Bagaimana rasa nya, ? Di hari pernikahan mu, perselingkuhan calon suami mu justru terbongkar. Dengan wanita yang tak lain adalah sepupu mu sendiri.
JANGAN LUPA KASIH DUKUNGAN BUAT AUTHOR NYA😘😘😘
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon momy siu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
B, S, P, 35
JAM TUJUH PAGI.
Pagi yang indah, Ketika matahari bersenandung hangat. Dan langit membiarkan hamparan biru melebar, ketika gunung gunung terjaga. Dan lembutnya angin angin menyapa.
''Agh.. pagi yang indah.'' Gumam Eva, ketika sampai di depan rumah nya.
Bila hati manusia mampu melihat, betapa hari ini dimulai tanpa sarat. Tanpa pinta, tanpa peluh bergumam.
Bila sebentuk kedamaian mampu terlukis, hingga siang menjelang dan malam mengakhiri.
Bila langit mampu menentramkan kemegahannya, tanpa warna warna suram yang menggelegar.
Hari ini Eva akan ikut Mas Arsen untuk melihat rumah baru mereka. Dari semalam dia terus-menerus ke pikiran dengan lokasi rumah baru nya. Kira-kira di mana suami nya itu memilihkan rumah yang akan mereka berdua tempati.?
''Ayo masuk.!'' Ajak Arsen, yang sudah membuka kan pintu mobil untuk istri nya.
''Ah, iya. '' Jawab Eva yang tersentak kaget.
''Mikirin apa sih.? Sejak tadi aku perhatiin kayak nya ada yang menganggu pikiran mu.?'' Tanya Arsen.
Eva menggeleng lemah sebagai jawaban nya.
Setelah memastikan Eva sudah duduk di samping pengemudi. Arsen segera menutup pintu mobil nya dan berlalu masuk dari pintu sebelah kiri mobil nya.
Dengan perlahan pasti, mobil yang di kendarai oleh Arsen kini mulai melaju dengan kecepatan sedang.
''Mas.'' Panggil Eva, yang terlihat masih ragu untuk mengungkapkan apa yang telah menganggu pikiran nya saat ini.?
Hmmm jawab Arsen, yang pura-pura fokus dengan jalan di depan nya.
''Mmm boleh tidak, Mas membeli rumah baru yang tidak terlalu jauh dari sini.!'' Ucap Eva penuh harap.
''Memang nya kenapa.?'' Bukan nya menjawab, kini dia justru balik bertanya.
''Aku, aku hanya tidak ingin rumah kita terlalu jauh sama Papa.''
Arsen tersenyum hangat pada Eva, dia sudah tau kalau istri nya itu sangat mengkhawatirkan kondisi Papa nya yang memiliki riwayat jantung, yang bisa sewaktu-waktu kambuh sakit jantung nya itu.
Dengan hal itu Arsen sudah mempersiapkan segala nya. Hanya tinggal menunggu istri nya suka atau tidak nanti nya.
Eva yang sejak tadi di landa kecemasan, membuat dia tidak sadar. Kalau sejak tadi dia hanya di ajak berkeliling jalan saja.
Dengan perlahan mobil yang di kendarai Arsen mulai menepi di pinggir jalan.
Membuat Eva bertanya-tanya, apa sudah sampai.? Pikir Eva dengan melihat area sekitar.
Tak lama Eva menautkan ke dua alis nya yang marasa bingung sendiri. Di area sini hanya ada sebuah pepohonan di pinggir sungai.
''Apa kita sudah sampai.?''
Arsen tersenyum menghadap ke arah samping yang di mana istri nya barada.
''Belum, sekarang kamu tutup mata terlebih dahulu sebelum sampai ke rumah baru kita.''
''Baiklah, tapi jangan terlalu lama. ''
''Enggak, hanya sebentar kok tidak terlalu lama.'' Jawab Arsen cepat.
''Hmm Kalau ditutup sama kain boleh kan, sayang.?'' Arsen bertanya terlebih dahulu, sebelum menutup ke dua mata istri nya dengan pakai kain yang sudah dia siapkan. ''Biar surprise.'' Lanjut Arsen.
''Boleh, namun jangan terlalu erat tali nya.'' Jawa Eva dengan nada memohon.
''Iya sayang, kamu tenang saja.''
Meraih kain yang berwarna hitam untuk menutup kedua mata istri nya.
Setelah selesai mengikat tali tersebut, Arsen segera melajukan kembali mobil nya ke tempat tujuan.
Mobil tak lama melaju, kini sudah berhenti kembali. Dengan langkah lebar, Arsen membuka pintu samping di mana istri nya duduk.
''Kita sudah sampai, yuk kita turun.!'' Ajak Arsen, meraih jemari Eva dengan cepat.
''Hati-hati.'' Ucap Arsen membantu istri nya turun dari mobil.
''Kita melangkah bersama.!'' Menaruh jemari Eva di lengan tangan nya.
Eva yang tau maksud dari suami nya itu, dia segera memeluk lengan suami nya kemudian melangkah maju bersama dengan sang suami .
Di depan Rumah baru mereka, sudah ada kedua orang tua Eva dan juga kedua orang tua Arsen. Dan untuk kakak nya, Juan. Mungkin dia tak sempat datang ke rumah baru mantan calon istri nya itu.
''Masih lama ya Mas. ?''
''Lima langkah lagi.''
''Sudah, sekarang aku buka, ya.'' Dengan bergerak lembut, tangan Arsen mulai melepaskan tali tersebut.
''Aku hitung sampai tiga, setelah sampai tiga kamu boleh membuka kedua mata mu, sayang.'' Membuat Eva mengangguk.
''Satu, dua, tiga, sekarang buka. !''
Eva di suguhkan pemandangan indah dan kesederhanaan Rumah minimalis yang terlihat sangat nyaman untuk dia tempati.
Rumah minimalis sederhana memiliki ciri tata ruang yang sederhana, polos, dan efisien dengan volume ruang bertingkat. Bentuk sederhana, denah lantai terbuka, dinding interior minimal, area penyimpanan sederhana, dan penekanan pada keleluasaan pandangan adalah ciri khas dari denah rumah minimalis.
''Hanya rumah minimalis yang aku mampu membeli nya, sayang. Maaf jika tidak seperti yang kamu inginkan.'' Ucap Arsen sedikit merasa bersalah. Karena dia hanya memilki tabungan yang tidak terlalu banyak. Sehingga dia hanya mampu membeli rumah minimalis saja.
Eva tersenyum hangat kepada sang suami nya, Mas Arsen. ''Apa pun suami Eva yang membeli nya,? Aku akan selalu menyukai nya, Mas.?'' Ucap Eva tulus dari dalam hati.
''Apa kamu suka dengan rumah yang aku beli.?''
''Sangat, yang terpenting kan dengan orang yang akan tinggal di sana bersama Eva itu orang nya baik, setia, dan juga perhatian. Itu yang paling penting bagi Eva, Mas.''
Menarik istri nya ke dalam pelukan nya dengan erat. ''Terima kasih, sayang.''
Cup
Cup mencium bibir dan juga kening istri nya.
Ehem,
''Seperti nya kedatangan kita ini, tidak di anggap deh sayang. '' Canda Papa Shidiq.
''Iya nih Pa.'' Jawab Mama Rosa tersenyum senang. Melihat kemesraan putri semata wayang nya bersama dengan suami nya itu.
Ry tunggu
Ry tunggu