Transmigrasi Ara
"Daddy, " panggil seorang gadis kepada sang Daddy.
Sang Daddy tidak menghiraukan panggilan dari putrinya itu.
"Daddy liat Ara. " ucap gadis itu yang bernama Arawinda Bethany.
"Diam Ara. " bentak sang Daddy.
Ara yang dibentak menunduk dan berusaha menahan tangis, selalu saja begini saat Ara hendak mengajak sang Daddy bercerita.
"Kenapa Daddy selalu memarahi Ara, Daddy tidak suka Ara? " Ara memberanikan diri untuk bertanya kenapa alasan sang Daddy tidak menyukai dirinya.
Bramasta Bethany_Daddy Ara itu menoleh kearah Ara yang sedang menunduk.
"Kamu mau tau alasannya? " tanya Bram dengan tersenyum pahit.
Ara mendongak menatap sang Daddy lalu mengangguk pasti, dia ingin tau kenapa sang Daddy begitu membenci nya, kesalahan apa yang dibuat sehingga sang Daddy mengabaikan keberadaan nya, padahal dia sudah melakukan apapun untuk menarik perhatian sang Daddy tapi bukannya dilirik dia hanya dimarahi dan dibentak.
"Gara-gara ngelahirin kamu istri saya meninggal, dan saya membenci kelahiran kamu. " ucap Bram.
Ara mengerjab polos karena kurang mengerti apa yang dikatakan oleh sang Daddy. "Kenapa Mommy meninggal saat melahirkan Ara?" pertanyaan polos keluar dari mulut Ara yang membuat sang Daddy naik pitam.
"KARENA KAMU ANAK PEMBAWA SIAL ARAA!! " teriak Bram dengan keras.
"Loh Ara pembawa sial? Ara gak bawa apa-apa Daddy, tangan Ara kosong nih. " ucap Ara lalu memperlihatkan tangan mungilnya.
Bram sangat geram dengan kepolosan putrinya itu, padahal Ara sangat menggemaskan karena dia memiliki pipi chubby, mata yang bulat, tubuh yang pendek menambah kesan menggemaskan pada dirinya. Tapi kenapa Bram tidak luluh dengan wajah menggemaskan dari putrinya itu? Ya karena memang dia sangat membenci kelahiran putrinya yang menyebabkan istrinya meninggal di tambah dia tidak menyukai anak perempuan, dia hanya mau anak laki-laki bukan perempuan.
Bramasta Bethany mempunyai dua anak, satu laki-laki yang bernama Bagaskara Bethany abang dari Arawinda Bethany. Bram hanya menyayangi putranya, tapi Bram agak kesal karena Bagas perduli dengan Ara.
Saat ini Bagas sedang keluar untuk berkumpul dengan teman-teman nya, jika Bagas ada dirumah maka dapat dipastikan Bram tidak akan puas membentak Ara karena Bagas selalu melindungi adek perempuan nya itu.
"Saya muak melihat kamu Ara, " ucap Bram dingin.
Ara kembali mengerjab polos, "Daddy gak suka lihat Ara? Daddy mau apa dari Ara agar Daddy menyayangi Ara, Ara akan lakukan apapun demi Daddy. " ucap Ara tulus.
"Saya mau kamu mati. " desis Bram.
"Kalau Ara mati Daddy gak bisa liat Ara lagi dong? "
"Iya, emang itu yang saya mau. "
Ara menganggukkan kepalanya, "oke Daddy Ara akan lakukan yang Daddy mau, Ara sayang Daddy. " ucap Ara dengan tersenyum manis lalu pergi dari hadapan sang Daddy dengan berlari sambil melompat bak anak kecil yang kesenangan. Perlu di garis bawahi Ara itu polos jadi dia akan menuruti apapun yang dikatakan orang-orang kepadanya.
Bram tertegun mendengar ucapan Ara dan senyum manis itu, entah kenapa perasaannya jadi was-was tapi dia berusaha abai dan kembali duduk untuk membaca koran.
