NovelToon NovelToon
Hello! Miss Call...

Hello! Miss Call...

Status: tamat
Genre:Tamat / Ketos / Teen School/College / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:132.7k
Nilai: 4.9
Nama Author: age nairie

“Jadi kapan internet saya aktif kembali? Saya tidak akan menutup teleponnya jika internet saya belum aktif!” hardik Peter.
“Mohon maaf Pak, belum ada kepastian jaringan normal kembali. Namun, sedang diusahakan secepatnya,” tutur Disra.
“Saya tidak mau tahu, harus sekarang aktifnya!” ucap Peter masih dengan nada tinggi.
Disra berniat menekan tombol AUX karena ingin memaki Peter. Namun, jarinya tidak sepenuhnya menekan tombol tersebut. “Terserah loe! Sampe bulu hidung loe memanjang, gue ladenin!” tantang Disra.
“Apa kamu bilang? Bisa-bisanya memaki pelanggan! Siapa nama kamu?” tanya Peter emosi.
Disra panik, wajahnya langsung pucat, dia melihat ke PABX-nya, benar saja tombol AUX tidak tertanam kebawah. Sehingga, pelanggan bisa mendengar umpatannya.

Gawat, pelanggan denger makian gue!

***
Novel pengembangan dari cerpen Call Center Cinta 🥰
Ikuti kisah seru Disra, yang terlibat dengan beberapa pria 😁
Happy Reading All 😍
IG : Age_Nairie

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon age nairie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 35 Pattaya

Disra hanya mendecak. “Siapa yang wanitamu? Jangan seenaknya lagi deh!” dengus Disra.

“Lalu apa arti kebersamaan kita ini? Apa arti sweater couple ini?” tanya Melvin penuh keseriusan.

“Itu … itu … hanya samaan saja. Apa tidak boleh?” tanya Disra balik.

“Tentu saja! Tidak ada orang yang samaan kalau bukan couple!” seru Melvin.

“Ada! Ibu-ibu kosidahan selalu memakai seragam yang sama, anak sekolah juga!” papar Disra.

“Itu semua karena mereka satu group. Jika hanya dua orang yang menggunakan samaan, itu artinya duo atau couple!” jelas Melvin.

Disra salah tingkah. Ya, dia bahkan tak tahu mengapa dirinya berbuat seperti itu. Kenapa dia harus membalas kebaikan Melvin dengan membelikan sweater yang sama dengannya. Dia akui, dia hanya ingin melakukannya.

Dia akui, dia mulai nyaman dengan Melvin. Namun, semua itu bukan karena dirinya tahu identitas asli Melvin lalu berubah haluan. Tidak! Itu semua hanya sebuah tindakan spontan karena merasa nyaman.

Dia menatap Melvin sejenak, memandang lelaki itu sepintas. Ya, dia mulai menyukai pria menyebalkan di depannya. Pria yang menurutnya sangat menjengkelkan sebelumnya. Entah mengapa perasaan itu hadir begitu saja. Meskipun, dia akui, kebersamaan Melvin tidak senyaman jika dia berada di samping Felix. Sahabat yang bisa membuatnya tertawa lepas dan dengan mudahnya mencurahkan isi hatinya.

“Kau tidak bisa menjawab karena apa yang aku katakan benar. Kau mulai menyukaiku. Mungkin juga, kau sudah mencintaiku!” ucap Melvin penuh dengan kesombongan.

Disra hanya memutar bola matanya jengah. "Terserah dirimu mau berkata apa! Aku tidak peduli, sampai aku berkata berbusa pun, kau tak akan mengerti bahwa aku membelikanmu sweater yang sama hanya kebetulan saja!” dengus Disra.

Melvin hanya menyinggungkan senyum, dia yakin, gadis di depannya sudah mulai menyukainya.

Hari terus berlalu. Hari kedua training dimulai. Seperti sebelumnya, mereka mengisi traning dengan baik. Klien pun sangat puas dengan hasil kerja dari tim Disra. Namun, hari ini mereka tidak bisa pulang cepat seperti hari pertama.

Hari kedua adalah hari terakhir, banyak pertanyaan dari para user. Sistem penggajian yang dibuat oleh tim Disra, tidak hanya seputar sistem penggajiannya. Aplikasi mereka bahkan bisa membuat neraca tersendiri.

Hari mulai gelap, Disra dan Melvin memutuskan langsung ke hotel untuk melepas penat kerja satu hari penuh.

