Arawinda Bethany gadis polos dan lugu tapi dia sangat hiperaktif dan pecicilan, sikapnya yang hiperaktif dan pecicilan hanya untuk menarik perhatian sang Daddy yang membenci nya, karena gara-gara melahirkan Ara istrinya meninggal. Sampai pada suatu hari ada insiden, 'Ara berharap saat bangun nanti Ara bisa merasakan kasih sayang seorang ayah,' Ara membatin sebelum kehilangan kesadaran. Arawinda Bethany membuka matanya dan melihat orang-orang yang tidak dia kenali, orang-orang memanggilnya dengan sebutan Bella bukan Ara. Ara melihat wajahnya yang berbeda dan membuat Ara bingung tapi setelahnya dia mengerti bahwa dia sedang ber transmigrasi ketubuh seorang Arabella Arshana. Arabella Arshana seorang gadis polos dan lugu sama seperti Arawinda Bethany tapi bedanya Arabella cupu dan pendiam. "Iyuhhh Ara gak suka pake kacamata. "
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ahya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
beli yg baru
"Asalamualaikum, " ucap seorang gadis yang baru saja memasuki mansion rumah nya.
"Walaikumsalam, sayang... " ucap wanita berkepala 3 itu, dia yang sejak sedari tadi menunggu kedatangan putri nya itu.
"Mamaa, " ucap gadis itu kemudian dia mendekati sang mama.
Grepp
"Ena, mama kangen. " Sinta_mama Selena itu memeluk tubuh putri nya dengan sayang.
"Ena juga kangen sama mama, " ucap Selena manja, Selena kalau bersama kedua orang tuanya dia pasti manja, berbeda kalau dia diluaran, dia akan terlihat nakal.
"Duduk dulu yuk, pasti kamu capek kan? " Sinta menuntun Selena menuju sofa.
"Papa mana ma? " tanya Selena yang sedari tadi tidak melihat keberadaan papa nya.
"Di kantor ada masalah dadakan jadi papa ke kantor sebentar. "
"Yaaaa, padahal Ena rindu papa. " cemberut Selena.
Sinta terkekeh, "Sebentar doang, " jelas Sinta.
"Iya ma, "
Sinta menatap Selena dengan kerinduan yang besar, dia bersyukur pergi nya Selena tidak sia-sia. "Kamu sehat sayang? " tanya Sinta.
Selena tersenyum, "Ena baik ma, Ena sembuh. " seru Selena dengan wajah sumringah.
Sinta tersenyum haru sehingga air matanya pun keluar dari balik matanya itu, "2 setengah tahun kamu jauh dari mama, berat untuk mama, mama ingin menemani kamu berjuang melawan sakit di sana tapi mama juga tidak bisa meninggalkan papa yang sibuk disini!! Maafin mama karena tidak ada disisi kamu untuk melawan rasa sakit sayang. " Sinta kembali memeluk Selena dengan air mata yang terus berguguran seperti hujan itu.
Selena tersenyum kemudian dia mengusap lembut punggung Sinta, "Ena baik ma, disana ada opa, oma, dan aunty yang selalu ada buat Ena. "
"Tetap saja mama merasa menjadi orang tua yang buruk karena tidak ada disamping putri nya yang sedang berjuang antara hidup dan mati melawan penyakit kanker otak mu. " isak Sinta, sungguh jika saat itu perusahaan suaminya sedang baik-baik saja maka dia akan menemani putri nya itu ke luar negeri untuk menjalani pengobatan.
"Ssst jangan menangis ma, Ena udah sembuh dan Ena akan selalu berada disisi mama dan papa sekarang. " Selena berusaha menenangkan Sinta. Selena sebenarnya paham dengan keadaan perusahaan papa nya waktu itu jadi dia bisa mengerti, Selena berobat kan perlu duit jika perusahaan papa nya bangkrut bagaimana dia menjalani pengobatan kan? Maka dari itu Selena tidak masalah jika dia melawan rasa sakit itu sendiri.
Lama Sinta menangis akhir sekarang Sinta sudah merasa lega, "Kamu sudah menghubungi dia sayang? " tanya Sinta tiba-tiba.
"Siapa? " tanya Selena pura-pura tidak tau.
Sinta terkekeh, dia tau bahwa putri nya itu hanya berpura-pura tidak tau. "Kamu tidak bisa berbohong didepan mama sayang, " kekeh Sinta.
Selena mendengus kesal, "Ena gak ada ngehubungin dia, Ena takut dia marah karena Ena pergi meninggalkan nya tanpa alasan. "
"Jadi kamu tidak ingin melanjutkan cinta kalian? Apakah kamu rela dia bersama gadis lain? " goda Sinta.
