NovelToon NovelToon
Mantan Istri Yang Berharga

Mantan Istri Yang Berharga

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Nikah Kontrak
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: Japraris

Anya tidak menyangka bahwa hidupnya suatu saat akan menghadapi masa-masa sulit. Dikhianati oleh tunangannya di saat ia membutuhkan pertolongan. Karena keadaan yang mendesak ia menyetujui nikah kontrak dengan seorang pria asing.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Japraris, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

episode 21

Hujan mengguyur kota. Arga, di dalam mobilnya, memberikan perintah melalui telepon kepada anak buahnya: memblokir bandara dan pelabuhan, serta mencari Anya dan David. Setelah menutup telepon, ponselnya berdering. Rangga.

"Tuan, Nyonya Besar telah kembali dari luar negeri. Menunggu jemputan di bandara," lapor Rangga, suaranya formal dan penuh hormat.

"Hmm. Rangga, cari tahu keberadaan Anya dan David. Laporkan secepatnya."

"Baik, Tuan."

Sambungan terputus. Arga melaju ke taman tempat ia pertama kali bertemu Anya, ingatan itu menusuk hatinya. Ia turun dari mobil, duduk di bangku taman, tempat di mana Anya duduk seorang diri dalam keterpurukan dan kesedihan kala itu, dengan basah kuyup. Hujan deras membasahi tubuhnya, membangkitkan kenangan akan hari-hari di mana ia menggenggam tangan Anya, menuntunnya keluar dari kesedihan, membawanya ke pelukan pernikahan yang pada awalnya—setidaknya baginya—saling menguntungkan. Anya, wanita setia yang tak pernah mengeluh, tak pernah menuntut, meskipun gosip perselingkuhannya selalu menghiasi media.

"Anya," gumamnya lirih, suara hujan membaur dengan desahannya. "Aku menyusul kamu tiga tahun lalu, melihatmu bahagia di luar negeri. Aku melepaskan kamu. Tapi... jika kutahu kau pergi membawa anakku di rahim mu.. aku tak akan membiarkanmu pergi."

Ponselnya berdering lagi. Anak buahnya.

"Bos, kami sudah memeriksa semua orang di bandara dan pelabuhan, tapi tidak menemukan mereka."

Arga mengepalkan tangannya. "Cari lagi! Teliti! Aku tidak ingin ada kesalahan!"

"Baik, Tuan."

"Kali ini aku tak akan melepaskan mu, Anya," gumamnya, tekad membara dalam sorot matanya.

Ponselnya berdering. Rangga.

"Ada hasil, Tuan. Nyonya Anya berada di kediaman David, di ujung kota."

Sebuah kelegaan memenuhi dada Arga. Ia masih bisa menunggu beberapa hari.

"Kamu pastikan mereka benar-benar ada di sana?"

"Ya, Tuan."

"Telepon Jony, tarik semua orang dari pelabuhan dan bandara. Tinggalkan dua orang di bandara untuk berjaga-jaga. Laporkan segera jika mereka melihat Anya atau David."

"Baik, Tuan."

"Ibuku sudah sampai rumah?"

"Sudah, Tuan, satu jam yang lalu."

Arga memutuskan sambungan. "Saatnya membuat perhitungan dengan Ibu," bisiknya, rahangnya mengeras.

Arga bergegas pulang. Ibunya duduk, tersenyum melihat album foto.

"Ibu."

"Arga? Kau basah kuyup! Mandilah dulu." Suaranya lembut, namun sorot matanya menunjukkan ketegangan.

"Tidak perlu, Bu. Aku tak berniat menginap. Ibu bisa jelaskan perceraian tiga tahun lalu?" Nada suara Arga datar, tanpa emosi.

"Apa yang perlu dijelaskan? Anya tidak mencintaimu, makanya dia menceraikan kamu," jawab ibunya, nada suaranya tajam.

Arga mengeluarkan berkas video. "Bagaimana dengan ini, Bu?" Ia melempar berkas itu di atas meja, matanya menatap ibunya penuh arti.

Ibu Arga terkejut, matanya bergantian menatap berkas dan Arga. "Kamu tahu dari Anya lalu kamu menyelidiki ibumu? Harusnya dia bersyukur aku dan Ayahmu menyembunyikan kebusukannya. Dia malah memprovokasi ibu dan anak. Lihatlah! Bukti video itu menjelaskan wanita seperti apa dia!" Suaranya meninggi, dipenuhi amarah.

