Dijodohkan Dengan Tante-Tante

Dijodohkan Dengan Tante-Tante

Episode 1: Menerima Perjodohan

Seorang pemuda dengan usia 23 tahun itu menatap nanar kepergian wanita yang sangat dia cintai. Wanita itu bernama Yasmine.

Dia gagal dalam mengungkapkan perasaannya pada Yasmine, dia pikir Yasmine akan mau menerimanya.

Mars, itulah nama pemuda itu.

Ia memejamkan matanya. Kejadian tadi membuatnya sangat amat patah hati.

Beberapa saat kemudian, pikirannya kini sudah kembali tenang. Mars tiba-tiba terpikirkan oleh sesuatu, ia merongoh kantongnya.

Tut!

Tut!

Tut!

"Ada apa Mars" Tanya Jim, ayah dari Mars diseberang telepon.

"Aku terima perjodohan itu Pa" Ucap Mars kemudian dengan wajah yang amat sangat menyedihkan.

Jim mengeriyitkan dahinya mendengar ucapan anaknya, ia terlihat curiga dengan Mars yang tiba-tiba mau menerima perjodohan itu setelah sebelumnya dengan mentah-mentah ditolak oleh anaknya hingga rela kabur dari istananya."Kau jangan bercanda Mars!" Ancam Jim yang masih tidak percaya.

Mars kesal dengan Appa nya"Kalau Appa tidak mau ya sudah aku akan tolak lagi perjodohan nya" Ujar Mars yang emosinya sudah tidak terkontrol. Sudah patah hati, ditambah Appa nya itu tidak percaya dengan kemauannya yang menerima perjodohan itu.

Mendengar itu, Jim segera bertindak"Heyy anak nakal! Dengan wajah gembira Appa akan segera menentukan kapan pertemuan itu oke!"

"Terserah!" Mars segera menutup teleponnya, ia mengusap wajahnya kasar, kembali teringat pada kejadian yang dialaminya setengah jam yang lalu. Dia baru saja patah hati atas penolakan cintanya pada wanita yang sangat ia cintai dan kagumi itu"Yasmine, apakah aku harus menyerah sampai sini saja?" Gumam Mars yang mulai frustasi.

Sementara Jim tersenyum senang mendengarnya. Akhirnya setelah sekian lama anaknya yang sangat bandal itu menurut juga pada orang tua. Jim yang saat ini sedang dirumah tapi diruang kerja itu segera melangkahkan kakinya keluar ruangan untuk menemui istrinya yaitu Tia.

"Sayang!!" Panggil Jim pada sang istri.

Tia yang saat ini sedang memasak didapur itu pun menjawabnya"Aku disini Jim!"

Mendengar itu Jim segera menuruni tangga dan berjalan kearah dapur yang ada dilantai dasar. Jim tersenyum saat mendapati istri yang sudah berumur namun masih cantik tiada tara itu sedang memasak, perlahan ia berjalan mendekat. Jelas saja Jim mengucapkan itu, mendapatkan hati Tia saja sangat susah, harus melewati rintangan 7 belokan, 7 tikungan, 7 tanjakan dan 7 turunan untuk mendapatkan seorang Tia, wanita asli dari Indonesia itu.

Tia segera meletakkan pisau yang baru saja ia gunakan untuk menyisir bawang bombay setelah mendengar tapak kaki suaminya. Ia kemudian berbalik dan perlahan melepas celemek yang menempel ditubuhnya "Ada apa Jim?" Tanya Tia sembari melihat suaminya yang walaupun sudah cukup tua tapi masih terlihat tampan, mungkin suatu faktor keturunan Korea memang wajahnya rata-rata baby face.

"Anak bandal itu menerima perjodohan" Jawab Jim dengan tersenyum.

Tia mengangkat satu alisnya "Siapa? Mars atau Vae?" Tanya Tia, karena dua anak laki-laki nya sama-sama sulit diatur dan sangat bandal sekali.

"Tentu saja Mars, tidak mungkin Vae yang usianya masih 14 tahun mau kita jodohkan" Ucap Jim dengan kesal, karena memang kadang-kadang istrinya lemot dan malas untuk berfikir yang lebih masuk akal.