"Gakk, Enaaa gak rela maa.. " rengek Selena.
"Haha, jadi perjuangkan cinta mu sayang. "
"Kalau dia benci Ena? "
"Mama no coment! "
"Ehh mama mah gitu, " cemberut Selena yang membuat Sinta terkekeh, dia merindukan momen ini momen yang dimana dia menjahili putri nya itu.
****
"Bang Ian marah? " tanya Ara pada Bryan.
Bryan menatap adek nya yang sekarang berada di gendongan koalanya. "Kenapa bertanya seperti itu hm? " tanya Bryan lembut.
Ara mengejap polos, "Bang Ian marah sama Ara karena Ara memasukkan HP abang ke kulkas, padahl niat Ara baik untuk menghentikan panas HP abang. " jelas Ara polos.
Cup
Cup
Bryan sangat gemes dengan adeknya itu lalu dia mencium kedua pipi chubby sang adek, "Kamu salah sayang. " gemes Bryan.
Ara memiringkan kepala lucu, "salah kenapa? " tanya nya.
"Hp kalau dimasukkan ke kulkas maka HP itu akan rusak. " jelas Bryan.
Ceklek
Bryan membuka pintu kamar Ara, "HP bang Ian rusak? " tanya Ara saat Bryan sudah membaringkan Ara diatas tempat tidur.
Bryan mengangguk menanggapi pertanyaan sang adek, dia menyelimuti Ara dengan sayang lalu mengecup kening Ara lama.
Cup
"Jangan dipikirkan dan cepat tidur. " ucap Bryan.
"Hu'um, selamat malam abang. " ucap Ara lucu.
"Mimpi indah princess. " setelah berucap seperti itu Bryan keluar kamar Ara dan berjalan menuju kamar nya.
Bryan menyandarkan punggung nya di headboard ranjang, "Kamu kembali Na? Aku rindu.. " lirih Bryan kemudian dia mendekati nakas dan mengambil sesuatu didalam laci nakas.
"Kamu semakin cantik, apa kamu sudah mendapatkan pengganti ku? Aku takut kamu membenci ku karena sempat terjadi ke salah pahaman sebelum kamu pergi meninggalkan ku, " ucap Bryan sambil menatap lukisan wajah seseorang itu.
***
Kantin sekolah.
Ara tidak banyak bicara hari ini karena sudah merasa bersalah terhadap Brian, Brian pun sedari pagi hanya diam tidak banyak bicara karena setelah pulang sekolah nanti uang tabungannya akan habis untuk membeli ponsel baru.
Teman-teman dou B dan Susi bingung apa yang telah terjadi diantara Ara dengan Brian. Mereka ingin bertanya tapi takut salah ngomong, apalagi didepan Ara bisa-bisa mereka kena semprot Bryan dan Panglima jika salah berbicara.
"Bang Ian, " Ara membuka suara setelah berabad-abad diam.
"Hm, " jawab Brian singkat.
"Ara minta maaf, " ujar Ara dengan mata yang berkaca-kaca menatap kearah Brian.
Brian memalingkan wajahnya karena tidak sanggup melihat wajah menggemaskan sang adek.
Ara yang melihat Brian memalingkan wajahnya menjadi salah paham, dia mengira Brian marah dan tidak mau menatap nya, padahal yang sebenarnya Brian tidak sanggup melihat wajah menggemaskan dari sang adek.
"Hikss, bang Ian marah hikss. " Ara terisak dan membuat yang lain tersentak kaget.
Bryan dengan sigap mengangkat tubuh mungil Ara lalu mendudukkan Ara di pangkuan nya.
"Heyy kenapa nangis hm, " Bryan mengusap lembut pipi Ara yang basah karena air mata.
"Bang Ian hikss, bang Ian marah sama Ara. " Ara menenggelamkan wajahnya di dada bidang Bryan.
Mereka yang melihat itu benar-benar dibuat bingung. Brian marah? Benarkah? Apa yang dilakukan Ara yang gemes itu sehingga Brian marah kepadanya?.
"Lo marah kenapa sih? " tanya Lian pada Brian.
"Iya, gue tau kesabaran lo setipis tisu, tapi apa untuk marah sama degem itu mustahil deh, " timpal Juna dan diangguki oleh Hendra, Lian, dan Susi. Sedangkan Panglima hanya diam melihat Ara yang menangis dalam dekapan Bryan.
"HP gue rusak, " ketus Brian.
