NovelToon NovelToon
Love Is Never Boastful

Love Is Never Boastful

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Aliansi Pernikahan / Beda Usia
Popularitas:9.6k
Nilai: 5
Nama Author: Yuliastro

Mengisahkan tentang kehidupan pasangan yang berbeda latar belakang,antara keluarga elit dengan seorang gadis dari kalangan keluarga biasa dan sederhana.Kayyisa Virly Putri(Kay) terpaksa menikah secara diam-diam di usianya yang masih duduk di bangku sekolah menengah atas.Awalnya Kay tidak setuju untuk menikah,tapi keadaan ekonomi keluarganya yang pas-pasan dan terlilit banyak hutang.Memaksa Kay harus menyetujui pernikahan secara ikhlas untuk memperbaiki keuangan keluarganya.Namun,pernikahan rahasia yang ia jalani tidaklah mudah.Karena ia harus berjuang menyesuaikan diri dengan kehidupan mewah kelas atas dari keluargabarunya,dan mengharuskannya terus belajar berbagai banyak hal sambil terus berusaha beradaptasi dengan suami yang tidak menyenangkan,yang memiliki hati dingin dan angkuh yang bernama Ben Nathan Hartanto(Ben).Seorang CEO muda ternama sekaligus pewaris tunggal dari keluarga Hartanto.Keduanya saling tak menyukai,tapi tetap menjalankan pernikahan tersebut.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yuliastro, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hati yang gelisah.

Kay membenamkan kepalanya di ranjang tempat tidur.

"Memalukan sekali.Sungguh memalukan.Bagaimana aku bisa mengatakan hal itu padanya?."Kay menghela napas panjang, sembari mengubah posisi tubuhnya menjadi terlentang.

"Sekarang apa yang yang harus kulakukan?."

Pintu kamar Kay diketuk.

Asisten pribadinya memanggil dan meminta Kay untuk segera bersiap menemui Nyonya besar.

Kay bergegas turun dari ranjang tempat tidur.

"Bagaimana aku melupakan janji untuk menemui nenek?,"ucapnya sambil menepuk keningnya dengan telapak tangan.

"Baik,tunggu sebentar.Aku akan segera bersiap"kata Kay dengan sedikit berteriak.

***

Kay keluar dari kamar mengenakan fine gauge turtleneck sweater putih,yang dipadukan dengan midi skirt bermotif chevron serta stiletto heels berwarna hitam.Sedangkan rambutnya digelung dengan model french twist meets messy bun.

Kay buru-buru keluar dari kamarnya.

Matanya melihat ke sekeliling untuk menemukan keberadaan Ben.

Wajah tegang Kay mulai memudar,saat mendapati sosok yang ia cari tidak ditemukan.

"Kurasa dia sudah menemui nenek.Itu lebih baik daripada aku harus berjalan berdua dengannya"ucap Kay sambil beranjak pergi.

"Kau mau pergi kemana?"tegur Ben keras.

Kay berbalik dan kaget melihat Ben sudah berada di dekatnya. 

"A-aku mau menemui nenek"ucap Kay terbata. 

"Bukankah tadi kau bilang,kita berdua harus bersama menemui nenek."

Kay mengangguk pelan tanpa berani memandang wajah Ben.

Tiba-tiba Ben menggenggam tangan Kay dan langsung menariknya untuk berjalan mengikuti langkahnya.

Namun Kay terdiam mematung.

"Kenapa?apa aku harus menggendongmu menemui nenek?."Ben menyipitkan matanya dengan tajam.

Kay merasa gugup,"T-tidak."

"Lalu ,apa lagi yang kau tunggu.Nenek sudah menunggu kita."

"Mm,lepaskan tanganku dulu.Aku bisa berjalan sendiri"pinta Kay.

Sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Kay.Ben tersenyum menyeringai. "Aku tidak akan melakukannya."

Kay menghindari tatapan Ben,"Tapi aku merasa tidak nyaman."

"Tapi aku tidak peduli,"ucap Ben,memaksa Kay mengikuti langkahnya.

Kay berusaha melepaskan genggaman tangan Ben.Tapi ia tidak kuasa,karena jemari tangan Ben semakin kuat menggenggam erat pergelangan tangannya.

Kay hanya bisa pasrah sembari terdiam memandangi wajah dingin Ben,yang terlihat sangat menawan dengan setelan kemeja yang membalut tubuh kekarnya.

***

Kay minum teh bersama di ruang keluarga bersama nenek dan Ben.

"Kay,ini pasti pertama kalinya kau menikmati teh camellia sinensis ini kan?"tanya nenek.

Kay mengangguk mengiyakan.

"Teh ini sangat bagus untuk kesehatan dan memiliki banyak manfaat,karena kaya akan flavonoid, antioksidan dan katekin."Nenek Ben menyesap teh dengan perlahan dari cangkir yang berada di tangannya.

