Di dunia yang kejam, hanya yang kuat yang bertahan. Yun Feng, seorang bocah yatim piatu berusia 15 tahun, menolak takdir sebagai semut di bawah kaki para penguasa. Ia tidak memiliki sekte untuk melindunginya, tidak memiliki garis keturunan bangsawan, hanya tekad yang membara, tekad untuk mencapai keabadian.
Dikhianati, dikejar, dan dipaksa berada di ujung tanduk, Yun Feng tidak ragu menggunakan segala cara. Ia melahap jiwa, merenggut kekuatan dari musuhnya, dan menguasai seni kegelapan yang ditakuti dunia. Jika dunia menolaknya, maka ia akan menaklukkan dunia. Jika surga menghalanginya, maka ia akan merobek surga itu sendiri!
Di jalannya menuju keabadian, Yun Feng akan melawan sekte-sekte besar, mengguncang para dewa, dan meninggalkan jejak darah di seluruh alam semesta!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Niko R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Guru Shen Kuang
Tok Tok Tok!
Ketukan pintu membuat Yun Feng terbangun dari kultivasinya. Dengan mata yang sayu karena kelelahan berlatih, Yun Feng berjalan membuka pintu. Seorang pemuda sekitar 20 tahun dengan muka berminyak berdiri.
“Junior Yun Feng…tetua Shen Kuang menunggu mu di ruangannya.” Ucap pemuda itu dengan ekspresi datar.
Yun Feng bertanya dengan ekspresi dingin, “Tetua Shen Kuang mencariku? Ada urusan seperti apa?”
Pemuda itu tidak mengganti ekspresinya tetapi mencoba menjelaskan, “Dia ingin bertemu secara pribadi, mari aku antar!”
Pemuda itu tanpa menunggu tanggapan Yun Feng langsung bergegas memutar tubuhnya lalu berjalan pergi. Yun Feng tidak punya pilihan lain selain mengikutinya tetapi tetap menjaga jarak diantara mereka.
Pemuda itu mengantarkan ke sebuah ruangan di bangunan aula utama. Ketika sampai di depan pintu pemuda itu berjalan pergi tanpa mengucapkan sepatah katapun.
Yun Feng memandang pintu yang menurutnya memancarkan aura yang berbeda ketika dia melihatnya. Di dalam keraguan itu tiba-tiba suara bergema muncul dari dalam ruangan.
“Kau Yun Feng? Masuklah!”
Suara itu cukup berwibawa dan dapat membuat orang lain memberi hormat. Beda halnya dengan Yun Feng, tanpa pikir lama dia langsung membuka pintu dan masuk begitu saja.
Seorang pria setengah baya duduk di sebuah kursi yang di depannya sebuah meja. Kedua tangannya disatukan untuk menyangga dagunya. Rambut putih tumbuh tetapi tidak terlalu mendominasi rambut hitamnya. Dahinya sudah mulai terlihat keriput dan kulitnya juga longgar. Jenggotnya berwarna hitam pudar tetapi tidak terlalu panjang.
Yun Feng memberi hormat hanya untuk sebatas formalitas, “Tetua Shen Kuang mencariku?”
Mata Shen Kuang mengkilap saat dia menyandarkan tubuhnya ke belakang. Tangannya terlipat di atas meja. Sheng Kuang menatapnya dalam diam sebelum dia tersenyum samar.
“Kau cukup langsung pada intinya. Itu bagus! Aku suka orang sepertimu. Aku telah mengamatimu saat ujian sekte dan kau ternyata bukanlah seseorang yang biasa. Walaupun kau yang terkuat diantara peserta lainnya, kau masih mempertimbangkan dan menyusun strategi untuk menjatuhkan peserta lain misalnya saat di jembatan lembah kabut.”
Mata Yun Feng melihat tajam ke arah Shen Kuang. Yun Feng belum bisa menebak tindakan apa yang akan dilakukan Shen Kuang. Pemuda itu hanya berdiri dalam diam tetapi wajahnya penuh dengan keseriusan, dia tidak berbicara dan menunggu lanjutan Shen Kuang.
