Terpaksa Menjadi Pengantin Pengganti Tuan Brian

Selamat! Membaca 🤗

✨✨✨✨

"Baiklah kalau begitu, saya permisi."Ujar Rayan. Namun sebelum ia melangkahkan kakinya menjauhi Brian ia kembali berucap,"Tuan jika Anda mengkhawatirkan Nona Mikha, lebih baik anda menghubunginya. Saya sudah menyimpan nomor ponsel Nona Mikha di ponsel Anda."

Brian melirik, menatap lelaki itu.

"Kau berani sekali memasukkan nomor wanita itu di ponselku? Apa aku sudah memberikanmu izin?"marah Brian, namun marahnya tidaklah bersungguh-sungguh.

Selama ini Brian membebaskan Rayan Untuk mengutak-atik ponselnya. Jadi tidak heran jika lelaki itu bisa memasukkan nomor ponsel Mikha ke dalam ponsel Brian.

"Maafkan saya tuan, jika Anda keberatan dan merasa nomor itu tidak penting, Anda bisa menghapusnya."

Usai kepergian Rayan, Brian membuka ponselnya dan mencari-cari nomor Mikha. Hingga ia melihat satu kontak yang bertuliskan (Nyonya Brian)

"Apa-apaan ini, sudah ia tidak izin memasukkan nomor wanita itu, ia malah menggunakan namaku untuk menyimpan kontaknya,"kesal Brian dan tangannya mulai aktif menekan tombol hapus.

Namun lelaki itu mengurungkan niatnya, dia kembali melirik jam yang menunjukkan waktu semakin larut dan Mikha belum juga kembali.

Ada sedikit rasa khawatir Brian pada gadis itu. Dan Brian masih menatap nomor ponsel Mikha.

✨✨✨

Di tempat lain.

Lelaki yang Mikha kira pengendara ojek, ternyata adalah seorang preman yang kebetulan lewat dan melihat Mikha tergesa-gesa hingga mengira dirinya sebagai tukang ojek, tak ingin membuang kesempatan emas, pria itu pun mengangguk dan membiarkan dirinya dianggap sebagai tukang ojek.

Hingga di tengah perjalanan, niat buruk lelaki itu semakin ia tonjolkan dan ia membawa Mikha ke tempat yang bukan Mikha inginkan.

"Saya turun di sini saja,"pinta Mikha yang sudah sangat yakin jika pria ini adalah orang yang tidak baik.

"Tunggu sebentar Nona, hanya tinggal beberapa ratus meter lagi kita sampai."

"Sampai bagaimana? Anda mengendarai motor ini semakin jauh dari lokasi yang saya sebutkan."

Hahahaha..

Lelaki itu tertawa terbahak-bahak mendengar protes Mikha.

"Tentu saja saya tidak membawa Anda ke lokasi yang Anda tuju, karena saya ingin membawa Anda ke lokasi yang saya inginkan."Sahut pria itu tanpa dosa.

PLAK!

Dengan geram Mikha memukul kepala lelaki itu dengan sangat kuat.

Sampai membuat pria itu menghentikan laju motornya.

"Kau berani sekali?"marahnya yang tidak terima karena kepalanya dipukul oleh Mikha.

"Kenapa? Kau tidak terima?"

Mikha tak menyia-nyiakan kesempatan, setelah motor itu berhenti Ia turun. Dan segera berlari menjauh.

Namun gerak dari lelaki itu lebih cepat, sehingga Mikha dengan mudah di tangkap.

"Kau mau lari kemana? Tempat ini sangat jauh dari penduduk kau akan tersesat, lebih baik kau ikut saya. Kita akan bersenang-senang."Ujar pria itu, yang di akhiri tawa menjijikan.

"Dasar Gila."Umpat Mikha dalam hatinya.

Mikha memilih untuk tenang, ia tidak menunjukkan respon takut pada Pria cabul tersebut.

"Lepaskan tangan Saya."Pinta Mikha dengan santai namun terlihat tegas, padahal dalam hatinya tengah ketakutan setengah mati.

"Tidak akan, saya tidak pernah mendapatkan sebuah berlian sepertimu, mana mungkin saya dengan bodoh melepaskan mu, cantik. Hahahaha.."

Mendengar Pria itu kembali tertawa, membuat Mikha semakin ingin menyumpal mulutnya dengan batako.

Dengan satu tangan, Pria itu merogoh ponselnya, dan ia menghubungi rekan-rekan untuk datang ke lokasi.

"Apa ini, astaga! Aku dalam masalah besar jika tidak segera pergi dari sini."Batin Mikha.

Melihat Pria itu lengan, karena tengah asik membicarakan Lewa Sambung telpon. Mikha tidak menyia-nyiakan kesempatan, gadis itu menggigit kuat tangan pria yang tengah menggenggam lengannya dengan erat, sehingga Pria itu melepaskan pegangannya.

"Kurang ajar!"

Umpat Pria tersebut, dan segera berlari mengejar Mikha yang sudah kabur terlebih dahulu.

"Kenapa ini gelap sekali, aku tidak bisa melihat apapun."Mikha, apruk-aprukan menerobos kegelapan malam dan rumput-rumput liar yang tinggi. Ia sudah tidak perduli jika kakinya akan menginjak beling, paku, atau ular sekalipun. Ia juga sudah tidak perduli jika ia akan menabrak pohon atau pocong, bahkan kuntilanak sekalipun, karena Mikha lebih takut dengan pria yang mungkin saja akan melecehkannya.

Ia terus berlari dan berlari, namun pria tadi tidak tinggal diam malah ia semakin dekat dengan Mikha karena ia lebih mengenal tempat tersebut.

"Kakiku."Mikha merasakan sakit dan kaku dia kakinya, karena kakinya tergelincir.

Mikha yang tidak bisa terus berlari memilih untuk bersembunyi, di rerumputan yang lebat, berharap Pria yang mengejarnya tidak mengetahui persembunyiannya sampai ia mendapatkan bantuan.

Brian yang masih menatap ponselnya, secara tidak sadar menekan tombol panggilan ke Kontak (Nyonya Brian)

Hingga dengan cepat panggilan itu tersambung ke ponsel Mikha.

Merasakan getaran ponsel di Tasnya, Mikha baru menyadari jika ia memiliki beda berharga yang mungkin bisa membantunya saat ini.

Dengan cepat, Mikha membuka tas dan meraih ponselnya.

(Nomor tidak di kenal)

Itulah yang tertera di layar ponsel Mikha, namun, meskipun ia tidak tahu siapa si pemanggil dan karena panik, Mikha tetep menjawab dan langsung meminta tolong.

Kembali pada Brian.

"Sial! Kenapa aku malah melakukan panggilan,"umpat Brian pada dirinya sendiri. Ia mendapati panggilan sudah tersambung, namun Brian enggan menempelkan ponselnya ke telinga, ia mengabaikannya.

Dan Mikha di sana terus meminta tolong.

("Tolong! Siapapun di sana, tolong saya. Ada Pria jahat yang ingin menculik saya. Saya ada di semak-semak. Tapi saya tidak tau lokasi tepatnya. Tapi tolong saya.")

Brian yang mengabaikan panggilannya, tentu tidak mendengar ucapan Mikha.

Bersambung..

✨✨✨✨

Terima kasih sudah berkunjung ke cerita ini 🙏

Minta dukungannya ya 🤗

Tolong koreksi jika ada kesalahan dalam tulisan ini 🙏

Lope Banyak-banyak untuk semuanya ❤️❤️❤️