Kay memperhatikan cara Nenek meminum tehnya dan mengikuti caranya.

Ben tidak berhenti memandangi Kay yang terlihat begitu anggun.Sebaliknya Kay merasa canggung dan gugup berada di dekat Ben.

Tiba-tiba Nenek menyanyikan sebuah lagu lawas,lalu meminta Kay untuk meneruskan syair lagunya.

Tentu saja Kay kaget.

"Apakah aku harus bernyanyi Nek?"tanya Kay.

Nenek mengangguk sambil tersenyum.Dia dan Ben memandangi Kay dengan tak sabar.

Beruntung lagu itu sering ia dengar,karena Ibunya juga sering menyanyikannya.

Kemudian Kay melanjutkan lirik lagu tersebut dengan mudah.

Bahkan Ben terlihat takjub mendengar suara Kay yang sangat merdu dan indah.

Dia menyangka Kay tidak bisa menyanyi.

Tanpa berkomentar,Ben dengan santai menikmati teh hangat tanpa melepaskan pandangan matanya dari Kay.

Kay terus dibuat salah tingkah saat Ben terus memandanginya tanpa henti.

"Jika saja tidak bersama nenek,pasti aku sudah memarahinya dan menjauh pergi,"batin Kay, yang menjadi tidak fokus saat berbicara dengan nenek.

Kay melirik ke arah Ben sekilas.Ia dapat melihat Ben tersenyum menyeringai dari balik cangkir yang menutupi bibirnya.

***

Kay bersama teman-temannya sedang berada di kantin.Wajahnya terlihat murung.

Juju dan Bilbil menjadi penasaran.

"Ada apa Kay? apakah semuanya baik-baik saja? kenapa kau tak menyentuh makananmu?"tanya Juju sambil mengernyitkan keningnya.

Kay mendesah pelan,lalu menceritakan kepada kedua sahabatnya itu.Kejadian saat Ben berpura-pura tidak mendengarkan kata-katanya.

"Ben mendengarkan kata-katamu,tapi berpura-pura tidak mendengar apapun?"tanya Bilbil kaget.

Kay mengangguk mengiyakan,"Aku tidak tahu kenapa bisa berkata seperti itu.Semuanya mengalir begitu saja dari lisanku.Dari ekspresinya,aku sangat yakin dia mendengarnya.Rasanya dadaku sesak setiap kali berada di dekatnya,"tutur Kay,sambil mendesah pelan "Huh! Lama-lama aku bisa gila memikirkannya! Apa yang harus ku lakukan sekarang?."

Juju dan Bilbil menatap tajam wajah Kay.

"Aku rasa kau mulai menyukai Ben..."sahut Juju.

Kay menjadi gugup dan salah tingkah,"Tidak mungkin.Aku tidak pernah mengatakan jika aku menyukainya, begitu pun sebaliknya Ben."

"Ben mencintai wanita lain,dan hanya menganggapku sebagai mainannya saja"imbuh Kay lesu.

"Dasar bodoh.Dari ekspresimu aku dapat melihat,jika kau mulai menyukai Ben.Dan kurasa Ben juga mulai menyukaimu.Kisah kalian sama seperti novel yang pernah kubaca.Dimana dua orang yang terpaksa menikah,lalu pada akhirnya akan saling jatuh cinta"kata Juju.

Kay hanya terdiam.Dia tidak bisa mengharapkan Ben akan jatuh cinta padanya.Karena menurutnya itu sesuatu yang mustahil.

Tapi ketika ia teringat bagaimana Ben menciumnya.Kay merasakan sesuatu hal yang berbeda dari sikap Ben.

Namun,Kay tidak berani berasumsi.

Sikap Ben selalu berubah padanya.

Kay hanya bisa menduga,jika Ben berusaha untuk mempermainkannya saja.

***

Kay sedang duduk di taman di dekat kediamannya.Masih tersisa sedikit waktu untuk duduk sejenak,sebelum jam belajarnya dimulai lagi.

Matanya memandangi gemercik air mancur,yang dihiasi indahnya aneka bunga mawar di dekatnya.

Kay mencoba mencari ketenangan, disaat hatinya merasa gelisah.

Tiba-tiba ponselnya berdering.

Dengan malas Kay mengambil ponsel yang ia letakkan begitu saja di dekatnya.

Ditatapnya layar ponsel,ada nama Mas Zidan sedang memanggil.

Kay segera mengangkatnya,tapi suaranya terdengar lesu.

"Sepertinya ada hal berat yang sedang kau pikirkan,Kay?Ada apa?"tanya Zidan dari balik telepon.

"Tidak ada Mas Zidan.Aku hanya lelah setelah mengikuti kelas pendidikan etika,dan sebentar lagi aku harus belajar lagi." Kay diam sejenak,lalu membuat dirinya merasa lebih baik. "Ada apa Mas Zidan menelponku?."

