calon suamiku tidak datang di hari pernikahan kami,sementara keluarga pamanku mendesak agar aku mencari pengantin penganti agar mereka merasa tidak di permalukan.terpaksa,aku meminta supir truk yang ku anggap tengil untuk menikahiku,tapi di luar dugaanku, suami penganti ya aku sepelehkan banyak orang itu...... bukan orang sembarang bagaaiman bisa begitu dia berkuasa dan sangat menakutkan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sheena Sheeila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3 Diluar Dugaan
Aku menatapnya malas.
Hari pernikahanku jelas lebih horor
Jadi,Aku tidak akan takut dengan cerita konyol itu.
"Tolong keluarlah" pintaku sekali lagi pada pria itu.
"Baiklah.jangan lama-lama.setelah ini kita keluar,aku sudah sangat lapar!" ujarnya kemudian tidak lagi menggangguku.
Saat ku tatap bayanganku di cermin,Rizal pasti melihat wajah sembab ini.Karena dia tampak kasian tadi.
Aku malah tidak jadi berganti baju.Duduk kembali dan tercenung beberapa saat namun tidak tau apa yang sedang ku pikirkan.Hanya kehampaan hati yang kembali ku rasakan.
Tiba-tiba sekelebat bayangan entah hanya tirai yang tertiup angin atau apa tadi yang tertangkap sekilas namun dengan cepat menghilang.
Suasana kamar yang nampak biasa herannya kini membuatku bergidik bahkan cerita Rizal yang tadi,saat ini tergia di benakku hingga berhasil mempengaruhi.
Sial!
Aku lupa bahwa aku sebenarnya adalah penakut.
Segera,diriku bangkit dan menganti baju,tanpa sadar tanggan ku menyenggol sesuatu di atas meja hingga...
Pyarrr!
"AAAH,TOLONG!"teriakku kencang yang seketika yang membuat Rizal masuk memeriksa ku
Aku Bahkan tidak sadar handuk yangku kenakan sudah ku lepas karena ingin berganti baju tadi.
Sementara tatapan pria itu tak ubahnya seperti serigala lapar yang menatap domba yang akan di mangsanya " Risna..."
"Rizal,jangan....!" teriakku sudah kelimpungan tidak karuan menggapai handuk yang ku lempar di atas ranjang.
Tapi,Rizal yang sinting itu semakin membuatku takut
dengan menunjuk satu arah."Awas ada sesuatu di belakangmu!"tukasnya.
Spontan,aku melompat.
Aaargh,sial sekali,mengapa aku harus melompat ke gendongannya?
"Kenapa setakut itu?Aku tadi mau blang ada pecahan kaca di belakangmu agar kau tidak mundur ke belakang!" Rizal baru menjelaskan maksudnya sambil terkekeh.
"Lepasin aku, tidak?! Jangan kurang ajar,ya?"
Ku Jambak rambut pria mesum itu dengan kedua tanganku karena saking geramnya.
Namun,pria itu hanya nyengir dan menatapku sedikit datar,"kau yang naik ke gendonganku, kau juga yang minta di lepasin? Astaga, perempuan memang suka sekali playing victim!"
Rizal menurunkan ku di tempat tidur,mengambil bajuku yang terserak di lantai untuk menutupi tubuh polosku.sambil mengacak rambutku dia malah berkata " cepat pakai bajumu lalu keluar,ada-ada saja trikmu untuk menggodaku."
Eh,apa katanya?
Aku menggodanya?
Astaga,ketemu berapa perkara aku sampai menggoda pria sepertimu?
Sembari menggerutuk sebal,kesal dan malu akupun segera memakai pakaianku.
Ah,sudahlah.mengapa juga aku masih menanggapi
Ucapanya? Dia memang sejak dulu suka mengodaku!
****
Kriet!
Aku membuka pintu kamar lebar-lebar setelah memakai pakaian ku dengan benar dan lengkap. untuk membersihkan pecahan botol parfum yang tadi tidak sengaja kesenggol.
Ternyata cerita teman pria itu yang bunuh diri di kamar ini sukses membuat alam bawah sadarku terpengaruh untuk takut.