Beda halnya dengan Shen Kuang yang lebih santai. Dia mengelus jenggotnya dengan pelan, dia tersenyum tipis ketika melihat ekspresi Yun Feng.
Shen Kuang melanjutkan pembicaraan dengan tenang, “Tenang saja…aku tidak akan menyalahkanmu tentang kejadian itu. Aku hanya ingin menawarkan sesuatu.”
Yun Feng sedikit santai tetapi kini wajahnya lebih kompleks dan rumit ketika mendengar ungkapan Shen Kuang yang kurang spesifik.
Shen Kuang melanjutkan dengan wajah serius, “Aku menyadari potensi mu di masa depan. Akan sangat disayangkan jika potensi yang luar biasa sepertimu terbuang sia-sia. Jadi…aku akan mengajarimu secara pribadi, kau bersedia?”
Ekspresi Yun Feng tidak banyak berubah tetapi di pikirannya dia mempertimbangkan tawaran yang menarik baginya. Shen Kuang adalah tetua yang berada di level bintang 4 qi refining, untuk daerah sekitar itu adalah kekuatan yang sudah cukup kuat.
Shen Kuang menunggu tanggapan Yun Feng sembari membaca ekspresinya. Melihat dari mimik wajah Shen Kuang terlihat tulus dengan tawaran ini.
Setelah terdiam untuk beberapa lama akhirnya Yun Feng memandang Shen Kuang, dia membungkuk dan memberi hormat, “Murid ini bersedia untuk menerima tetua Shen sebagai guru!”
Shen Kuang bersandar sembari tertawa dengan girang. Setelah itu Shen Kuang mengangguk beberapa kali untuk melihat ke arah Yun Feng.
“Bagus, bagus…aku akan mengajarimu esok hari tentang dasar-dasar berkultivasi. Aku harap kau akan menjadi bakat yang akan menjadi simbol sekte Langit Hijau.” Ucap Shen Kuang.
Yun Feng berkata dengan semangat, “Baik, guru.”
“Sebelum itu…aku ada sesuatu yang ingin ku berikan padamu.”
Shen Kuang melambaikan tangannya dan sebuah gulungan dari bambu terbang ke arah Yun Feng.
Alis Yun Feng terangkat ketika dua gulungan melayang di depannya. Disekitarnya aura spiritual samar yang dikendalikan oleh Shen Kuang.
Yun Feng bertanya dengan bingung, “Guru! Ini adalah?”
Shen Kuang tersenyum kecil ketika menjelaskan kepada Yun Feng, “Ini adalah teknik yang akan memudahkanmu berkultivasi. Hanya beberapa murid saja yang mendapatkan teknik dan pelajaran ini. Jadi pastikan agar kau tidak bermalas-malasan dan mengecewakan gurumu!”
Yun Feng terdiam sesaat ketika dia menyadari jika sekte ini sedikit tidak adil. Para tetua sudah tahu kecurangan yang ia buat tetapi tidak bertindak, seakan kenapa Yun Feng dianggap sebagai jenius sekte sangat dihargai? Apakah di dunia luar juga seperti itu?
Banyak pertanyaan yang muncul di kepala Yun Feng.
“Baik guru! Murid ini tidak akan mengecewakan anda!” Ucap Yun Feng sambil memberi hormat.
Shen Kuang mengangguk, “Kau bisa pergi sekarang!”
Yun Feng mengangguk sesaat ketika dia meninggalkan ruangan. Shen Kuang menghela nafas ketika dia melihat punggung pemuda itu.
“Aku harap anak ini tidak akan mengecewakan sekte ini. Walaupun sekte Langit Hijau dianggap sebagai sekte terbaik di kota Wu, kualitas dari para murid semakin turun setiap tahunnya. Terlebih akan ada turnamen persahabatan dengan sekte Angin Hitam dalam beberapa bulan lagi. Walaupun namanya turnamen persahabatan, ini menyangkut dengan harga diri dan reputasi sekte di dunia luar.” Gumam lirih Shen Kuang.
