Buta sejak lahir dan diasingkan dari keluarga, Nola Neilson kehilangan sosok ibu yang mencintainya. Ayahnya menikah dengan selingkuhan dan membawa anak-anak haram ke dalam rumah. Meski mengalami kekerasan, dia tidak pernah marah sedikit pun.
Ketika Nola dibawa pergi dari lubang neraka keluarga Neilson oleh pelindung mendiang ibunya, dia dijodohkan dengan Halbert Jefford—bos mafia yang mencuci tangannya dengan darah sepanjang hidupnya.
Jangan pernah membuat gadis itu marah karena akibatnya akan fatal. Meski Nola buta, dia mampu melihat mereka dengan kemampuan Supernatural nya. Bisakah Nola hidup berdampingan dengan Halbert yang dingin dan kejam?
Halbert tidak percaya adanya keberuntungan di dunia ini tapi dia mulai mempercayai keberuntungan yang diberikan istrinya .....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Risa Jey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ingin Berguna Untuknya
Gerakan tangan Halbert berhenti dan dia menaikkan sebelah alisnya. Lalu teringat hari di mana gadis itu berjongkok di tepi danau buatan yang ada tak jauh di belakang rumah ini. Dia masih ingat jika Nola menangkap ikan besar tanpa kesulitan sama sekali.
Menyipitkan mata dan curiga tentang beberapa kejadian supernatural yang telah dilihatnya akhir-akhir ini, Halbert tidak mempedulikannya lagi.
"Kalau begitu biarkan dia mencobanya."
"Tapi Tuan—"
"Apakah ada masalah? Karena dia buta?" tukas Halbert seraya menatap Kepala Pelayan dengan dingin.
"Ti-tidak, tidak Tuan. Kalau begitu, aku akan mengawasinya agar tidak ada kecelakaan lain." Kepala Pelayan berkeringat dingin di punggungnya dan segera meninggalkan ruang belajar.
Sepertinya tuan muda memiliki sedikit kesan tentang gadis itu. Begitulah pikiran Kepala Pelayan saat ini.
Ketika Kepala Pelayan kembali ke dapur, Nola sudah sibuk sendiri. Dia memotong beberapa bahan dengan santai dan sesekali akan menggunakan indera penciumannya untuk mengetahui bumbu.
Tapi pada saat yang bersamaan, Nola juga akan merasakan sakit kepala ringan. Namun segera diabaikan. Anggap saja tidak terjadi apa-apa.
Di samping, Kepala Pelayan menyaksikan dengan kagum. Ternyata gadis itu masih bisa memasak sesuatu yang sangat enak. Dia yakin itu enak karena aroma masakannya berbeda. Sangat kaya rempah.
Nola membuat sup ikan saat ini. Ada sedikit rasa asam dan pedas. Sangat cocok untuk menambah nafsu makan.
Karena waktu memasak cukup lama, Halbert yang awalnya berada dir yang kerja juga pergi ke dapur saat ini. Kepala Pelayan terkejut dan ingin mengatakan sesuatu namun Halbert menahannya.
"Pergilah dan urus yang lain. Aku mengawasinya," kata pria itu acuh tak acuh.
Halbert memakai kemeja abu-abu licin yang mahal. Kedua lengan bajunya digulung dua kali sehingga memperlihatkan pergelangan tangannya yang kokoh.
Akhirnya, Kepala Pelayan pergi setelah tuannya ada di sini.
Saat ini, Nola sudah selesai memasak sup ikan di panci dan menuangkannya sedikit ke mangkuk untuk dicicipi Halbert.
"Sepertinya kamu masih memikirkan bakat untuk memasak?" Halbert menghampirinya dan melihat sup ikan yang mengepul di mangkuk.
Nola tahu jika pria itu datang dan tidak terkejut. Dia hanya mengangguk malu. "Cobalah rasanya. Apakah kamu suka?"
Pria itu mengambi sendok dan mencicipi kuah sup ikan. Rasa gurih, asam dan sedikit pedas bercampur di lidahnya. Dia sedikit terkejut tapi wajahnya masih menunjukkan ekspresi datar dan terasing.
"Tidak buruk. Kenapa kamu tiba-tiba ingin masuk dapur? Tidak bisakah tinggal dengan patuh sebagai nyonya muda keluarga Jefford dan biarkan pelayan melakukan pekerjaan seperti ini?" Halbert menatap Nola yang saat ini memakai celemek.
Wajah gadis itu sedikit pucat. Apakah dia sakit lagi?
Nola sedikit malu dan sedikit gugup. Dia menggigit bibir bawahnya sedikit lalu memberanikan diri untuk mengaku.
"Aku ... Aku tidak ingin menjadi beban di rumah ini. Dan aku ingin menjadi berguna suntuk menjadi istrimu."
"Apakah ada seseorang yang berkata bahwa kamu tidak berguna?"
"Tidak, tidak!" Nola khawatir Halbert salah paham jika ada orang rumah yang membicarakannya. "Karena aku buta, aku mungkin tidak bisa melakukan banyak pekerjaan. Aku tidak mau kamu berpikir jika aku hanya vas di rumah dan tidak bisa menjadi istri yang layak. Aku bukan istri yang sempurna. Tapi selama aku melakukan sesuatu untukmu, aku pikir ... aku pikir kamu tidak akan merasa bosan denganku," katanya penuh kegugupan.
Karena keduanya menikah, Nola hanya bisa berjudi untuk nasibnya. Dia tidak mau seperti ibunya yang dianggap tidak berguna oleh keluarga Neilson.
Hanya karena ibunya buta, pelayan sering berkata bahwa ibunya tidak bisa pergi ke dapur atau bergaul dengan nyonya keluarga kaya lainnya. Ibunya hanya bisa menjadi vas di rumah, melayani Tuan Neilson dan sesekali membuat secangkir kopi. Hampir semu pekerjaan dilakukan pelayan.
Nola berpikir jika Halbert akan memiliki pikiran yang sama, memperlakukannya dengan dingin dan membiarkannya pergi ke samping. Selama Halbert tidak meninggalkannya, dia bisa melakukan apa saja sebisanya.
Halbert menatapnya sedikit lebih dalam. Karena sup ikan itu rasanya enak, dia sedikit melunak.
"Kamu memang merepotkanku tapi bukan berarti tidak berguna. Bukankah kamu memberikan keberuntungan untukku? Apakah itu masih dianggap tidak berguna?"
Dia mendekat selangkah lagi dan Nola mau tidak mau mundur selangkah. Dia mencubit lembut dagu gadis itu agar bisa menatapnya.
"Pekerjaan seperti ini, biarkan pelayan yang melakukannya. Rawat saja tubuhmu untukku. Meski kamu tidak seperti istri bangsawan yang pandai segalanya, tubuhmu masih bisa memuaskanku."
Halbert meraih pinggang gadis itu dan meremasnya sedikit.
Saat ini, Nola memerah dan mengingatnya dengan baik apa yang dikatakan Halbert.
"Jika kamu suka tubuhku, maka tidak apa-apa."
Halbert menyeringai sedikit. "Benar. Aku masih puas dengan tubuhmu."
Sup ikan mulai mendingin. Halbert segera memakannya. Setelah itu, dia kembali ke rumah kerja untuk mengurus beberapa pekerjaan.
mampir yuk ke novel ku juga☺❤