"Ibu, aku percaya Anya. Dia bukan wanita seperti yang Ibu duga." Arga berkata dengan suara tenang, namun penuh keyakinan.

"Kau lebih percaya dia daripada ibumu sendiri?! Arga, jangan kurang ajar!" Ibu Arga membentak, wajahnya memerah menahan amarah.

"Ibu, gara-gara Ibu aku kehilangan wanita yang kucintai dan anakku! Apa Ibu puas?!" Arga membentak balik, suaranya bergetar karena emosi.

"Anak? Anak apa? Bisa saja itu anaknya dengan pria-pria itu, dan dia melimpahkan tanggung jawab padamu! Jangan kamu ditipu sama wanita jalang itu!"

Arga mengeluarkan hasil tes DNA. "Tidak, Bu. Ini anakku." Ia melempar tes DNA di atas meja. "Namanya Kinan. Ibu sudah kehilangan cucu. Ibu sendiri tahu aku sulit punya keturunan setelah pembalikan Vasektomi."

Ibu Arga terkesiap, matanya terpaku pada hasil tes DNA: 99,99% kecocokan antara Arga dan Kinan. Namun keturunan Danendra harus dari wanita yang sepadan dengan keluarganya.

"Arga, kamu masih bisa punya keturunan. Kamu sudah membuktikannya dengan Anya. Dengan Anita, kamu akan punya keturunan yang baik."

"Ibu..." Arga berbalik dan pergi, menghela napas panjang. Ibunya tidak ingin mengakui Kinan sebagai cucunya. Bahkan memintanya untuk tidak peduli dan anggap anak itu tidak ada.

Ibu Arga menatap hasil tes DNA Kinan. Ia menghubungi seseorang, "Kamu sudah selesai dengan pekerjaanmu? Datanglah ke sini."

Ibu Arga bertekad untuk mencegah Anya kembali ke kehidupan Arga. Wanita itu telah menodai nama keluarga mereka.

...----------------...

Di kediaman Arga.

Arga baru selesai mandi, dan berganti pakaian. Ia duduk di balkon, asap rokok mengepul di udara senja, menemani secangkir kopi yang disiapkan Bibi, asisten rumah tangganya.

"Tuan, Tuan Rangga datang," lapor Bibi, suaranya pelan dan penuh hormat.

"Hmm. Buatkan kopi untuknya, Bi," Arga menjawab singkat, tatapannya masih kosong, menatap cakrawala yang mulai gelap.

"Baik, Tuan."

Bibi pergi. Rangga duduk di kursi di hadapan Arga, menunggu dengan tenang.

"Bertengkar dengan ibumu?" Rangga memulai, suaranya lembut, mencoba membuka percakapan.

Arga menyedot rokoknya dalam-dalam, matanya masih dingin dan penuh amarah. "Berdamai? Dia hanya ibu tiri. Aku menghormatinya karena Ayah," jawabnya dingin, nada suaranya tanpa emosi.

"Lalu apa yang akan kau lakukan?" Rangga bertanya, sedikit khawatir dengan amarah yang masih membara di mata Arga.

Arga meletakkan rokoknya di asbak, suaranya tegas dan penuh penekanan. "Setelah Ayah sembuh, aku akan membuat Ayah menceraikannya."

Rangga mengangguk pelan, "Oh, hampir lupa. Ayahmu sempat sadar tengah malam. Dokter bilang itu bagus. Sesekali jenguk lah Ayahmu, mungkin semangat hidupnya akan kembali setelah mendengar suaramu." Rangga memberikan saran dengan nada yang lembut, seolah berharap bisa meredakan amarah Arga.

"Ya," jawab Arga singkat, tanpa ekspresi.

Rangga mengganti topik pembicaraan, suaranya terdengar ragu-ragu. "Arga, kenapa kau membiarkan Anya tinggal bersama David? Bukan hanya itu, kau juga membuka kembali kerjasama dengan perusahaannya. Kau sudah merelakan mereka berdua bersama?" Rangga menatap Arga dengan seksama, ia merasakan ada sesuatu yang tidak beres.

Arga menatap Rangga tajam, tatapan matanya menusuk, suaranya bernada menantang. "Sejak kapan aku, Arga Danendra, membiarkan yang menjadi milikku dimiliki orang lain?"

