Terpaksa Menjadi Pengantin Pengganti Tuan Brian
Selamat membaca 🤗
Jangan lupa Vote dan Like, serta ulasan bintang 5 nya 🤗🤗
Terima kasih 🙏
"Brian, pokoknya kau harus menikah dengan Raline. Kau lihat kan! Raline begitu sangat dekat dan menyayangi Belle, kau mau mencari wanita yang seperti apa lagi untuk menjadi Ibu Belle?
Itu adalah bujukan yang dibumbui dengan sedikit paksaan dari seorang wanita paruh baya kepada keponakannya yang bernama Brian, pria berusia 35 tahun yang sudah menduda sejak 6 tahun silam.
"Terserah Tante saja!"sahut Brian dengan pasrah, karena ia sudah lelah dan jengah dengan wanita yang biasa ia sebut Tante Merry yang sudah ribuan kali memintanya agar bersedia menikah dengan Raline, gadis cantik dan menawan yang Merry kenalkan dua bulan yang lalu kepadanya.
Raline begitu pandai mengambil hati Belle gadis kecil berusia 6 tahun, hanya dalam waktu 2 bulan saja Belle begitu dekat dan sangat menyayangi Raline padahal sudah puluhan gadis yang mendekati dan merayu gadis kecil itu, namun tidak ada satupun yang bisa meraih dan memiliki hati Belle selain Raline.
Kenapa harus mengambil hati Belle untuk menikahi Ayahnya?
Karena hidup dan mati Brian hanya untuk Belle, putri sematawayangnya dan ia akan melakukan apapun untuk kebahagiaan Putri kesayangannya.
Dan kebahagiaan Belle serta impiannya adalah, memiliki seorang Ibu.
Merry yang sudah kepalang senang bersorak dengan kepasrahan Brian.
"Itu keputusan yang sangat bijak Brian, Tante akan menyiapkan semuanya. Besok kita berkunjung ke rumah orang tua Raline untuk menetapkan hari dan tanggal pernikahan kalian."
"Besok! Apa harus secepat itu Tan?"
"Tentu saja Bri, niat baik akan lebih baik jika disegerakan, sudahlah kau jangan banyak protes pokoknya besok kau harus mempersiapkan diri untuk bertemu dengan calon mertuamu, sekarang Tante ingin menyampaikan kabar baik dan bahagia ini pada Belle, pasti anak manis itu akan senang dan bahagia." Ujar Merry dan ia segera berlalu dari ruangan Brian.
Merry sangat berbahagia karena sebentar lagi keponakan tersayangnya akan melepaskan masa dudanya.
✨✨✨✨✨✨
Keesokan harinya.
Brian beserta Merry, Belle dan Rayan, mendatangi kediaman Handoko. Orang tua Raline.
Dan tentu saja kedatangan mereka disambut baik dengan keluarga Handoko terutama Marlina istri Handoko.
"Bagaimana! Apa Tuan dan Nyonya Handoko menerima pinangan saya untuk Brian?"tanya Merry setelah beberapa menit mereka berbasa-basi.
Dengan hati yang sangat berkembang-kembang, seperti sebuah Taman di pinggir Kota, baik Handoko ataupun Marlina mengangguk secara antusias.
"Tentu saja kami sangat senang dan menerima pinangan Tuan Brian, sungguh kami sangat tidak tahu malu dan tidak tahu diri jika sampai menolaknya,"ujar Handoko.
Merry tersenyum lalu ia melirik ke arah Raline yang duduk persis di sebelah Marlina menghadap Brian dengan tatapan yang tertuju pada Brian tanpa teralihkan sedikitpun.
"Bagaimana Raline, kau menerima pinangan Brian kan?"tanya Merry memastikan.
Dengan malu-malu meong Raline mengangguk penuh dengan keanggunan.
"Syukurlah! Kalau begitu kapan kita menikahkan Raline dan Brian?"tanya Merry yang ia tunjukkan kepada Handoko dan Marlina.
"Bagaimana kalau minggu depan?"sahut Marlina penuh dengan ambisi.
Terkejut!
Tentu saja Brian yang paling terkejut dengan waktu singkat yang diberikan Marlina, dan lelaki itu melirik Merry, arti lirikan yang mengandung sebuah protes besar kepada tantenya.
"Horeee!!! Minggu depan Papah menikah, dan sebentar lagi aku akan punya Mama."Seru Belle dengan sangat antusias dan bahagia, dan kebahagiaan serta keceriaan anak itu mengurungkan niat Merry yang ingin meralat waktu pernikahan Brian dan Raline.
"Baiklah, saya setuju, satu minggu lagi Brian dan Raline akan segera menikah." Dan itulah kata yang keluar dari mulut Merry.
