DICARI DENGAN SEGERA
Asisten pribadi.
• Perempuan usia max 27 tahun.
• Pendidikan terakhir min S1.
• Mampu berkomunikasi dengan baik dan bernegosiasi.
• Penampilan tidak diutamakan yang penting bersih dan rapi. (Lebih bagus jika berkaca mata, tidak banyak senyum, dan tidak cerewet.)
Kejadian itu satu setengah tahun lalu, saat dia benar-benar membutuhkan uang, jadi dia melamar pekerjaan tersebut. Namun setelah dia di terima itu adalah penyesalan untuknya, sebab pekerjaanya sebagai asisten pribadi benar-benar di luar nalar.
Bosnya yang tampan dan sangat di gemari banyak wanita itu selalu menyusahkannya dalam hal pekerjaan.
Dan pekerjaannya selain menyiapkan segala kebutuhan pribadi bosnya, Jessy juga bertugas menyingkirkan wanita yang sudah bosan dia kencaninya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenah adja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menikah?
"Bukankah kau juga ada Jessy?" Deborah tersenyum ke arah Jessy.
"Mana mungkin mereka menikah, Ibu." Itu suara Alena. "Sudah aku bilang, mereka hanya pura-pura pacaran." Chris masih diam dan tak menanggapi.
Deborah tentu saja tak bisa tak semakin bingung. "Benarkah itu, Chris?"
"Tentu saja tidak, Nenek," jawab Chris dengan tenang.
"Lalu kenapa tidak menikah juga?" tantang Alena.
"Tentu saja aku akan menikahinya-"
"Maaf, Nyonya. Aku hanya merasa hubungan kami terlalu dini," ucap Jessy dengan menatap Alena. Dia bahkan berdiri sebab takut Chris berucap yang tidak- tidak. "Lagi pula, kenapa membahas kami? Bukankah harusnya kita menghormati Tuan Jordy. Ini adalah kabar gembira untuk kita."
"Jessy benar. Jordy juga cucuku. Ini adalah kabar gembira. Akhirnya salah satu cucuku ada yang tumbuh dewasa." Deborah menggenggam tangan Mina yang menelan ludahnya kasar. "Senang bertemu denganmu, gadis cantik."
Mina meringis tak enak hati. Dia ingin segera pergi, namun dia juga merasa segan pada wanita tua di depannya ini.
"Duduklah kita makan bersama." Deborah mempersilakan Mina untuk duduk.
Mina duduk dan menyipitkan mata dengan marah ke arah Jordy. Sementara pria itu hanya tersenyum cengengesan.
Setelah memastikan semuanya duduk kembali Deborah mendentingkan gelas dengan sendok yang dia pegang hingga seluruh perhatian tertuju padanya.
"Terimakasih atas kehadiran tuan- tuan, dan nyonya- nyonya sekalian. Hari ini aku sangat bahagia, ketiga cucuku akhirnya mendapat pasangan, ini adalah ulang tahun terindah untukku ..."
....
Acara makan sudah selesai, dan seluruh anggota keluarga sudah berpencar menikmati pesta. Dan saat ini Jessy menarik Mina menjauh untuk bicara. "Apa yang di katakan Tuan Jordy, Mina? Kalian akan menikah?"
"Entahlah, dia pasti sudah gila!" Mina berkata dengan kesal. "Aku akan bicara padanya." Mina melihat Jordy masih sibuk dengan beberapa kerabat yang datang. Dan sepertinya pria itu menghindar agar dia tak bicara sekarang juga. "Sialan."
Mina hendak pergi namun Jessy menahannya. "Apa yang sebenarnya terjadi dengan kalian? Katakan padaku."
Mina meringis. "Sebenarnya malam itu kami menghabiskan malam bersama."
"Apa!" Jessy bahkan berteriak saking terkejutnya.
"Jangan teriak ... kau tahu aku hanya sedang patah hati dan membutuhkan pelampiasan. Aku kira jika aku bisa melakukannya dengan pria lain aku bisa sedikit merubah suasana hatiku."
"Dan kau yang mengajaknya bercinta lebih dulu?" Mina mengangguk mengakui kesalahannya.
"Lalu setelah itu dia jadi mengejar ku. Memaksaku jadi kekasihnya."