Empat manusia remaja itu saling pandang, "HP lo rusak? Tapi kenapa marah sama degem? " tanya Juna.
"Dia penyebab nya, "
Mereka semua menganggukkan kepalanya, "Emang bagaimana dia ngerusak HP lo? " tanya Lian.
"Masukin kulkas, " sahut Brian malas.
Mereka semua mengangguk dan detik berikut nya mereka memasang wajah cengo.
"Kenapa dimasukin kulkas? "
"Iya, emang itu HP es cream? "
"Emang beda ya, bun. "
Juna, Lian, dan Hendra menahan tawa karena membayangkan bagaimana wajah polos Ara yang memasukkan ponsel Brian ke dalam kulkas.
Brian mendengus kesal karena melihat teman-teman nya menahan tawa, seharusnya mereka kasian kan dengan nasibnya? Kalau perlu beri sumbangan untuk dia membeli ponsel baru tapi ini malah menertawakan nya.
Hiks hiks hiks
Brian menoleh kesamping yang dimana Ara masih menangis di dekapan Bryan. Brian merasa kasian dia pun meminta Bryan menyerahkan Ara kepangkuan nya.
Settt
Ara terkejut karena tubuhnya melayang dan berpindah pangkuan ke Brian. Ara menatap polos Brian kemudian dia menundukkan kepalanya.
"Liat abang, " titah Brian lembut.
Karena mendengar kata lembut dari Brian, Ara memberanikan diri menatap Brian dengan mata bulat yang sembab itu.
Cup
Cup
Brian mengecup kedua mata sembab Ara, "Abang gak marah kok sama kamu, " ujar Brian dengan tersenyum manis.
Ara mengerjap polos, "No tipu-tipu kan? " tanya Ara lucu.
Brian terkekeh, "iya no tipu-tipu princess. " Brian menarik gemes hidung Ara.
Grep
Ara memeluk Brian dengan senang, "Maafin Ara bang Ian, Ara hanya ingin mendinginkan HP abang yang panas. " ucapnya dengan wajah yang berada di ceruk leher Brian.
Aaa sekarang mereka tau kenapa Ara memasukkan ponsel Brian ke dalam kulkas, itu karena ponsel Brian panas sehabis dimainkan.
"Polos banget yaa, "
"Iya, di masukkan kulkas dong. "
"Gak salah sih, cuma yang dimasukkan itu benda elektronik. "
Hahahaha
Tawa mereka seketika pecah karena ponsel yang dimasukkan ke kulkas.
"Untung gak di rendam, hahaha. "
Brian memutar bola matanya malas saat mendengar ledekan teman-teman nya. Brian ingin marah kepada teman-teman nya itu tapi takut Ara akan menangis lagi.
"Bang Ian. " ujar Ara yang sudah mendongak menatap Brian.
Brian menunduk, "kenapa hm? " tanya nya lembut.
"Ini, " Ara menyodorkan ponselnya kepada Brian.
"Apa? " bingung Brian.
"HP Ara buat abang aja, " ujar Ara.
"Terus kamu? " tanya Brian.
"Ara beli yang baru, " sahut Ara polos.
Hahahaha
Mereka semua kembali tertawa, Ara memang cerdik, itulah yang mereka pikir kan. Ara memberikan ponselnya kepada Brian dan Ara akan membeli yang baru padahal yang rusak ponsel Brian tapi kenapa Ara yang mau ponsel baru?.
Panglima, Bryan, dan Susi hanya terkekeh mendengar ucapan polos Ara. Sedangkan Brian sedang mengumpat di dalam hati nya, dia kesal tapi dia harus sabar menghadapi adeknya itu. Lebih baik dia menerima ponsel adek nya itu kan dari pada dia dia menghabiskan tabungannya? Jadi dia mengambil untung saja dari pada rugikan?.
Brian mengambil ponsel Ara dengan senyum paksa, "Terimakasih yaa adek yang baikk. " ucap Brian.
"Sekarang game di ponsel Brian bukan MOBILE LEGENDS lagi. "
"Terus apa dong? "
"Pou dan masak-masak. "
"Hahahha."
Brian menyumpah serapahi teman-teman nya yang sudah mengejek nya itu. Berbagai hewan yang ada dikebun binatang Brian sebutkan untuk teman-teman nya itu, tapi sangat disayangkan dia hanya bisa mengumpat didalam hati kalau dia mengumpat secara langsung Brian takut adeknya akan mengikuti kata-kata nya, kalian tau sendiri kan bagaimana Ara xixi.
Mungkin yg di uji Soal anak Tk 😅