"Aku hanya ingin tahu, apakah kau sudah mempersiapkan kado untuk Ben?Jika belum aku akan membantumu memilihkan kado terbaik untuk Ben."

"Kado ?untuk Ben?."Kay terlihat bingung."Memangnya kenapa dengan Ben?."

"Apa kau tidak tahu Kay?"Zidan balik bertanya.

"Tahu apa Mas?."

"Minggu depan adalah ulang tahunnya Ben"jawab Zidan.

Kay terlihat kaget dan bingung,"Ulang tahun?."

"Iya?apa kau tidak tahu Kay?Semua sahabat dekatnya sudah di undang.Ben akan mengadakan pesta ulang tahunnya secara privat, seperti biasanya.Kenapa kau tidak tahu soal ini?Padahal kau istrinya?"tanya Zidan heran.

Kay terdiam dan merasa sedih.Ia sangat kaget mendengar kata-kata Zidan.

Kay merasa benar-benar tidak dianggap oleh Ben.

Kemudian Kay beranjak dari duduknya,dan saat berbalik ia terperanjat melihat Ben sudah berada di dekatnya.

"Kay? kenapa kau diam?apa kau baik-baik saja?"panggil Zidan cemas.

"Mm,aku baik-baik saja Mas Zidan." Kay melirik sekilas ke arah Ben yang terus memandanginya tanpa henti.

"Baiklah Mas Zidan,terima kasih untuk infonya.Aku harus segera kembali mengikuti jam belajar tambahan ku.Aku akan menghubungi Mas Zidan lagi nanti."Kay berusaha mengakhiri panggilan karena Ben terus menatapnya,dan membuat dirinya sangat gugup.

Panggilan telepon berakhir,Kay menggenggam teleponnya dan berusaha menghindari Ben.

"Kenapa buru-buru Kay?kau mau kemana?"tanya Ben ketus.

"A-aku harus mengikuti belajar tambahan lagi"jawab Kay terbata.

"Kemarilah!,"perintah Ben yang sudah duduk lebih dulu di bangku taman,tempat Kay duduk sebelumnya.

Kay terlihat kebingungan,saat Ben memintanya dengan aba-aba tangan menepuk ruang bangku kosong di sampingnya.

"Haruskah aku duduk disana? sedangkan kita bisa berbicara dari sini?"tanya Kay heran.

"Kemarilah Kay! Apa kau tidak mendengar kata-kataku!"perintah Ben dengan suara sangat tegas dan memaksa.

Kay menghampiri Ben dengan ragu.

Tapi Ben langsung menarik tangannya secepat kilat dan membuat Kay jatuh terduduk di pangkuan pria itu.

Ben dengan kuat menekan pinggang Kay,saat gadis itu mencoba untuk menarik diri darinya.

"A-apa yang kau lakukan? lepaskan aku!"pekik Kay.

"Aku tidak mau"jawab Ben dingin.

"Apa kau tidak malu? Bagaimana jika pelayan dan semua orang di rumah ini melihat kita?." Kay merasa sangat gugup dan takut.

Ben tersenyum menyeringai,"Kau istriku Kay,tidak ada yang salah dengan memangkumu.Dan kau adalah milikku."

Kay memandang tajam wajah Ben,tapi hatinya merasa gelisah dengan irama jantung yang berdegup semakin kencang.

"Aku tidak tahu,jika kau begitu dekat dengan Zidan dan memanggilnya dengan panggilan Mas.Apakah kalian sering bertelponan?." Ben semakin kencang memegang pinggang Kay,supaya gadis itu tidak menarik diri darinya.

"Kenapa kau tidak memandang wajahku saat aku sedang berbicara padamu Kay?Tatap aku!"bentak Ben dengan nada memaksa.

Suara Ben seperti mengintimidasi Kay dan membuatnya terpaksa menatap Ben,sambil berpikir jika arah pembicaraan mereka adalah tentang Zidan rupanya.

Kay tersenyum tipis,"Sejak kapan kau memata-mataiku.Aku bahkan tidak melarangmu bertelponan dengan wanita lain.Lagipula Mas Zidan juga sahabat baik mu,yang kini menjadi temanku."

Ben mendekatkan wajahnya ke wajah Kay,"Tidak ada pertemanan di antara pria dan wanita,Kay."

Kay benar-benar menjadi sangat gugup.

"Kami memang hanya berteman." Kay berusaha membela diri.

Ben tersenyum menyeringai lalu melepaskan Kay.

"Turunlah sekarang dari pangkuanku! Kau berat." Ben mendesah pelan."Segeralah pergi ke ruang belajar,kau sudah terlambat."

Kay mendengus dengan kasar,"Aku tidak memintamu untuk memangku ku."

Lalu Kay buru-buru pergi meninggalkan Ben.

Ben hanya terdiam dengan wajah kecewa,memandang Kay yang pergi tanpa menatapnya.

1
Yuni Andrianih
annyeong
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!