"Aku mengerti. Dengar Mina, jika kau benar-benar yakin dia pria baik, aku tidak akan menghalangimu. Tapi Mina, aku hanya tak mau kamu tersakiti lagi. Kita tak tahu apakah Tuan Jordy benar-benar tulus padamu, atau tidak, sedangkan aku jelas tahu dia suka mempermainkan wanita."
Jessy menghela nafasnya lalu melanjutkan, "Lagi pula ada apa dengannya. Dia pikir pernikahan itu hanya permainan?"
"Lalu kau sendiri? Tadi Chris juga bilang akan menikahimu?"
Jessy terkekeh, namun kekehan itu terdengar pedih. "Itu tidak mungkin."
"Kau selalu bilang begitu. Perkataanmu terlalu bermakna bias. Aku sudah bilang tentangku, kenapa kamu tidak menceritakan tentangmu?"
Jessy berjalan semakin jauh dari aula diikuti Mina. "Haruskah aku ceritakan sekarang?"
Mina mengangguk semangat. "Sebenarnya aku tahu jika Chris hanya akan mempermainkan aku, tapi aku tetap masuk dalam permainannya."
"Hah?"
"Kau ingat kontrak kerjaku segera berakhir?" Mina mengangguk.
"Dan saat dia menawarkan perpanjangan kontrak aku menolaknya. Mungkin karena itu menghancurkan egonya. Dia berencana menaklukan aku. Entahlah ... mungkin setelahnya aku akan di campakkan?"
"Astaga kau tahu itu lubang buaya, tapi menjatuhkan dirimu?"
Jessy tertawa kecil. "Anggap saja ini kenang- kenangan terakhirku untuknya."
"Apanya yang kenang- kenangan. Kamu akan sakit hati nantinya."
"Tidak, kalau aku tidak menggunakan hatiku."
.....
Chris mengantar Jessy hingga tiba di apartemen tepat di depan pintu. "Kau akan mampir?" tanya Jessy.
Chris menyipitkan matanya. "Kau yakin ingin aku mampir? Di tengah malam begini? Tidak takut aku menerkammu?"
Jessy memutar matanya malas. "Susahnya bicara dengan pria playboy," ucap Jessy. "Kalau tidak mau, tidak apa." Jessy hendak masuk, namun Chris menahannya.
"Baiklah, aku akan mampir." Chris segera mengikuti Jessy masuk.
Jessy baru saja meletakan tasnya di nakas saat Chris tiba-tiba memeluknya dari belakang.
"Ada apa?" tanya Jessy. Tak biasanya Chris melakukan ini.
"Aku tidak suka Jordy mendahuluiku." Jessy mengeryit. "Jessy, bagaimana kalau kita menikah?" Chris mencebik dengan wajah yang merengut.
Jessy tertegun. Tentu saja ucapan Chris membuatnya terkejut, namun dengan cepat dia menguasai dirinya dan melepas pelukan Chris.
"Kamu tahu apa yang kamu katakan?" Jessy menatap Chris dengan marah.
Chris menatap Jessy dengan bingung, apa salahnya?
"Kamu pikir pernikahan hal yang bisa di permainkan?"
"Aku tidak-"
"Sudahlah, aku mau tidur. Kau bisa pulang." Jessy pergi ke arah kamar lalu menutup pintu.
Chris menaikan alisnya heran. "Ada apa dengannya. Dia pikir aku bercanda? Lagi pula siapa yang tadi mengajakku mampir, kenapa sekarang mengusirku?" Chris mencebik kesal lalu pergi.
Jessy keluar kamar setelah mendengar pintu apartemen tertutup. Wajahnya sangat kesal dah marah. Apa maksud Chris bicara seperti itu? Hanya karena Jordy akan menikah, dia juga harus segera menikah? Apa Chris sudah gila?
Sudah cukup dia mempermainkannya dalam hubungan ini. Kenapa harus pergi terlalu jauh tentang pernikahan. Sesuatu yang sakral akan Chris nodai jika begitu, dan ini benar-benar melukai Jessy.
Jessy mengepalkan tangannya erat. "Aku harus segera mengakhiri ini," ucapnya dengan memejamkan matanya. Jessy tak ingin terlalu nyaman dalam posisi ini. Meski dia suka perlakuan Chris padanya, tapi dia menyadari semua yang pria itu lakukan hanya kepalsuan.
semangat juga buat Othornya biar Up terus😍😍🔥🔥🔥🔥🔥
semangat Up thor🔥🔥