Mereka beristirahat semalam penuh. Keesokan paginya, Disra merapihkan barang-barangnya. Tidak lupa dengan oleh-oleh yang dia masukan ke dalam koper. “Banyak sekali,” keluh Disra.

Bel berbunyi, dia yakin yang menekan bel adalah Melvin. Menuju pintu dan benar dugaannya, bahwa Melvin yang menekan bel untuk mengajaknya sarapan.

Mereka sarapan bersama. “Kita berangkat jam berapa?” tanya Disra di tengah sarapan mereka. Ya, pekerjaan telah selesai, sudah saatnya kembali.

“Sehabis sarapan,” jawab Melvin.

Disra hanya menganggukkan kepalanya dan melanjutkan sarapan. Tak masalah jika mereka langsung berangkat setelah sarapan. Dirinya pun sudah membereskan semua barang-barang dan dirinya pun sudah mandi sejak pagi.

“Aku akan ke kamarmu untuk menjemputmu,” ucap Melvin setelah mereka sarapan.

“Iya, baik.”

Melvin menepati janjinya dan datang ke kamar Disra. Dia menekan bel pintu. Disra membuka pintunya, dahinya mengernyit melihat Melvin yang menggunakan pakaian santai. Kemeja dan celana pendek. Tidak masalah pulang dengan pakaian seperti itu. Jarak mereka pulang ke negri tercinta pun tak membutuhkan waktu sehari penuh. Hanya saja, tidak seperti biasanya Melvin seperti itu.

Melvin melihat Disra yang menggunakan pakaian semi formal. “Ganti bajumu yang lebih santai,” ujarnya.

“Memang kenapa dengan pakaianku? Aku rasa tidak ada yang salah, bukankah dirimu yang terlalu santai?”

“Kita mau ke pantai, kamu mau pakai celana jeans ke pantai?”

“Apa? Ke pantai? Bukankah kita mau pulang?”

“Tidak! Kita jalan-jalan dulu. Besok baru pulang,” jelas Melvin.

“Tapi … ini tak seperti di jadwal,” jelas Disra.

“Tidak apa.”

Melvin menarik Disra untuk keluar kamar. Pria itu tak membiarkan Disra berganti pakaian. Dia lebih memilih pergi ke toko baju agar Disra berganti pakaian di sana. Ya, dia takut gadis itu menolak jika membiarkan gadis itu berlama-lama di dalam kamar hotel.

Disra melebarkan matanya setelah sampai di pantai Pattaya, menatap takjub keindahan alam di sana. Mereka bersenang-senang menikmati keindahan di sana. Menikmati hidangan di sana dan bermain pasir. Tak berenang, mereka hanya sekadar membuat istana pasir.

Hingga, malam hari pun tiba. Mereka pergi ke walking street. Lokasi yang bersebelahan dengan pantai.

Hiburan malam menjadi daya tarik utama dari para wisatawan. Disra menyeringitkan dahi, saat dia menyaksikan para wanita berpakaian bikini menawarkan diri untuk menghibur para pengunjung.

Mereka menenteng kertas yang bertuliskan tarif yang akan dipilih sendiri oleh para pengunjung yang berminat. Hal ini tampak di sepanjang jalan dan menurutnya itu agak ekstrim.

Bahkan adegan dewasa terpampang dengan jelas di sepanjang jalan dan itu merupakan pemandangan yang biasa bagi warga di sekitar. Ada banyak juga Lounge atau Bar dengan berbagai penawaran menarik yang membuat pengunjung tergoda untuk masuk ke dalamnya.

Mereka datang di waktu yang tepat, beberapa festival dan atraksi yang digelar di sekitar pantai. Intinya, suasana pantai yang mirip

seperti pesta malam hari di film-film Barat. Itu yang ada di benak Disra.

Jika memang tipe orang yang suka gemerlap pesta di malam hari, berkeliling di sekitar pantai akan membuat mood menjadi lebih baik.

Tampak rona bahagia di wajah Disra. Mereka tertawa bersama. Menikmati pertunjukan api yang menakjubkan. Melvin menggenggam tangan Disra seakan takut terlepas. Ya, suasana sangat ramai, akan merepotkan jika mereka terpisah.

Terkadang, bahkan Melvin akan merangkul Disra. Mereka menatap keindahan laut di depan mata. Mereka memutuskan untuk duduk di pantai. Mendengar deru ombak dan menikmati udara yang menyisir wajah mereka.