Rangga terdiam. Ingatan tiga tahun lalu kembali berputar dalam pikirannya; ia mengikuti Arga ke luar negeri, menyaksikan Anya yang tertawa bahagia bersama pria asing.

'Siapa yang akan melepaskan miliknya begitu saja? Kalau begitu, kenapa Arga tidak membawa Anya kembali saat itu?' Rangga terpaku pada pertanyaan itu dalam diamnya.

Arga kembali bersuara, nada suaranya sedikit meninggi, menunjukkan ketidaksukaannya. "Kau meragukan ucapanku?"

Rangga buru-buru menyangkal, wajahnya menunjukkan rasa panik. "Ah, tidak. Kau jangan salah paham."

Arga tersenyum sinis, "Itu semua tertulis di wajahmu, Rangga."

Rangga hanya bisa tertunduk, menundukkan kepalanya dengan rasa bersalah. "Maaf, Tuan." Ia menyesap kopinya dengan canggung, mencoba menyembunyikan kekhawatirannya. Permainan Arga jauh lebih rumit dari yang ia bayangkan.

Hujan di luar masih deras. Arga menyesap kopinya, pandangannya menerawang ke taman yang basah kuyup. Ia merenungkan kembali yang telah terjadi. Ia tidak akan membiarkan Anya dan Kinan direbut oleh orang lain. Meskipun ia telah melepaskan Anya tiga tahun lalu, itu karena kesalahpahaman saja. Tapi sekarang, ia tahu bahwa kebahagiaan Anya palsu, dibangun dari kebohongan.

1
Uthie
Nahhh..gitu dong... selidiki!!!! semoga paman nya yg jahat itu bisa di beresi oleh Arga 👍😡
Uthie
Untung gak salah beli bunga yaa 😁😂
Uthie
Lagiiiii.... 👍🤗🤗🤗
Uthie
Suka ceritanya 👍👍👍👍
seneng jika menemukan cerita yg suka alur cerita nya 👍🤗🤗
Uthie
Makin seru ..dan suka ceritanya 👍👍🤩🤩
Uthie
Gak jelas .. kamu juga main sama wanita-wanita cantik Arga 🤨😡
Uthie
terus masalah yg sekarang dihadapi Anya berita yg bagaimana sihhh??? harus ada penjelasan soal itu... jangan di bikin penasaran tebak sendiri!! 😌🙏
merry
trm ajj nasib mu David mencintai gk hrs memiliki liat psangn bhgia kmu jg ikt bhgia,, lagian Arga juga bun tandingan muu
Uthie
Berita apa sihhh... ????
koq knapa gak dijelaskan sihhhh... 😒
merry
cuma mm Tri mu ga ga kmu hruss khilngn istrimu dan ank muu,, kasuh pljrn n sm mm trimu kbnykn ikt cmpurr ursnn ank Tri,, mm kandung ajj gk bgitu ikr cmpur y yg pntg ank t bhgia kcli mm matre
Uthie
sakit banget dengan kelakuan laki macam itu 🤨
merry
lg lg ulah mertua yg gk trm pyn mantu gk setara dgnnya
Uthie
Sukkaa niiii soal mantan yg kembali tertarik lagiii 😏😏
Uthie
seru 👍
Uthie
Walau Cinta gak bisa di paksakan, namun tetep berpikir realitas dan kedepan... terutama ada anak!
Jangan menyia-nyiakan ketulusan seorang laki2 baik yg ada didepan mata dan terbukti sekian tahun penantian nya👍😁

Masa lalu jika menyakitkan, harus di hempaskan jauhh 👍😄
Aldin Andi: 😁😁😁😁😁
total 1 replies
Uthie
Sukka banget kalau awal yg langsung menarik gini 👍🤩🤩

Gak kaya cerita lain, ada yg di ceritakan dulu awal yg bertele-tele.. malah malas nyimak nya 😁😁
Aldin Andi: terima kasih kakak 🙏🙏🙏🙏.
total 1 replies
Aldin Andi
terimakasih 🙏🙏🙏🙏 semangat juga untukmu
Aerik_chan
2 iklan untukmu kak...semangat
Aerik_chan
memang cinta nggak bisa dipaksakan..tapi kalau yang ini boleh lah
Aerik_chan
bab 1 aja bikin sedih...1 iklan buatmu thor
Aldin Andi: terimakasih🙏🙏🙏🙏🙏🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!