Dia adalah seorang pria yang sangat tampan dan kaya raya, hidupnya merasa lebih sempurna setelah kehadiran seorang istri yang sangat cantik.
Tapi dengan teganya sang istri berselingkuh dengan kakak tirinya, kemudian mereka membunuh Bryan secara sadis demi mendapatkan seluruh kekayaan yang Bryan miliki.
Bryan diberikan kesempatan untuk hidup kembali oleh sistem, tapi dia harus menyelesaikan misi dari sistem, yaitu dia harus bisa membuat banyak wanita takluk kepadanya, dengan syarat dia harus menyembunyikan identitas aslinya dan menyamar menjadi seorang ojek online.
Apakah Bryan sanggup menaklukkan hati para wanita target sistem dalam waktu satu bulan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35
"Mau pulang sekarang atau menginap di rumah aku?" goda Bryan kepada Lilis. Dia harap begitu, Lilis menginap dirumahnya, untuk melanjutkan aksi panas mereka sampai ke titik puncak kenikmatan.
Bryan sungguh sangat berhasrat malam ini, ingin rasanya dia memasuki lahan Lilis yang pastinya sangat sempit sekali, ingin menghabiskan malam yang panjang dengan wanita itu, menggarap tubuhnya sampai pagi hari, sampai Bryan merasakan tenggorokannya kering membayangkan hal tersebut.
Lilis nampak kebingungan. Mungkin jika mengikuti hasratnya, dia ingin menginap bersama Bryan, melanjutkan kegiatan panas mereka yang sempat terjeda. Tapi karena Lilis teringat dengan sayuran yang harus dia persiapkan untuk jualan besok, Lilis memilih untuk pulang. "Aku harus pulang, Juan. Soalnya pekerjaan aku masih banyak."
Juan tersenyum, dia paham dengan profesi Lilis sebagai pedagang sayuran, dia sama sekali tidak merasa kecewa dengan jawaban dari Lilis, biarlah malam ini dia menghabiskan malamnya dengan sabun saja. "Ya udah, tidak apa-apa. Aku antar kamu pulang ya."
Lilis menganggukkan kepalanya, dia pun membalas senyuman Bryan, wanita itu sepertinya sudah mulai tidak merasa canggung lagi pada Bryan. Sangat merasakan nyaman pada pria itu.
Setelah sampai di depan rumah Lilis, Bryan memperhatikan rumah tersebut, rumahnya sebenarnya sudah bisa dikatakan tidak layak huni, dengan kondisi dinding terbuat dari bilik, tapi bilik tersebut sudah ada yang bolong-bolong, mungkin saja binatang seperti ular dan tikus bisa masuk ke dalam sana.
Sungguh Bryan sangat kasihan melihat kondisi kehidupan keluarganya Lilis, sampai dia menghela nafas berkali-kali melihat kondisi rumahnya Lilis.
Target ketiganya ternyata memiliki kehidupan yang ekonominya sangat sulit, kemudian Bryan mengusap dengan lembut rambutnya Lilis, "Ya sudah, cepat masuk. Aku tunggu kamu disini sampai memastikan kamu masuk ke dalam rumah."
Lilis semakin meleleh dengan perlakuan manisnya Bryan, dia tersenyum lebar pada Bryan, tanpa di duga Lilis menjijitkan kakinya, mengecup bibir Bryan dengan sekilas, membuat Bryan terperangah, dia saja sekali tidak percaya wanita cantik itu akan berani mencium bibirnya.
Sayangnya Lilis segera berlari ke dalam rumah, dia melambaikan tangannya sambil menutup pintu, "Daaahh Juan!"
Coba saja kalau Lilis tidak langsung lari, pasti Bryan akan menangkapnya dan membawanya kembali ke rumahnya, mengurungnya semalaman di kamar, akan menggempurnya tanpa ampun, sampai pagi.
Target ketiganya sungguh menggemaskan. Hanya membayangkannya saja, Bryan rasanya sudah merasakan kepanasan di sekujur tubuhnya.
Ah Lilis, si bunga desa itu, sungguh sangat menggoda dan sangat mempesona.
Bryan tersenyum, meriangnya benar-benar sembuh, dia segera berjalan kaki untuk kembali ke rumahnya dengan perasaan riang , seakan sudah mendapatkan jackpot.
Tapi Bryan menghentikan langkahnya begitu melihat ada sebuah rumah yang kondisinya lebih parah dari rumahnya Lilis, terdengar suara bayi menangis dari rumah kumuh tersebut.
"Oa .. Oa... Oa!"
Suara tangisan bayi tersebut telah memecahkan keheningan malam.
Bryan terdiam, lama sekali dia memperhatikan rumah yang kumuh tersebut.
Sebuah rumah yang terbuat dari triplek yang sudah sedikit ancur, kondisi atapnya yang tidak sudah layak, mungkin saja rumah tersebut hanya tinggal menunggu waktunya roboh, dan kondisi lantainya pun masih terbuat dari tanah.
Bryan merasa terketuk hatinya, dia segera pergi ke rumahnya Pak Lurah yang ada disana, dia ingin meminta data orang-orang yang memiliki rumah yang kondisinya sudah tidak layak huni, termasuk rumah Lilis dan rumah tetangganya Lilis.