Brian yang merasa dongkol karena tidak bisa menolak, memilih untuk pergi dari sana, padahal sejak tadi lelaki itu tidak mengeluarkan sepatah kata pun walau hanya sekedar untuk menyapa calon mertua dan istrinya.
"Brian, kau mau ke mana?"tanya Merry.
"Aku tunggu di mobil, sebentar lagi ada Meeting penting, aku tidak bisa berlama-lama di sini."Sahutnya lalu mengulurkan tangan pada Belle,"Ayo My Princess, kita pulang karena Papa harus segera bekerja,"ajak Brian kepada putrinya.
"Baik Papa,"sahut Belle meraih tangan Brian, dan Belle beralih kepada Raline,"Dadah Tante Raline,"sambil melambaikan satu tangannya.
"Dadah Bella sayang!"sahut Raline yang juga melambaikan tangannya, tapi matanya selalu fokus kepada Brian, yang sejak tadi bahkan tidak menyapanya satu kata pun.
Dan tanpa punya sopan santun, Brian nyelonong keluar dari sana tanpa berpamitan kepada calon mertuanya.
"Maafkan Brian Tuan dan Nyonya Handoko, dia memang seperti itu harap di maklum,"ujar Merry yang merasa tidak enak hati dengan kelakuan Brian kepada Handoko dan Marlina.
"Tidak apa-apa Nyonya Merry, saya sangat paham, Tuan Brian orang yang sangat sibuk, ia pasti tengah terburu-buru."
"Kalau begitu saya juga pamit undur diri karena harus menemani Belle, Anda sampaikan saja kepada Rayan, apa saja yang dibutuhkan dalam resepsi pernikahan nanti dan mahar apa yang Anda inginkan."
"Baik Nyonya Merry, Anda berhati-hatilah di jalan."Kata Marlina dengan sangat bahagia.
Selepas kepergian Brian dan Merry, Handoko beserta istrinya berhadapan langsung dengan Rayan, sekretaris Brian. Dan Rayan adalah orang kepercayaan di keluarga Brian Kusuma Wijaya.
"Jadi, mahar apa yang Anda inginkan Tuan Handoko?"tanya Rayan yang tanpa melalui basa-basi terlebih dahulu.
Handoko dan Marlina saling pandang dan cengar-cengir, mereka saling memberi isyarat agar berbicara pada Rayan tentang apa yang mereka inginkan,
sementara Raline sudah tidak ada di sana ia kembali ke dalam kamarnya karena menerima panggilan dari ponselnya.
"Maaf Tuan Rayan, sebenarnya kami tidak enak hati untuk mengatakan ini."Ujar Marlina yang akhirnya memilih untuk bicara pada Rayan.
"Jangan sungkan Nyonya, katakan saja apa yang anda inginkan, Tuan Brian pasti akan memenuhinya."
"Baiklah, saya dan suami sepakat untuk meminta mahar atas pernikahan putri tersayang kami, yaitu! berupa uang tunai sebesar 5 miliar dan Rumah megah siap huni beserta mobil Alphard yang masih baru,"kata Marlina dengan wajah berbinar-binar, karena Wanita itu membayangkan semua benda yang ia sebut berada dalam genggamannya.
Berbeda sekali dengan Rayan yang langsung membulatkan matanya, ia tidak menyangka jika permintaan keluarga Handoko cukup fantastis juga, sungguh di luar dugaannya.
Melihat Rayan yang hanya diam membuat Handoko was-was, ia takut jika lelaki itu menolak dan enggan memberikan mahar yang mereka inginkan.
"Bagaimana Tuan, apakah Tuan Brian akan keberatan dengan mahar yang kami sebutkan?"tanya Handoko dengan berhati-hati.
"Tentu saja tidak mungkin, Tuan Brian orang kaya raya dengan segudang bisnis yang berkembang pesat, saya yakin nominal yang saya sebutkan tadi tidak mengurangi harta kekayaan Tuan Brian meski hanya 0,1% saja,"sahut Marlina.
Rayan melonggarkan dasi yang melingkar di lehernya, mungkin ia merasa tercekik mendengar omongan dari Marlina.
Bersambung....
✨✨✨✨✨✨✨
Terima kasih sudah berkunjung ke cerita ini 🙏
Minta dukungannya ya 🙏
Tolong koreksi jika ada Kesalahan dalam tulisan ini 🙏
Lope banyak-banyak untuk semuanya ❤️❤️❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 245 Episodes
Comments
꧁𓊈𒆜🅰🆁🅸🅴🆂𒆜𓊉꧂
👍👍👍👍
2024-01-31
2
lovely
woow fantastis amattt ya mudah bangettt dapetin duit milyaran🥴
2023-06-13
1
AFM
awsl yang bagus untuk karya terbarunya..
2023-03-17
1