Di luar aula…
Yun Feng keluar dari bangunan aula dan kembali ke pondok peristirahatannya. Banyak pertanyaan yang ada di benaknya. Terlebih, apakah layak untuknya bertahan di sekte ini? Yun Feng tidak khawatir tentang kualitas dirinya melainkan, kualitas sektenya sendiri.
Beberapa waktu berjalan tiba-tiba langkah Yun Feng terhenti. Yun Feng menghela nafas saat dia terhenti.
“Waw inikah jenius baru di sekte?” ucap salah satu orang dengan nada mengejek.
“Han Wu, apakah kau setelah mengalahkan Feng Tian bisa berpikir untuk menang dariku?” Dibalas senyum ejekan dari Yun Feng.
Han Wu tertawa sebelum akhirnya terdiam, perubahan ekspresi itu sangat cepat dan aneh. Matanya menatap tajam ke arah Yun Feng seperti burung elang.
“Kenapa? Kau tidak terima? Kau hanya mengalahkan sampah yang tidak berguna dan sudah bersikap sombong. Kau berpikir bisa memandang orang lain sama sepertinya?” Yun Feng semakin memprovokasi Han Wu.
Han Wu mengerutkan keningnya, darahnya mendidih. Dia mengepalkan tangannya dengan marah, wajahnya juga memerah.
Han Wu berteriak seraya menunjuk Yun Feng dengan jari telunjuk dan jari tengahnya, “Bajingan! Kau berpikir sudah hebat jika hanya berbicara saja? Jika itu keahlianmu maka pengemis gila yang suka bercerita lebih hebat darimu! Jika kau berani tunjukan keahlianmu dan lawan aku!”
Ekspresi Yun Feng tidak berubah. Dia tidak terpengaruh dengan ejekan dan tidak terkuasai oleh kemarahan sebaliknya, dia sangatlah tenang sekarang.
Mata coklat Yun Feng meskipun terlihat seperti lelah tetapi menatap tajam ke arah Han Wu, Yun Feng berkata dengan tenang, “Majulah!”
Han Wu menyerbu ke arah Yun Feng dengan amarah yang meletup-letup. Yun Feng membaca pergerakan Han Wu, dia mencondongkan badannya sedikit ke kiri dan bertumpu di kaki kirinya.
Han Wu berteriak ketika dia mengayunkan pukulan saat di dekat Yun Feng. Dengan nafas teratur dia mencondongkan tubuhnya ke depan untuk membalas serangan Han Wu.
Brak!
Sepersekian detik kemudian tubuh Han Wu terlempar ke udara. Pukulan yang didaratkan di bawah janggutnya berhasil membuat Yun Feng mengambil kesempatan.
Melihat tubuh Han Wu masih terbang di udara Yun Feng berlari sambil matanya tetap memperkirakan arah jatuhnya tubuh Han Wu. Yun Feng menarik kakinya ke belakang.
Crack!
Splurt!
Tendangan keras menghantam bagian perut Han Wu yang membuatnya mengeluarkan seteguk darah. Terdengar dari suaranya seperti ada tulang yang patah. Tubuh Han Wu terlempar menghantam dinding batu setelah serangan tadi.
Darah masih muncul di pinggir bibirnya ketika Han Wu tertatih-tatih untuk bangkit. Dia mengerang dan memegang bagian perutnya.
Walaupun sudah dikalahkan, mata Han Wu masih memancarkan aura kebencian yang lebih banyak dari pada sebelumnya.
Suara Han Wu terputus-putus dengan nafas yang berat ketika dia berteriak, “Yun Feng! Aku akan mengingat kekalahanku ini dan aku pasti akan membalasmu sepuluh kali lipat!”
Yun Feng tidak membalasnya kecuali dia mendengus. Dengan langkah yang aneh Han Wu menahan rasa sakitnya dan berjalan pergi.
Yun Feng tidak menghiraukannya dan kembali ke pondoknya. Hari masih terik saat Yun Feng sampai di pondok.
Dia beristirahat di kursi malasnya setelah pertarungannya melawan Han Wu. Dirinya bertekad untuk menjadi kuat sebelum menentang seseorang tanpa harus memikirkan konsekuensinya karena dia tidak mau untuk tunduk ataupun terikat pada siapapun.