"Ada sekitar 30 rumah yang harus di renovasi di kampung ini, kang Juan. Tapi untuk apa kang Juan meminta data mereka?" tanya Pak Lurah kepada Bryan.
"Kebetulan aku memiliki seorang kenalan yang ingin menyumbangkan uangnya untuk merenovasi rumah yang sudah tidak layak huni di kampung ini, Pak Lurah." Bryan tidak mungkin bilang bahwa uang tersebut adalah uangnya sendiri, karena semua orang di kampung itu mengetahui profesi Bryan sebagai ojek online, yang ada mereka akan dipenuhi sebuah tanda tanya, mengapa seorang ojek online bisa memiliki uang sebanyak itu.
Pak Lurah merasa terharu mendengarnya, sebenarnya dia sudah mengajukannya pada pemerintah setempat, tapi karena di kampung sana banyak sekali rumah yang sudah tidak layak huni, jadi masih banyak yang tidak kebagian jatah untuk mendapatkan dana renovasi dari pemerintah setempat. Harus menunggu giliran, tapi entah tahun kapan.
"Terimakasih untuk kebaikan hati temannya kang Juan. Dan terimakasih untuk akang Juan juga yang sudah memilih warga di kampung ini untuk menjadi daftar penerima sumbangan renovasi rumah." Pak Lurah berkata seperti itu hampir saja menitikkan air matanya.
Bryan menganggukkan kepalanya. "Iya sama-sama, Pak."
Dan perencanaan renovasi rumah pun akan di mulai dari besok, mumpung Juan masih ada di kampung tersebut. Dan dia sangat rela menyumbangkan 50 juta per rumah kepada 30 rumah yang sudah tidak layak huni tersebut, salah satunya rumahnya Lilis.
Sehingga dananya kini tersisa 11.647.500.000 lagi. Bryan sana sekali tidak merasa rugi, justru dia merasakan senang bisa membantu orang-orang yang membutuhkan bantuannya.
...****************...
Setelah pulang ke rumah, Bryan terpaksa harus senam lima jari malam ini dengan sabun, mungkin karena dia sangat berhasrat sekali kepada Lilis, tapi sayangnya Lilis malah memilih pulang.
"Ahhh... ahhh!" Akhirnya Bryan merasakan lega setelah melihat ada banyak cairan yang telah dia keluarkan di kamar mandi.
Coba saja jika dia bisa melakukannya dengan Lilis malam ini. Pasti betapa gilanya dia akan terus menggempur wanita itu. Sayangnya waktu tak berpihak kepadanya.
Tak apalah mungkin dia bisa melakukannya bersama Lilis di lain waktu, yang penting Bryan sudah menyalurkan hasratnya dengan kelima jarinya, sehingga dia bisa tidur nyenyak.
Pagi harinya...
Drrrrtt...
Drrrrtt...
Drrrrtt...
Suara getaran ponsel di atas nakas membuat Bryan terbangun pagi ini, padahal dia masih sangat ngantuk sekali.
"Huaammm..." Bryan masih menguap, dia segera meraih ponselnya diatas nakas, lalu mengecek ponselnya, matanya berbinar-binar begitu melihat siapa yang mengirim pesan kepadanya.
(Nanti pagi jemput aku ya di dekat pos ronda, sekalian aku sudah menyiapkan makanan dan susu kedelai untuk kamu. Oh iya, aku mendapatkan kabar baik dari Pak Lurah, rumahku akhirnya terpilih mendapatkan bantuan renovasi rumah.)
Pesan tersebut ternyata dari Lilis. Bryan merasa lega karena Lurah di kampung ini bergerak dengan cepat. Bryan segera membalas pesan dari Lilis.
(Aku turut bahagia mendengarnya. Terimakasih makanannya, nanti aku bawa. Tapi aku maunya susu yang semalam aja hehe...)
Bryan ingin menggoda Lilis, dia mengirim pesan tersebut sambil tersenyum. Walaupun sejujurnya iya, dia sangat menginginkannya lagi.
Ternyata Lilis hanya membalasnya dengan sebuah emoticon.
(🙄)
Sebenarnya sampai kini Bryan tak paham apa arti dari emoticon tersebut, tapi mengapa banyak wanita yang menggunakannya jika pria sedang bercanda.
Bryan pun bergegas ke kamar mandi, dia harus wangi dan bersih dulu sebelum bertemu dengan Lilis.
Setelah mandi dan berpakaian rapi, dan juga sudah memakai jaket ojek online, Bryan bergegas memakai helm hitamnya dan kunci motor, kemudian dia pun pergi untuk menjemput Lilis di depan pos ronda.
Namun, ketika Bryan telah sampai di depan pos ronda, dia terkejut karena tak mendapati Lilis disana. Bryan lebih terkejut ketika melihat makanan, dua botol susu kedelai, dan sayuran yang akan dijual Lilis berhamburan di depan pos ronda tersebut.
"Lho kemana Lilis?"
Bryan merasa tak enak hati, pasti Lilis berada dalam bahaya. Hal tersebut membuat Bryan merasakan resah dan gelisah.
kudu ngalor terus ngidul Sik 🥲