Ayra yang cerdas, pemberani dan sekaligus pembangkang, ingin sekali menentang wasiat ayahnya yang bertujuan menjodohkannya dengan putra sahabat baiknya, tapi berhubung orang yang meminta nya adalah sang ayah yang sudah sekarat, Arya tidak bisa menolak.
Sial, di hari pernikahannya, calon mempelai pria justru kabur meninggalkannya, hingga terpaksa digantikan oleh calon adik iparnya, yang bengis, dingin dan tidak punya hati.
Seolah belum cukup menderita, Ayra harus tinggal satu atap dengan mertuanya yang jahat jelmaan monster, yang terus menyiksa dirinya, membuatnya menderita, tapi di depan orang lain akan bersikap lembut pada Ayra agar tetap dianggap mertua baik. Hingga suatu hari, sang mertua yang memang tidak menyukai keberadaan Ayra, mengingat kalau gadis itu adalah putri dari mantan suaminya, meminta putranya untuk menikah dengan wanita lain yang tidak lain adalah mantan kekasih putranya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon R.angela, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bukan Pengemis Cinta
Ayra terbangun, mendengar suara gaduh di dekat kamarnya. Mencoba menajamkan pendengaran, barulah dia tahu kalau itu suara Dewa yang tampaknya baru saja pulang dalam keadaan mabuk.
"Lepas! Aku bisa jalan sendiri!" hardiknya pada orang yang memegangi lengannya. Dia berjalan selangkah, dan terjerembab ke lantai.
"Biar saja bantu, Mas," ucap Naryo, satpam rumah, tapi lagi-lagi Dewa menolak.
"Gue bilang lepas! Apa lu pikir, gue gak bisa sendiri? Lu siapa? Gue bisa hidup sendiri!" Dewa terus meracu, berjalan terseok-seok. Naryo mengerutkan kening, dan ingin mengejar majikannya, mengatakan kalau dia salah kamar. Pintu kamarnya justru sudah dilewati.
Tok... Tok... Tok...
Dengan Telapak tangannya, Dewa memukul pintu kamar Ayra. Kali ini tanpa pikir panjang lagi, dia turun dari ranjang dan membuka pintu. Gerakan tiba-tiba membuka pintu, membuat Dewa terhuyung ke depan dan menimpa tubuh Ayra. Beruntung, gadis itu menahan kuat hingga tidak jatuh ke lantai.
"Uh, bau banget. Kamu mabuk, ya? Yang benar berdirinya, Dewa!" Ayra berusaha menegakkan tubuh Dewa.
"Kamu itu penyihir! Apa yang sudah kamu lakukan padaku?" ucapnya Dewa mulai meracu. Dia menunjuk wajah Ayra, lalu mencubit ujung hidung Ayra gemes tapi terasa sakit bagi Ayra.
"Duh, kamu kenapa, sih? Lepaskan!" Ayra berusaha menarik tangan Dewa, menjauhkan dari hidungnya.
"Gue benci! Hal yang paling gue sesalkan dalam hidup, adalah kehadiran lu dalam hidup gue!"
Dewa mundur selangkah. Matanya mengerjap lalu tertutup sebelum kemudian tubuhnya berputar, berjalan ke arahnya.
Kata orang omongan seseorang dalam keadaan mabuk, merupakan perkataan yang berasal dalam hatinya. Ayra mencengkram erat sisi baju tidurnya, hanya bisa menatap Dewa yang berjalan sempoyongan menuju kamarnya.
Benci... Hanya itu yang dia dapatkan dari Dewa. Tidak akan ada harapan untuk rumah tangganya. Kenapa mereka harus tetap bertahan? Meski akan membuat almarhum papanya sedih, tapi lebih kalau mereka bercerai saja.
***
"Selamat pagi, Om," sapa Ayra setelah sampai di meja makan. Pagi ini dia telat bangun. Sebenarnya sengaja, dia merasa malas untuk bangkit dari ranjang.
"Pagi Tante," lanjutnya menyapa Maya, meski dia tahu kapan sia-sia menyapa wanita itu, tidak akan dibalas.
"Bagaimana tidurmu? Nyenyak?"
"Iya, Om," jawab Ayra sembari tersenyum.
"Tadi malam, apa Dewa pulang dalam keadaan mabuk? Kenapa sepertinya Om dengar suara gaduh dari ruang atas?
Ayra hanya mengangguk. Meras sungkan untuk menjawab, takut dianggap mengadu, pasalnya Maya saat ini menatapnya lekat.
"Dasar anak bodoh! Dia memang masih kekanak-kanakan. Aku jadi semakin yakin menarik kembali perusahaanku!"
Mata meletakkan alat makannya. Tatapannya lurus ke arah Dito. Ayra yang merasa tidak enak hati semakin tidak nyaman berada di kursinya, tapi kalau untuk pergi, dia juga gak enak hati.
"Kamu kok ngomong gitu sih, Mas?"
"Ngomong apa?" Tampaknya pagi ini energi Dito sedang full, jadi kalau Maya ingin mengajak berdebat, dia akan layani.
"Soal menarik perusahaan. Jangan pernah mengatakan hal itu lagi!"
"Memangnya kenapa? Itu perusahaanku. Terbukti, Dewa tidak mampu menjalankan dengan benar. Apa kau tahu kalau dia berdebat dengan pihak investor hanya karena tidak suka Ayra jadi model iklannya. Seharusnya dia profesional, meski tidak menyukai Ayra, demi pekerjaan, lakukan saja kewajibannya. Bukan malah mengancam akan menghancurkan kerja sama!"
Maya bungkam. Namun, tentu saja dia mengarahkan pandangannya pada Ayra dan menyalahkan gadis itu.
"Kau memang bawa sial!"
salah kamar thor 🥰🥰🥰🥰
sebenarnya semua terjadi karena kurang ilmu agama menurutku.
ayra terlalu larut dg masa lalunya
dan Egi ...TDK berterus terang.
terjadilah peristiwa itu....
mungkin jodoh ay Ra sama dewa dan Egi dgn Fina.
keadaan lah yg membuatnya seperti itu.
terimakasih akibatnya
tanyakan pada dirimu ayra......
mungkin ini jodohmu.
terimakasih atas tidak terima
harus nurut PD suami.
kecuali kdrt.
4 bukan waktu yg sebentar BG seorang laki laki.
kalau dia selingkuh itu wajar
istrinya terlalu terjebak masa lalu.
kurang suka dg ayra karakternya.
jangan egois ayra ....
jalani aja biar waktu yg bicara
cinta TDK harus memiliki.
kalau bersama dewa ,Maya TDK menyukainya...
nanti timbul lagi masalah baru.
kalau dgn Egi...cinta Egi seluas samudra,ditonta baik.
kalau menurutku..
lebih baik dicintai....daripada mencintai...
kalau dapat dua duanya.
mencintai dan dicintai.
Krn ayra tidak mencintainya