Tia menepuk jidatnya "Oh iya" Respon Tia yang rada telat, kemudian Tia membalikkan tubuhnya untuk melanjutkan masaknya kembali, namun baru satu langkah ia berjalan tiba-tiba berhenti dan kembali membalikkan tubuhnya kearah suaminya "Apa?!!!" Pekik Tia dengan penuh kehebohan. "Anak kita? Mars menerima perjodohan itu?!!!" Lanjutnya lagi dengan ekspresi seperti seorang emak-emak Indonesia yang baru saja dapat arisan.

Jim mengangguk.

"Aku akan menelepon Haris sekarang juga" Ucap Tia yang segera berlari meninggalkan suaminya termasuk masakan yang belum jadi itu untuk menuju ke kamarnya.

Jim menatap kepergian istrinya "Astaga, bisa-bisanya dulu aku menyukainya. Tapi masih cinta kok aku padamu Tia" Jim pun mengikuti istrinya dari belakang.

*

_"Halo, iya anakku menerima perjodohan itu. Kapan kita bertemu? Biar aku cepat segera memesan tiket pesawatnya. Hah? Lusa? Oke siap, ditunggu Haris, aku tidak sabar melihat anakku dan anakmu jadi satu"_

Tia mematikan teleponnya, ia kemudian memeluk Hp nya senang"Akhirnya anak bandal itu akan menikah juga, semoga aku cepetan punya cucu ya..."

Ceklek!

"Mau kemana?" Tanya Jim yang baru saja masuk kamar namun ia melihat istrinya itu akan keluar lagi.

"Melanjutkan masakan yang belum selesai suamiku. Aku yakin 2 jam lagi Mars akan datang menggunakan Helikopter pribadi" Jawab Tia yang kemudian segera keluar dari kamarnya."Oh iya, jangan lupa pesankan tiket pesawat untuk keberangkatannya kita besok ke Indonesia ya" Ucap Tia sebelum benar-benar menghilang.

*

Violet meletakkan sendok dan garpunya dengan kasar setelah mendengar perkataan Papa nya.

Saat ini mereka sedang berada dimeja makan untuk menikmati hidangan makan malam. Hanya 2 orang saja, Violet dan juga sang Papa.

Dengan menggunakan jaket Levis itu Vio segera berdiri dengan menggebrak meja makan, membuat Haris kaget.

"Jangan mengatur Vio Pa!" Bentak Vio dengan nada bicara yang tinggi untuk pertama kalinya.

Haris yang dibentak oleh anaknya pun tidak terima. Ia menggebrak meja makan lebih keras dari apa yang anaknya lakukan.

Brakk!

"Vio! Bukannya Papa sudah bilang waktu beberapa bulan lalu! Kamu bilang pada-"

Vio memotong ucapan Papanya"Tapi itu karna yang lakinya enggak nerima perjodohan ini! Papa ngerti enggak sih sama perasaan aku?! Aku tu capek dari dulu di atur mulu sama Papa. Bahkan sampe masalah percintaan aku juga Papa mau ngatur! Aku tu orang Pa, aku tu manusia juga! Bukan boneka ataupun anjing peliharaannya yang bisa Papa atur!-"

"Vio!" Bentak Haris pada sang putrinya.

Tidak menanggapi bentakan sang Papa, Vio justru melanjutkan kata-katanya kembali "Aku tu pengen bebas! Papa tu jahat! Aku benci diatur! Papa kan tau hiks..aku cintanya sama Arga, berarti harus nikahnya ya sama Arga! Lagian kita enggak kenal kan sama tu cowoknya, kalo ternyata dia jahat sama Vio gimana Pa...!"

"VIO!!" Bentak Haris kembali dengan suara yang lebih lantang memenuhi rumah berlantai tiga itu. Ia memegangi dadanya yang terasa sakit tiba-tiba.

Vio menghentikan pembicaraan nya setelah baru saja menyadari bahwa apa yang dia bicarakan sudah sangat keterlaluan.

