aku yang membawa kalian bereinkarnasi, aku juga yang sudah menjanjikan kebahagiaan pada Serena Halim sebelum dia mati."
"Jadi kau biang keroknya, cepat jelaskan padaku semuanya. Aku sudah mendapatkan ingatan Serena Halim, bahkan wataknya pun aku sudah tau tapi tetap saja aku tidak bisa menjadi dirinya." Ucap Yue kesal.
"Kalian memang satu jiwa tapi kalian juga berbeda, kau tidak perlu menjadi Serena Halim. Kau hanya perlu menjalani janji dan sumpah mu di kehidupan sebelumnya."
"Janji dan sumpah? memangnya apa yang aku katakan?." Kaget Yue.
"Kau ingin hidup bahagia kan? kau ingin berkumpul kembali dengan keluargamu. Aku sudah memberikan jalannya, jadi jalani saja kehidupan yang kau impikan ini."
"Aku benar-benar tidak habis pikir, hidup bahagia tapi miskin." Yue mencibir.
"Hahahha ternyata sikap ceplas-ceplos mu masih sama, tenang saja semuanya memang butuh proses. Tapi aku menjanjikan satu hal, kau tidak perlu lagi mengalami perang seribu tahun dengan bangsa iblis. Karena Yi'er sudah menyerahkan Jiwa nya, untuk menutup gerbang Iblis dari peradaban manusia selamanya."
"Apa? lalu apa Yi'er tidak bereinkarnasi?." Kaget Yue.
"Tidak, tapi dia tidak mati."
"Apa maksudmu?!!! jangan berbelit-belit." Kesal Yue.
"Yi'er memang mati sebagai raja iblis, tapi roh nya masih hidup. Mungkin saat ini dia masih menjadi roh gentayangan, tapi dia bisa kembali hidup menjadi manusia."
"Jadi meskipun aku memiliki anak dengan reinkarnasi Yuwen pun tetap bukan Yi'er yang lahir?." Kaget Yue.
"Tentu saja bukan, kalian berdua hanya reinkarnasi yang lahir setelah ribuan tahun berlalu. Yi'er akan memiliki nasib sama seperti adiknya yang masih terkurung di cangkang Phoenix, tapi mungkin dia akan bersedia reinkarnasi menjadi anak yang lahir dari rahimmu."
"Lalu bagiamana jika aku menemukan telur lebih dulu sebelum hamil? apa Yi'er akan menjadi adiknya?." Yue kebingungan.
"Hahahahah kau terlalu banyak berpikir, ada satu hal yang ingin aku jelaskan padamu."
"Ya, katakanlah." Yue sangat kepo.
"Yi'er adalah cangkang kosong, dia roh yang membawa semua ingatan masalalu tapi empatinya sudah tidak ada. Dia sudah menjadi roh alam, yang meskipun bereinkarnasi itu hanya akan menjadi anak polos yang tidak tau apa-apa. Sedangakan adiknya, masih berupa gumpalan darah dimana nyawanya saja belum ada. Mungkin kau bisa menyatukan roh Yi'er dan adiknya menjadi satu, dengan begitu ingatan mereka tentang kehidupan pertama tetap tersimpan."
"Tidak, justru bagus jika Yi'er tidak mengingat kehidupan pertamanya yang tragis. Aku akan melahirkan Yi'er ke dunia ini, aku akan memberikan kehidupan yang lebih bahagia padanya." Tolak Yue.
"Kenapa kau keras kepala? satukan roh Yi'er dan adiknya, mereka akan menjadi satu dengan watak Yi'er."
"Tapi bagaimana dengan Zhao!!!! Yuwen sudah memberikan nama Zhao untuk anak keduanya, tapi dia akan lahir menjadi Kakaknya?!!!! Apa kau tidak memikirkan perasaan nya?!." Yue berteriak marah.
"Ohh aku lupa, di kehidupan ini Yuwen bukan pangeran. Dia memiliki marga Zhao, Zhao Yi bukan nama yang buruk bukan? lagi pula anak kedua Yuwen memang belum memiliki kehidupan."
"Apa? bukan pangeran? tapi dia terlihat mencurigakan." Heran Yue.
"Benar, untuk siapa identitas aslinya aku tidak bisa memberitahu mu lebih jauh. Tapi dia bukan seorang Pangeran."
"Jadi Yi'er akan lahir menyatu dengan adiknya, apa sudah tidak ada cara lain?." Gumam Yue.
"Benar, tidak ada. Jika kau ingin memaksa maka kau harus menerima konsekuensinya, jika dimasa depan Yi'er menjadi anak durhaka karena jiwa nya milik bangsa iblis. Sebaik apapun Iblis tetaplah Iblis, hanya kekuatan Phoenix yang bisa melepaskan nya dari jeratan iblis."
"Baiklah, aku mengerti. Tapi bagiamana cara menyatukan mereka?." Yue mengerti.
yang pasti aku suka dengan cerita dan cara menulismu 😁