"Sudah malam, ayo kita kembali," ujar Disra.

"Ayo." Melvin bangkit, dia mengulurkan tangan pada Disra.

Gadis itu tak menolak dan menerima uluran tangan Melvin.

"Sudah hampir pukul 2 malam," gumam Disra.

"Perjalanan menuju hotel lumayan jauh. Kalau kita meminta sopir kita ke sini, mungkin akan tiba satu jam lagi," ujar Melvin.

Sopir mereka hanya mengantar ke Pattaya tanpa menunggu. Ya, Melvin sengaja karena tidak tahu kapan mereka akan pulang.

"Kita naik taxi saja," ujar Disra.

"Ya."

Mereka menunggu taxi berhenti. Namun, sudah setengah jam, belum ada taxi yang lewat.

"Biasanya tempat wisata seperti ini banyak taxi lewat. Kenapa belum ada yang lewat?" gumam Melvin.

"Apa tidak ada angkutan lain selain taxi?" tanya Disra.

"Sudah tidak ada bus. Apa kita menginap saja di hotel dekat sini?" usul Melvin.

Disra menghembuskan napas pelan. "Ya, daripada harus di sini sampai pagi," ujar Disra.

Mereka tiba di hotel terdekat. Melvin berbicara dengan sang resepsionis. Dia tertegun sekilas, lalu menganggukkan kepala.

Setelah mendapat kartu kamar, mereka langsung pergi ke lantai 14, kamar mereka berada.

"Maaf, hanya tinggal kamar ini yang tersedia," ujar Melvin.

Disra melihat Melvin yang tampak lesu. Jelas Melvin merasa bersalah. Tipe kamar standar, berbeda jauh dengan kamar yang mereka tempati sebelumnya.

"Tidak apa. Tak masalah dengan itu. Sudah sangat bagus untukku. Jangan merasa bersalah," papar Disra.

"Benarkah?"

"Tentu," jawab Disra pasti.

Wajah Melvin langsung berubah cerah. Disra yang melihatnya pun senang.

"Aku mau istirahat," ujar Disra.

"Ya, silakan."

Melvin masih terdiam di tempat. Disra hanya mengerutkan dahinya. "Kau tidak ke kamarmu?" tanya Disra sopan.

"Ini juga kamarku," ucap Melvin.

"Apa?"

1
Ika Maimunah
Baguuis cerita smuany.. Toooppp
Age Nairie: Makasih, Kak 🥰
total 1 replies
Dwi Laras Anggreni
Luar biasa
Age Nairie: Terima kasih 🙏🥰
total 1 replies
D_wiwied
SAH juga akhirnya ya Vin /Joyful/
D_wiwied
coba kamu ceritakan sj kejadian penculikan itu ke Disra, Vin.. biar tau klo kamu udah suka sm dia sejaj lama
D_wiwied
nahloo.. ketahuan kan
D_wiwied
ooh i see.. jd gitu awal mulanya, mung krn wkt itu Disra msh kecil dan polos jd dia melupakan kejadian itu ya
D_wiwied
ga usah bikin aturan kek gitulah pak, ntar di balik loh, situ kan jg pacaran ma Disra 😆🤪
D_wiwied
masih penasaran sama awal mula pertemuan pertama mereka, kalo Melvin bisa ingat ma Disra kenapa Disra enggak.. apakah ada sesuatu di masa lalu 🤔
D_wiwied
aah.. jd keinget lagunya Rossa, nada-nada cinta 🎶
D_wiwied
ampun dah pak Melvin, jangan terlalu overthinking lagian kalian tu blm jadian kan jangan smpe disra makin ilfil ke kamu
D_wiwied
turuti aja dulu dis, ntar melvin ngreog bisa bahaya kamu 😆
jen
masa sih Melvin secupu itu /Facepalm/
jen
tp kan IT pasti kaitan internet. edukasi gtuan banyak kan
jen
belah duren Thor /Determined/
jen
segitu peseknya apa yaaa
jen
asik dapat undangan nih....

dandan yg cantik, pake baju kosidahan buat Dateng kondangan Marvin /Facepalm/
jen
manis bgt sih Marvin
jen
sedihhhh pasti nih... ada gag Malvin yaaa sesungguhnya /Cry/
jen
malu" mau... siapa yg bisa nolak dih.... jgn jual mahal sih... /Facepalm/
jen
owh itu rahasianya /Grimace//Cry/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!