Menurutku dia adalah wanita hebat, di lihat dari segi sudut yang tepat. Tapi tidak semua orang memandang dari segi yang sama. Karena keberadaannya yang di takdirkan lahir dari seorang ibu yang merupakan germo di sebuah club malam.
Membuat semua orang memandang remeh, dan rendah. Namun, atas kemampuannya dalam bermain billiard cue, ia aman dari keinginan laki-laki untuk meraup tubuhnya yang sexy. Bahkan mereka hanya mampu mengelap ludah melihat kecantikan Aneska.
Begitu pun dengan lelaki yang akan menjadi calon suaminya yang selalu memandang buruk tentangnya.
Lelaki yang kaya dan juga dingin, banyak wanita yang tergila-gila dengan ketampanannya. Tuan muda Arya Brasetyo, yang terlahir dari keluarga Kaya se- Asia harus bertemu dengan wanita serendah Aneska, menurutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur Riskiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bimbang
" Rey, katakan jika kondisi kakek buruk kepada Arya, hanya ini jalan satu-satunya agar Arya menyetujui pernikahannya dengan wanita pilihan kakek. Kamu percaya kan dengan pilihan kakek?" Jelas Brasetyo yang terbaring di rumah sakit. memohon kepada dokter Rey yang sedang menanganinya saat ini.
Brasetyo sebenarnya hanya berpura- pura, dan mengajak Rey untuk bekerja sama dengannya. Padahal Brasetyo sangat begitu segar dan bugar. Namun karena kasih sayangnya yang luar biasa terhadapa Brasetyo membuat Arya percaya begitu saja.
Dimana Brasetyo yang mengetahui titik lemah Arya yang menyayanginya, begitu pun dengan Brasetyo yang juga menyayanginya. Itulah mengapa Brasetyo harus turun tangan sendiri untuk memilihkan wanita yang baik untuk sang cucu.
Dan Brasetyo juga akan memaksa Rey untuk menyetujuinya, karena Rey adalah sahabat Arya. Dan Rey juga tidak akan berani menolak permintaannya, karena Brasetyolah yang menolong dan mengasuh Rey semenjak kecil. Jadi Brasetyo tidak perlu khawatir jika dirinya hanya berpura- pura sakit. Arya tidak akan pernah tau, semua dikendalikan oleh dirinya.
" Tapi kek..." Ucap Rey ragu.
" Arya sangat mencintai Viona. Tapi, bukankah ini kesempatan bagus untukku? Dengan begitu Arya akan melepaskan Viona. Dan aku bisa memiliki Viona. Tapi, apakah Arya akan menerimaku sebagai teman jika ia tau aku sudah lama mencintai Viona? " Batin Rey ragu.
Rey berfikir sejenak, memikirkan perkataan Brasetyo yang membuatnya begitu bimbang.
Sisi baik Rey bergumam " itu kekasih sahabatmu, lagi pula Viona mencintai Arya bukan dirimu Rey. Pikirkan persahabatanmu yang kamu jalin begitu lama! " Batin Rey.
Sisi buruk Rey bergumam "Tidak akan ada kesempatan kedua, gunakan kesempatan sebaik mungkin. Ku yakin kamu juga bisa membuat Viona mencintaimu. Bukankah Viona hanya berambisi dengan Arya. Itu bukan cinta, cinta adalah seperti kamu mencintai Viona! " Batin Rey.
Rey begitu bimbang menentukan pilihan yang sulit bagi dirinya karena posisinya sebagai seorang teman. Bahkan kedekatan dirinya dengan Arya bagaikan saudara kandung.
Bukan hanya itu, karena Brasetyolah saat ini Rey menjadi seorang dokter yang sukses. Andai, Brasetyo saat itu tidak menolongnya, mungkin Rey sudah menjadi gelandangan di jalanan. Jadi Rey juga tidak berani menolak permintaan Brasetyo.
" Bukankah Arya sangat mencintai Viona! Tapi aku tau, pilihan kakek yang terbaik. Baiklah, Rey akan membantu kakek!" Akhirnya Rey menyetujui perkataan Brasetyo yang membuat Brasetyo tersenyum.
Sebenarnya, sudah lama sahabat Arya yaitu Rey mencintai kekasihnya. Namun karena posisinya sebagai seorang sahabat, Rey memilih diam-diam menyimpan rasa yang tak kunjung hilang. Yang semakin lama semakin besar.
Rey sangat mengagumi sosok wanita yang merupakan kekasih Arya, Viona. Kedua sahabat tersebut selalu memiliki kesamaan dari selera. Hingga sampai muncul wanita cantik bernama Viona yang merebut perhatian kedua pria yang merupakan sahabat mereka dari semenjak kecil.
Rey yang berhutang budi, Rey sebagai sahabat Arya. Hanya bisa mengalah kepada Arya. Rey selalu mengesampingkan perasaannya demi Arya. Hingga Viona menjadi milik Arya saat ini. Namun walaupun begitu perasannya tak kunjung hilang.