***
Setelah tau keinginan sang Daddy Ara keluar mansion dengan ruang, dia harus segera mati agar sang Daddy menyukai dirinya.
"Hu'um Ara ngapain ya biar mati, tapi kalau Ara mati bisa hidup lagi gak yah, Ara kan mau di sayang sama Daddy. " gumamnya menatap jalan yang ramai dengan kendaraan bermotor dan mobil.
Ara terus berjalan disisi jalan sambil berpikir bagaimana caranya mati, dia mengetuk-ngetuk dagu nya dengan jari mungilnya itu untuk berpikir.
Orang-orang yang melihat Ara merasa gemes dengan anak itu, bocah menggemaskan yang berumur 16 tahun dengan pakaian yang kebesaran membuat dirinya tertelan oleh baju tersebut.
"Ma aku mau adek seperti dia, "
"Pa anak itu menggemaskan sekali bukan? "
"Gadis kecil yang imut, "
"Semoga anak kita yang diperut aku seperti gadis menggemaskan itu ga mas. "
Begitulah pekikan orang-orang yang melihat Ara si gadis kecil menggemaskan. Ara hanya acuh dengan pekikan orang-orang yang menatapnya seakan ingin memiliki nya tapi Daddy nya sendiri malah sebaliknya. Ara mengedarkan pandangannya kembali menatap jalanan yang ramai itu. Ara melihat ada kucing yang menyebrang jalan tapi kucing itu berhenti ditengah-tengah jalan, Ara berlari menghampiri kucing tersebut untuk menolong nya.
Brakkk
Ara yang lengah dan tidak melihat sekitar saat hendak kejalanan tiba-tiba ada mobil melaju kencang dan menabrak dirinya.
Orang-orang yang melihat gadis kecil yang menggemaskan itu tertabrak berteriak kerass.
Ara menatap langit-langit dengan mata satu, 'Ara akan mati Daddy, Ara berharap dikehidupan selanjutnya Ara akan mendapatkan kasih sayang dari Daddy. "Lirihnya dengan tersenyum lalu dia menutup matanya.
***
Disisi lain Bagas yang baru saja pulang dari nongkrong menatap orang-orang yang sedang berkerumunan dijalan dan membuat dirinya penasaran apa yang terjadi. Bagas memasukkan mobilnya kegerasi lalu berjalan menghampiri orang-orang yang berkerumun didekat rumahnya itu.
Bagas menyusup di antara orang-orang yang berkerumun itu, saat sudah menerobos Bagas mengalihkan pandangan nya pada gadis kecil yang tergeletak dengan bersimpah darah.
Deg
Bagas lemes dengan apa yang dia lihat, gadis kecilnya? Gadis kecil yang selalu manja kepada nya dan selalu ingin minta perhatian dari sang Daddy sekarang sedang tidur dengan berselimut kan darah.
Bagas mendekat ke arah gadis kecil itu lalu segera memeluknya, Bagas menangis dan orang-orang hanya bisa menyaksikan itu semua.
"Dek, kamu ngapain tiduran disini. " ucap Bagas dengan suara serak nya.
Bagas berdiri dengan menggendong Ara, orang-orang memberi jalan kepada Bagas. Mereka menatap sedih dengan kejadian kecelakaan itu.
Bagas membawa Ara ke mobil nya dan segera pergi kerumah sakit untuk membawa adek kecilnya itu.
"Dek bertahanlah, abang akan menyelamatkan mu. " lirihnya dan melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.
"Kenapa kamu bermain di jalan sayang, abang kan sudah bilang jangan keluar tanpa abang. Dan sekarang lihat apa yang terjadi? Abang gak suka ya kamu keluar tanpa abang. " Bagas menangis. Sungguh dia sangat menyayangi adek nya itu, karena sebelum sang Mommy melahirkan Ara, Mommy nya berpesan untuk menjaga dan menyayangi sang adek. Walau pun dulu bagas baru berusia lima tahun tapi dia bisa mengingat dengan jelas waktu Mommy nya itu berpesan.
