Alensky seorang pria dingin tidak sengaja di selamatkan oleh Anastasia seorang wanita malam. Diam-diam Alensky menyukai Anastasia meskipun ia sudah memiliki kekasih, Alula. Selain itu, keluarga Alensky tidak mungkin akan menerima Anastasia karena status wanita malamnya.
Kedua orang tua Alensky juga telah menjodohkan Alensky dengan Cindy yang merupakan putri sahabatnya.
Siapakah yang akan di pilih oleh Alensky dari ketiga wanita itu ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadis Scorpio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ch. 35
Di ruangan Direktur Rumah Sakit Medika Sejahtera, Sky sedang membaca proposal permohonan kerja sama yang akan diajukan oleh perusahaan miliknya ke salah satu rumah Sakit terbaik di dunia yang berada di Kanada.
Sudah sejak satu minggu yang lalu Tom memberikan proposal itu untuk di periksa dan di setujui oleh Sky. Tom sudah beberapa kali melihat jam di pergelangan tangannya. Hampir satu jam ia duduk menunggu sang tuan memberikan keputusannya. Sepertinya kali ini Tom harus memberanikan diri untuk menegur majikannya. Karena melihat kinerja Sky menurun belakangan ini. Meskipun sebenarnya terbalik jika bawahan yang harus menilai kinerja atasan.
"Apa ada masalah, Tuan ?" akhirnya Tom buka suara.
"Aku tidak tahu." jawab Sky sambil menutup proposal di tangannya. Sky kemudian mengalihkan pandangannya melihat ke arah sang asisten.
Tom hanya bisa mengucap dalam hatinya mendengar jawaban Sky. Selama lebih dari satu jam membuka sebuah proposal dan Sky hanya menjawab tidak tahu.
Ada apa dengan pria ini ? tanya Tom dalam hati sambil melihat wajah sang tuan.
Memang sejak tadi Sky membaca berkas proposal itu, tapi pikirannya terbang entah ke mana. Sehingga apa yang ia baca itu terbuang bersama helaan napasnya.
"Tuan, anda harus membuat keputusan sekarang. Jika tidak anda akan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan kerja sama ini." Tom menggurui atasannya.
Pria itu kemudian menelan salivanya, ketika mendapat tatapan tajam dari Sky.
Berani sekali kau mengajariku. Begitulah kira-kira maksud dari tatapan mata Sky kepada Tom.
Akhirnya Sky menandatangani proposal itu setelah Tom menjelaskan rinciannya. Tom menghela napas lega setelah keluar dari ruangan Sky. Beruntung hari ini dia tidak mendapatkan amukan dari sang tuan karena kelancangannya.
Hari ini Sky pulang ke rumah lebih awal. Pukul enam sore Sky sudah tiba di rumah. Ia mendapati rumah dalam keadaan sepi. Ia tidak melihat keberadaan mama dan papanya.
"Di mana mama dan papa ?" tanya Sky kepada salah satu pelayan yang ada di sana.
"Tuan dan Nyonya sedang pergi ke rumah Tuan Abizar." jawab pelayan itu. Sky kemudian melanjutkan langkah menuju ke kamarnya.
Menjelang jam makan malam, Ana membantu pelayan menyiapkan makan malam sambil bercanda. Ana langsung terkesiap ketika melihat Sky sudah duduk di depan meja. Ana hampir saja menjatuhkan makanan yang di tangannya karena terkejut.
Ana menyangka akan makan malam sendirian malam ini karena Helena dan Marcellino sedang pergi. Biasanya jam segini Sky belum pulang. Setelah mengatur degupan jantungnya, Ana kembali melanjutkan pekerjaannya menata makanan di meja.
Ana menghembuskan napas lega. Makan malam yang begitu menegangkan akhirnya berakhir. Sky lebih dulu menyelesaikan makannya dan pergi. Sepanjang makan malam berlangsung keduanya hanya diam. Ana bahkan tidak berani sedikitpun untuk melirik ke arah Sky.
Setelah Ana selesai makan, ia memilih untuk masuk kedalam kamar dan mengunci pintu. Ana masih takut kepada Sky. Apa lagi Helena dan Marcellino sedang tidak ada di rumah.
Ana yang baru saja membaringkan tubuhnya, terpaksa bangun karena mendengar suara ketukan di pintu.
"Siapa ?" tanya Ana lebih dulu sebelum ia membuka pintu kamar.
"Ini bibi, nona." jawaban dari luar pintu.
Mendengar suara pelayan yang menjawab, Ana langsung membuka pintu.
"Ada apa Bi ?" tanya Ana.
"Bibi bawakan minuman untuk nona." pelayan itu menunjukkan napan di tangannya yang berisikan segelas jus jeruk.
"Terima kasih, Bi." Ana menerima gelas jus itu meskipun agak sedikit bingung.
"Sama-sama."
Ana kembali menutup pintu kamar dan tidak lupa mengunci pintunya. Segelas jus jeruk sebelum tidur di malam hari, tidak begitu buruk. Ana pun langsung meminumnya sehingga habis. Sangat menyegarkan tenggorokan.
Sementara itu di dalam kamar lainnya, Sky masih duduk bersandar di tempat tidur sambil memainkan ponselnya. Sesekali ia melihat jam di dinding kamar. Sudah pukul sembilan malam. Tapi sepertinya mama dan papanya belum pulang.
Sky beranjak ke luar kamar dan melangkah menuju ke kamar Ana. Ia mencoba untuk membuka pintu itu tapi sayangnya Ana sudah menguncinya dari dalam. Tidak ingin membuat keributan akhirnya Sky pergi dari sana.