Pernikahan karena perjodohan membuat kedua insan itu awalnya sulit untuk menerima hati masing-masing. Mars yang menerimanya karena sedang patah hati, sedangkan Vio yang terpaksa menerima perjodohan karena kekangan dari sang Papa, padahal sudah jelas-jelas dia mempunyai laki-laki yang sangat dia cintai.
Suatu hari Vio memberikan kesempatan selama 3 bulan untuk Mars agar membuatnya jatuh cinta. Hari demi hari terus Vio dan Mars lewati hingga seorang Mars akhirnya bisa membuat seorang Vio jatuh cinta.
Namun, saat Vio sudah benar-benar mencintai Mars, tiba-tiba suatu permasalahan datang dan terjadi kesalahpahaman. Mars tidak percaya bahwa dirinya masih perawan karena tak menemukan noda merah, berbagai cara Vio lakukan untuk membuat Mars percaya padanya, namun laki-laki itu justru tak percaya dan malah meminta cerai padanya.
Apakah hidup Vio hanya cukup sampai disini saja? Saat dimana Mars yang sudah membuat dirinya jatuh hati sedalam-dalamnya justru malah meninggalkannya?
[karya ke2]
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AnLu Blue, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 35: Tidak Vir gin
"Turun!" Perintah Mars setelah sampai dirumahnya.
Vio menangis dengan menggelengkan kepalanya takut.
Karena kesabaran Mars sudah habis, ia pun turun dari mobilnya dan membuka pintu mobil yang Vio tumpangi. Tanpa rasa kasihan ia menarik tangan Vio kasar hingga Vio hampir saja terjatuh.
"Hiks..Mars, aku mohon jangan lukai aku" Pinta Vio dengan sangat memohon pada suaminya. Tubuhnya bahkan sampai bergetar hebat saking takutnya.
Namun apa yang Mars lakukan? Dia bahkan tidak peduli lagi dengan tangisan itu. Hati dan matanya sudah tertutup oleh amarah yang meradang ditubuhnya.
Mars terus menyeret Vio hingga sampai kedepan pintu. Mars langsung menendang pintu dengan desain dua pintu yang lumayan kaut dan kokoh itu dengan sangat kuat hingga terpuka lebar.
Tak peduli dengan tangisan dan permohonan Vio untuk dilepaskan, Mars segera menarik kembali tangan Vio sampai dimana telah didepan kamarnya yang satu bulan ini tidak terlihat.
Mars segera membukanya.
Bruk!
Ia menghempaskan kasar tubuh Vio diatas kasur. "Bicara, kalian udah ngelakuin apa aja dibelakang saya?"
Vio menggeleng "A-aku enggak lakuin apapun sumpah" Jawab Vio dengan gemetar. Tubuhnya semakin lama semakin mundur saat Mars mulai menaiki kasur dan mendekat kearahnya.
"Bohong" Ucap Mars yang tak percaya sedikit pun dengan jawaban Vio. Wajahnya marah, namun sorot matanya menunjukkan bahwa dia amat sangat kecewa pada Vio.
Vio menggeleng "Aku enggak bohong Mars, kamu percaya" Titah Vio yang semakin mundur, sampai dimana ia sudah berada dipunggung kasur.
"Jangan bohong" Ucap Mars lagi. "Kamu pasti udah berhubungan kan sama dia?" Mata Mars kini semakin berkaca-kaca. Wajah yang tadinya sangat menyeramkan kini menjadi wajah yang sangat menyedihkan. Air matanya luruh kebawah dengan mulut yang bergemetar membayangkan bagaimana saat istrinya berhubungan dengan laki-laki itu.
Vio sedikit terkejut. Ia seolah tak percaya dengan pertanyaan yang Mars lontarkan. Apakah dirinya terlihat seperti seorang wanita rendahan?
"Kamu tanya kaya gitu ke aku?" Ucap Vio yang juga menatap sedih Mars. "Apa aku serendah itu dimata kamu Mars?"
Mars sesaat terdiam mendengar ucapan Vio. Ingin percaya dengan istrinya bahwa Vio tidak akan melakukan itu dan mengingat semua janjinya, tapi kenyataan membuatnya juga tidak percaya. Bukti nyata ada didepan matanya tadi, perempuan dan laki-laki yang berpacaran, didalam rumah pondok hanya berdua? Tidak mungkin kan mereka tidak melakukan apapun?
"Mars, kamu percaya kan?"
Mars lalu menatap tubuh Vio dari atas sampai bawah. Tidak, dia tidak boleh menunjukkan kesedihannya pada Vio. Wajahnya pun kini berubah kembali menjadi seorang Mars dengan tatapan yang sangat dingin dan datar menatap Vio.