"Sudah biarkan saja,ini sudah siang!" Rizal menghampiriku yang berjongkok yang memunguti pecahan itu.
"Maaf ya,parfumnya jadi pecah," ujarku menyelesaikan sedikit lagi pecahan botol itu.walau bagaimana aku tidak bisa seenaknya di rumah orang lain.
"parfum bisa beli lagi,nona.Bagaimana nanti tanganmu yang lembut itu terkena pecahan kacanya.hatiku bisa ikut terluka."Si mulut penuh bualan itu kembali membuat telingaku gatal.
Ku lirik sekilas pria yang masih berdiri itu sambil hanya menatapku.Harusnya klau tidak mau aku bersusah-susah,etikanya dia ikut jongkok ke bantuin.malah lihatin saja.
"Auw!" teriaku kerana tanganku terasa perih sesaat melirik Rizal tadi.Hanya sebentar saja mengalihkan pandangan bagaimana bisa malah terkena pecahan kaca ini?darahnya mengucur segar,lagi.
"Sudah ku blang'kan?tambeng amat jadi orang klau di kasih tau,ya?" Rizal menarik lenganku dan menyeretnya keluar kamar menuju wastafel dan membersihkan lukaku.setelah dengan cetakan dia mengambil plester dengan membalut luka agar berhenti berdarah.
Sesekali ku tatap pria ini,ternyata dia perhatian juga.
"Aku tau aku ini tampan,jangan menatapku begitu nanti aku semakin jatuh cinta padamu!"
Tiba-tiba dia menangkap ku yang menatapnya
Dengan balik menatapku.Baru kali ini aku serius menatapnya.mata coklat Rizal menarik juga.Kesan urakan yang biasa aku sematkan entah sedang pindah kemana?yang kulihat memang pria ini tidak setenggil yang kiraku.dia juga~tampan.
Terhanyut sebentar saja sudah membuat pria ini kembali memanfaatkan keadaan dengan mencium bibirku.
"Umhhhh!" aku yang terkejut berusaha melepaskan diri tapi Rizal mengunci tubuhku dengan satu lengannya.sementar lengan lainnya menekan tengkuk ku agar tidak bisa menghindari ciumannya.
Sialan!
Di bahkan tidak mau melepaskan begitu saja sebelum aku benar-benar tampak lemas karena kehabisan nafas.
"Rizal!" omelanku setelah terlepas dari ciuman pria ini.
"Ini gara-gara kau membiarkan aku menciummu kemarin,Jadi aku ketagihan ingin menciummu terus!" tukas Rizal seenaknya,seolah kemarin aku sengaja membiarkan dia mencium ku.
"Kapan aku membiarkanmu menciumku?"
Namun,Rizal tidak menggubrisku,dia malah menyambar kunci mobil dan memintaku mengikutinya keluar apartemen.
Langkah kaki panjang nya itu membuatku harus setengah berlari mengejarnya.
Aku belum tau tempat ini.
Klau harus terpisah denganya takutnya malah tersesat seperti orang bodoh.
Dan begitu lift turun ke lantai dasar,aku baru melihat tempat ini bukanlah apartemen sembarang.ini adalah salah satu apartemen elit di kawasan kota besar ini!
Walaupun Rizal mengaku hanya menempati apartemen temannya,Bukankah biaya operasional harian atau bulannya akan mahal?apakah seorang supir truk seperti Rizal bisa membayar biaya-biaya itu?
"Rizal,apakah kau benar-benar supir truk?"keluhku menatap makanan-makan mewah yang sudah tersaji di depanku. harga makanan ini pastilah mahal mengingat pria ini mengajakku ke restoran bintang 5 yang elit.
" Apakah yang kau pikir?apakah kau pikir aku sebenarnya adalah seorang CEO seperti di drakor-drakor itu lalu menyamar menjadi pria miskin?"
Rizal sepertinya menerka apa yang ada di otakku.
Meski aneh,hal seperti itu bisa saja terjadi'kan?
Kutatap wajah penuh selidiki,hingga pria itu menghela nafas.
"Ya.aku memang anak seorang pengusaha kaya raya dan menyamar sebagai pemuda miskin untuk tau,siap wanita yang msu menerimaku apa adanya?"