Terpopuler

Comments

Michelle obama

Michelle obama

Tetap semangat min, aku selalu mengikutimu🥰

2023-04-20

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 1: Menerima Perjodohan
2 Episode 2: Kesedihan Vio
3 Episode 3: Penampilan Sederhana
4 Episode 4: Berbeda Usia
5 Episode 5: Perjanjian Pernikahan
6 Episode 6: Makam Mama
7 Episode 7: Ke Butik
8 Episode 8: Arga Canduku
9 Episode 9: Kamu Ingkar Janji!
10 Episode 10: Pernikahan Tak Diinginkan
11 Episode 11: Tutup Mata!
12 Episode 12: Hampir Terenggut
13 Episode 13: Mengubah Pikiran
14 Episode 14: Aku Yang Pertama
15 Episode 15: Dosa Besar
16 Episode 16: Kejahilan Mars
17 Episode 17: Nasehat Papa
18 Episode 18: Pilihan Yang tepat
19 Episode 19: Mie Instan
20 Episode 20: Memberi Kesempatan
21 Episode 21: Mengiklaskan
22 Episode 22: Berkumpul
23 Episode 23: Kenapa hatiku berubah?
24 Episode 24: Mencari mu
25 Episode 25: Ayam Bakar
26 Episode 26: Dimana Mars?
27 Episode 27: Rasa Bersalah
28 Episode 28: Seperti ibu dan anak
29 Episode 29: Bayi Berondong
30 Episode 30: Lima Sendok Garam
31 Episode 31: Permintaan Mars
32 Episode 32: Ke luar kota
33 Episode 33: Amarah Mars (Part 1)
34 Episode 34: Amarah Mars (Part 2)
35 Episode 35: Tidak Vir gin
36 Episode 36: Ucapan Perceraian
37 Episode 37: Vio sendirian Pa...
38 Episode 38: Suporter Vio
39 Episode 39: Penolakan
40 Episode 40: Surat panggilan terakhir
41 Episode 41: Bernostalgia pada Mars
42 Episode 42: Pingsan
43 Episode 43: Hamil dan Tidak percaya
44 Episode 44: Tertidur
45 Episode 45: Pulangin aku!
46 Episode 46: Paling egois
47 Episode 47: Dejavu
48 Episode 48: Memilih cinta atau ego?
49 Episode 49: Flashback kesalahpahaman
50 Episode 50: Mau mulai dari awal?
51 Episode 51: Terharu
52 Episode 52: Blokir
53 Episode 53. Percaya [Tamat]
Episodes

Updated 53 Episodes

1
Episode 1: Menerima Perjodohan
2
Episode 2: Kesedihan Vio
3
Episode 3: Penampilan Sederhana
4
Episode 4: Berbeda Usia
5
Episode 5: Perjanjian Pernikahan
6
Episode 6: Makam Mama
7
Episode 7: Ke Butik
8
Episode 8: Arga Canduku
9
Episode 9: Kamu Ingkar Janji!
10
Episode 10: Pernikahan Tak Diinginkan
11
Episode 11: Tutup Mata!
12
Episode 12: Hampir Terenggut
13
Episode 13: Mengubah Pikiran
14
Episode 14: Aku Yang Pertama
15
Episode 15: Dosa Besar
16
Episode 16: Kejahilan Mars
17
Episode 17: Nasehat Papa
18
Episode 18: Pilihan Yang tepat
19
Episode 19: Mie Instan
20
Episode 20: Memberi Kesempatan
21
Episode 21: Mengiklaskan
22
Episode 22: Berkumpul
23
Episode 23: Kenapa hatiku berubah?
24
Episode 24: Mencari mu
25
Episode 25: Ayam Bakar
26
Episode 26: Dimana Mars?
27
Episode 27: Rasa Bersalah
28
Episode 28: Seperti ibu dan anak
29
Episode 29: Bayi Berondong
30
Episode 30: Lima Sendok Garam
31
Episode 31: Permintaan Mars
32
Episode 32: Ke luar kota
33
Episode 33: Amarah Mars (Part 1)
34
Episode 34: Amarah Mars (Part 2)
35
Episode 35: Tidak Vir gin
36
Episode 36: Ucapan Perceraian
37
Episode 37: Vio sendirian Pa...
38
Episode 38: Suporter Vio
39
Episode 39: Penolakan
40
Episode 40: Surat panggilan terakhir
41
Episode 41: Bernostalgia pada Mars
42
Episode 42: Pingsan
43
Episode 43: Hamil dan Tidak percaya
44
Episode 44: Tertidur
45
Episode 45: Pulangin aku!
46
Episode 46: Paling egois
47
Episode 47: Dejavu
48
Episode 48: Memilih cinta atau ego?
49
Episode 49: Flashback kesalahpahaman
50
Episode 50: Mau mulai dari awal?
51
Episode 51: Terharu
52
Episode 52: Blokir
53
Episode 53. Percaya [Tamat]

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!