Ckitttt
Bagas rem mendadak saat sudah sampai dirumah sakit, dia keluar lalu meraih tubuh sang adek yang terlihat seperti sudah tidak bernyawa itu.
"Dokter tolong adek saya... " Bagas berlari di lorong rumah sakit. Para perawat yang melihat itu segera menarik brankar dan menghampiri Bagas.
"Baringkan disini tuan, " pinta perawat laki-laki dan Bagas membaringkan adeknya di brankar tersebut.
"Tuan tunggu diluar saja," ucap perawat itu saat hendak memasuki ruangan IGD.
"Tapi saya mau menemani adek saya. "
"Biar dokter menangani nya dulu, anda tunggu disini dulu. " ujar perawat itu lalu menutup pintu.
Bagas menghela nafas kasar lalu menghubungi sang Daddy, dia tau pasti Daddy nya itu memarahi adek nya lagi sehingga adek kecilnya keluar rumah. Suatu kebiasaan jika Ara sedang dibentak dan dimarahi dia akan keluar rumah untuk memenagkan dirinya sejenak.
Setengah jam setelah Bagas menghubungi Bram dan mengatakan bahwa Bagas sedang dirumah sakit Bram bergegas menyusul takut terjadi sesuatu dengan putra nya itu. Ya Bram berpikir Bagas terjadi apa-apa padahal kenyataan nya yang terjadi sesuatu adalah putrinya.
Bram mengernyit saat melihat Bagas baik-baik saja, lalu siapa yang dirumah sakit? Bingung Bram.
"Bagas." panggil Bram.
Bagas menoleh dan mendapati sang Daddy sedang berjalan kearahnya. Saat hendak bertanya apa yang terjadi saat dirinya nongkrong tiba-tiba dokter keluar dari ruangan tempat Ara diperiksa. Bagas menghampiri doker tersebut.
"Bagaimana keadaan adek saya dok? " tanya Bagas.
"Maaf, adek anda sudah meninggal saat dibawa menuju kemari. " ucap dokter tersebut.
Degg
Bram yang berada di sisi putra nya begitu terkejut , Bagas? Dia tidak kalah terkejut bahkan sekarang dia sudah menangis kembali.
"Saya permisi dulu tuan. " pamit dokter tersebut lalu menjauh dari dua laki-laki yang berbeda usia itu.
Bagas menatap sang Daddy yang terdiam itu, "apa yang Daddy lakukan sehingga membuat Ara keluar rumah? " tanya Bagas.
Bram hanya diam, dia tau kalau anak nya itu akan keluar jika habis dimarahi tapi dia tidak menyangka akan terjadi begini.
Bagas geram, "PUAS DADDY HAH, SEKARANG ADEK KU SUDAH TIDAK ADA LAGI, AKU GAGAL MENJAGA PESAN MOMMY UNTUK TERUS MENJAGA ARA DAD... " Bagas membentak sang Daddy.
"Maaf, maafin Daddy.... Ara tolong maafin Daddy! " Bram menangis dia menyesali perlakuannya terhadap sang putri. Istri dulu juga berpesan kepadanya untuk menyayangi anaknya tapi karena kematian dari sang istri membuatnya lupa akan pesan sang istri.
"Terlambat Dad, Ara sudah menyusul Mommy dan aku yakin Mommy membenci kita karena sudah gagal menjaga Ara. " ucap Bagas dan Bram hanya bisa menangis dan mengesali perbuatan nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Sulati Cus
meng sedihkan sekali
2023-10-19
2
Lengkara
aku mampir ya thor
2023-10-04
0
Ymmers
16 th mah abg tuh.. bukan anak kecil lagi
2023-06-13
3