Pernah Rey pergi jauh untuk menghindari perasaannya, dan untuk menghilangkan perasaannya demi Arya. Namun apa daya Rey, Viona tetap menjadi penghuni hati Rey.
" Terima kasih Rey. Arya tidak salah memilih sahabat sepertimu!" Ucap Brasetyo tersenyum memuji Rey.
" Kakek terlalu memujiku!" Ucap Rey terpaksa tersenyum menyembunyikan sesuatu.
" Lebih baik, kita tidak ditakdirkan menjadi sahabat jika mempunyai pilihan wanita yang sama, itu sangat mempersulit kita. Dan karena hubungan kita sebagai sahabat kita memiliki kebiasaan yang sama bahkan selera. Maafkan aku Ar! " Batin Rey merasa bersalah menyetujui permintaan Brasetyo, sekaligus merasa senang karena akhirnya bisa memiliki kesempatan untuk merebut Viona tentunya.
Setelah berhasil, Rey akan berusaha membujuk hati Viona agar menjadi miliknya, Rey tahu titik lemah Viona. Semoga saja tidak ada hambatan apapun ke depannya. Dan semua menjadi lancar, fikir Rey.
...****************...
Sedangkan Arya masih menunggu Brasetyo sadar di luar ruangan bersama Aneska. Aneska sendiri mulai tadi tidak bisa diam dan beberapa kali bolak balik di depan pintu ruangan Brasetyo di rawat, berharap tidak terjadi sesuatu dengan Brasetyo.
Sehingga membuat perhatian Arya menuju dirinya. Arya menatap Aneska, menyimak raut wajahnya, dari ujung rambut sampai kaki. Arya seakan tidak asing dengan wajah Aneska.
" Hah? aku baru ingat. Bukankah wanita ini adalah wa...ni...ta malam? " Batin Arya sudah mengingat Aneska.
Arya mulai memutar otaknya untuk menuju memori lama, memperhatikan Aneska lebih dekat dengan tatapan menyelidik dan memastikan ingatannya.
" Yah, aku tidak salah. Bukankah dia adalah wanita malam? Bukankah dia yang berusaha menebar senyum memikat untuk kakekku? " Batin Arya salah paham.
Arya mulai mengingat saat dirinya mengantar sang kakek membeli makanan kesukaannya dan melewati club malam waktu itu. Dimana bertemu dengan Aneska yang tersenyum kepada Brasetyo dan Arya berpikir bahwa Aneska menatap menggoda kakeknya. Padahal Aneska tersenyum tulus karena mengenal Brasetyo.
" What? yang benar saja, kakek akan menikahkanku dengan wanita seburuk ini? " Batin Arya. Arya berdiri dari tempat duduknya sambil menatap Aneska. Ia benar- benar terkejut.
" Apakah kakekku masih waras? kamu pikir aku tidak mengenalmu dengan penampilan barumu ini. Di ubah bagaimana pun dia hanya sampah, di asah bagaimana pun dia akan tetap tumpul bahkan telah berkarat. Beraninya dia menampilkan wajah murahan di depan kakek! Apa dia benar-benar telah merayu kakekku? Kakekku benar-benar buta. Sial! Jika sampai aku menikah dengannya, hidupku akan benar-benar hancur. " Batin Arya merutuki Aneska yang tengah berdiri sedang mengkhawatirkan Brasetyo.
Arya menatap Aneska begitu lama dengan tatapan yang begitu tajam. Membuat Aneska merasa heran. Apa yang membuat Arya menatap seserius itu kepada dirinya, fikir Aneska.
Belum selesai Aneska menanyakan hal tersebut Tiba-tiba Dokter Rey keluar, Aneska yang melihatnya terlebih dahulu langsung bergegas menghampiri Rey yang di ikuti oleh Arya.
" Dok bagaimana keadaan pasien di dalam?" Tanya Aneska khawatir.
" Hah? munafik! Apakah dia benar-benar sepeduli itu terhadap kakekku. Bahkan tampangnya benar-benar penipu. Pintar sekali dia berakting, pasti dia hanya ingin uang! " Batin Arya merutuki Aneska.
" Ar..Sebaiknya kamu tidak mengungkit hal yang membuat kakek stres. Hibur dia, dan setujui semua perintahnya." Jelas Rey berbohong agar rencananya lancar sesuai yang di perintahkan oleh Brasetyo.
Sedangkan Arya tidak menghiraukan pesan dokter Rey, Arya hanya memandangi Aneska dengan rasa menjijikkan saat ini.
" Ar, kau dengar kan?" Tanya Rey. Namun Arya tidak menggubris perkataan Rey melainkan langsung masuk ke dalam ruangan Brasetyo di rawat. Arya terlihat begitu marah. Arya siap meluncurkan isi pemikirannya terhadap Brasetyo tentang Aneska sekarang juga.