Posisinya kini mereka sudah dekat dan hanya menyisahkan beberapa centi saja.
Mars kemudian turun dari ranjangnya untuk melepas sepatunya yang sebelumnya masih ia pakai.
Dan Vio melihat apa Yang Mars lakukan.
Selesai melepas sepatu dan kaos kakinya, ia kemudian melepas jas hitam yang sebelumnya ia pakai. Lalu ia lempar dengan sembarang tempat, dilanjut dengan melepaskan kemejanya dengan membuka kancing satu persatu hingga menunjukkan dada bidang serta tubuh sixpack nya.
Vio yang masih duduk diatas kasur pun seketika memejamkan matanya saat melihat pemandangan itu. Ia benar-benar tidak mengerti sekarang.
Namun sesaat Vio kembali membuka matanya, ia terkejut saat Mars yang juga membuka cela nanya. "M-mars, kamu mau apa?" Vio memegangi sprei saat Mars yang kini sudah naik kembali keatas kasur dengan hanya menggunakan cela na dal am.
"Melakukan kewajiban yang memang dilakukan sejak dulu, walaupun saya telat karena sudah didahului oleh pacar tercintamu" Jawab Mars dingin menatap Vio.
Vio menggeleng takut. "Aku enggak pernah lakuin itu Mars sama dia"
Mars mengangkat satu alisnya "Oh ya? Kalo gitu biar saya coba dulu, apakah benar atau tidak jika kamu belum pernah melakukan itu" Tatapan Mars kini meremehkan kearah Vio.
Vio benci dengan tatapan itu. Ia seperti sedang diejek oleh Mars dan dijatuhkan oleh Mars sejauh-jauhnya. Air matanya kini kembali tumpah ruah, laki-laki yang dicintainya sekarang sudah berubah menjadi seorang iblis yang mematikan.
"Kenapa diem? Takut ketauan?"
Dengan segera Mars pun menarik tubuh Vio hingga berada pada kekanga nnya dan dibaw ah tubu h nya.
Dengan kasar Mars langsung merobek baj u milik Vio.
Vio terpekik saat tiba-tiba dengan sangat kasar Mars langsung merobeknya dan membuangnya ke sembarang arah. Kini hanya menyisahkan pak aian dal am saja.
"Mars, aku mohon percaya sama aku..."
Tidak memperdulikan semua ucapan yang terlontar dari Vio, ia pun melepas pakaian baw ah milik Vio.
"Arghhhhh!!!!" Teriak Vio dengan histeris saat benda tanpa tulang itu dengan kasar memasuki area in tim nya. Sakit, sangat amat sakit, karena Mars melakukannya tanpa pemanasan terlebih dahulu yang dimana area bawa ahnya masih kering dan belum basah.
Vio berusaha bangun dan memukul dada Mars dengan tangisan dan teriakan histeris "JAHAT!! LEPAS!! KAMU SANGAT JAHATT!!! KAMU MELAKUKANNYA DENGAN SANGAT KASAR!!! APAKAH INI CARA MENGHORMATI PEREMPUAN?!!! ARGHHH...!!!"
Mars memegangi kaki Vio agar terus telentang melebar supaya tidak terlepas. Ia sebenarnya ada sedikit rasa bersalah namun sekuat tenaga Mars berusaha untuk tidak peduli dengan semua tangisan dan teriakan Vio, ia melihat alat mili knya yang telah memasuki milik Vio. Beberapa saat ia menunggu sesuatu yang seharusnya keluar dari situ.
Sekitar satu menit menunggu namun cairan itu tak juga keluar. Mars lalu menatap Vio dengan datar. Tidak ada lagi kasihan, tidak ada lagi cinta, tidak ada lagi rasa bersalah yang ada dalam hati kecilnya. Hanya ada rasa Marah dan kecewa dalam hatinya saat menemukan istrinya yang tak lagi vir gin sebelum dirinya merasakan.
"Kamu sudah mengingkari janji Vi. Kamu udah ngelakuin itu sama Arga, saya menyesal pernah mendengar semua ucapan janji kamu dulu"
Vio yang masih duduk dengan berusaha menahan rasa sakit yang teramat sakit itupun menatap penuh heran.
"Kamu enggak Vir gin"
Degghh
Vio sedikit terkejut mendengar pernyataan yang terlontar dari mulut Mars. Bagaimana bisa? D-dia benar-benar tidak melakukan apa-apa dengan Arga.
CIPTAIN KISAH BRONDONG LGI THOR. 🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