Di dalam hening dan gelapnya malam, akhirnya Shima mengetahui sebuah rahasia yang akan mengubah seluruh hidupnya bersama Kim
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LaLibra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Awal yang baik untuk Shima
Shima menatap ke luar jendela mobil yang sengaja dibuka. Disampingnya, Bu Sofie melirik ke arah Shima dan tersenyum. Ia cukup kagum dengan Shima, di usianya yang masih sangat muda, ia sudah menjalani hari yang cukup berat, namun Shima tetap tegar dan kuat. Meski Bu Sofie pun tak tahu sebenarnya apa yang membuat Shima akhirnya dibuang suaminya, tapi dalam hati Bu Sofie, beliau percaya bahwa Shima adalah orang yang baik.
Perjalanan mereka menuju Sofeea Boutique, terbilang lancar tanpa halangan.
Bu Sofie turun dari mobil dan bergegas masuk ke dalam bangunan megah tersebut dan disusul Shima dibelakangnya. Para pekerja memberi salam pada Bu Sofie namun pandangan mereka pada Shima tampak meremehkan.
Bu Sofie yang menyadari hal tersebut, segera melakukan tindakan.
"Mohon kalian untuk berkumpul sebentar" Bu Sofie memerintahkan semua karyawannya untuk berkumpul di hadapannya. "Perkenalkan ini Shima, dia keponakan saya dan dia juga yang akan mengawasi kinerja kalian semua. Karena saya sudah tahu, siapa yang bermain kotor di tempat ini. Saya hanya pura - pura tidak tahu saja. Mengingat kalian sudah bekerja lama dengan saya, saya akan mengampuni kalian dan akan memberi kalian kesempatan terakhir. Dan bagi siapa saja yang meremehkan keputusan saya, silakan angkat kaki sekarang juga" Ucapnya tegas.
Mereka pun hanya menunduk dan memberi salam pada Shima. Beberapa dari mereka tampak ketakutan. Shima yang merasa tak enak pada mereka hanya membalas salam mereka dengan senyum yang canggung.
Bu Sofie mengajak Shima masuk ke ruang kerjanya.
Shima menatap Bu Sofie yang tampak menakutkan.
"Huuuft.. Kamu gak usah kagum gitu sama Ibu, Shisi. Ibu tahu kok kalau Ibu emang sekeren itu" Ujar Bu Sofie.
Bu Sofie mengganti panggilannya kepada Shima karena menurutnya panggilan Shisi adalah panggilan sayangnya untuk Shima.
Shima meluruhkan bahunya. Ia sudah tegang setengah mati karena melihat sisi lain dari Bu Sofie, malah beliau sekarang cepat sekali berubah. Begitu tampak narsis di hadapan Shima. Shima tersenyum lembut.
"Ibu tegas banget sama karyawan Ibu. Ibu emang keren" Ucap Shima mengacungkan jempol.
"Kamu duduk disini saja jadi asisten Ibu. Jadi kerja kamu cuma ngintilin kemanapun Ibu pergi. Tapi kalau Ibu lagi ke butik yang di kota lain, kamu standby disini saja ya. Kamu pantengin karyawan Ibu yang curang."
"Curang gimana Bu? "
"Ya gitu, stok gaun banyak dan melimpah dibilang sudah laku semua. Giliran udah ada yang deal, sampai ke klien malah ada yang rusak. Bisa jelek citra Ibu sebagai pemilik butik paling badas sejagat raya."
"Kok ada yang tega ke Ibu sih"
"Namanya juga bisnis, saingannya banyak. Apalagi ini di kota, banyak yang pengen dapet uang secara instant dan banyak. Dia bisa melakukan apa saja, asal dapat uang secara cepat. Ibu sudah tahu sih sebenernya siapa pelakunya, Ibu kan masang CCTV tersembunyi."
"Kalau nanti aku yang berbuat curang ke Ibu gimana? Misal uang udah di transfer tapi aku bilangnya belum? "
"Kalau itu sih gampang, tinggal nikah_in aja sama anak Ibu, jadi Ibu gak rugi justru malah menang bandar" Jawab Bu Sofie lalu tertawa puas.
Shima memanyunkan bibirnya.
"Ibu jangan gitu dong, aku masih takut tahu Bu sama seekor laki- laki"
Bu Sofie kembali tertawa terbahak.
*
*
Tring
Terdengar bunyi notifikasi dari ponsel Cello. Dahinya berkerut mendapati nomor baru mengirimkan pesan padanya.
"Maaf mengganggu waktunya. Ini Nadia mas. Terima kasih karena sudah menolongku waktu itu. Disimpan ya Mas nomorku"
Cello tersenyum. Ternyata mudah saja baginya mendapatkan wanita cantik pikirnya. Dari yang liar seperti Alina hingga yang tertutup macam Nadia, berjajar rapi menunggu dirinya.
Ok
Hanya dua huruf tersebut yang ia pilih untuk membalas pesan Nadia.
Disebrang sana, Nadia mendekap ponselnya dengan erat setelah mendapati balasan pesan dari Cello. Ia berjingkrak dengan girang. Rupanya usahanya waktu itu tidak sia - sia. Satu langkah lebih maju untuk mendekati Cello.
*
*
Shima yang seharian menemani aktifitas Bu Sofie, merasa salut juga dengan tenaga wanita paruh baya tersebut. Entah Bu Sofie yang terlalu energik atau Shima yang terlalu payah. Nafasnya terengah - engah saat berjalan membuntuti Bu Sofie, dan kini Bu Sofie mengajaknya singgah di sebuah resto milik keluarga beliau.
'Restoran Pulang pasti Kenyang'
Shima mencoba mengingat - ingat nama resto tersebut. Seperti tidak asing di telinganya, namun ia sepertinya melupakan sesuatu. Shima mengikuti Bu Sofie yang duduk di meja VIP. Bu Sofie meminta untuk dibuatkan Soto Lamongan.
"Shisi gak ngerasa ngidam? " Tanya Bu Sofie.
"Sejauh ini belum pernah Bu. Pernah ngidam sekali waktu itu, ngidam rujak kedondong. Hehehe. Tapi suami aku dulu gak pernah peduli untuk sekedar bertanya perihal kehamilanku. Malah orang lain yang mencarikan kedondong saat itu. " Jawab Shima sendu.
"Siapa orang itu? "
"Laki - laki yang ngekost di kost_an suamiku dulu Bu. Dia pria yang baik. " Shima tersenyum tipis.
Shima meminum air mineral yang tadi di sediakan pramusaji.
"Pasti pria itu suka sama kamu ya? "
Uhhuuuk
Kan bener kan Shima keselek. Bu Sofie tertawa kencang.
"Kan bener kan? Ibu mah hebat. Dulu kan Ibu pernah buka praktek jadi tukang ramal" Kelakar Bu Sofie.
Shima tersenyum kaku.
"Shisi gak ada perasaan gitu sama lelaki itu? Kan suami kamu gak peduli sama kamu dan malah lelaki itu yang perhatian sama kamu. Apa iman kamu gak goyah? " Selidik Bu Sofie.
"Enggak" Jawab Shima cepat.
"Bagus" Bu Sofie bertepuk tangan.
Shima menganga lebar. Di depan para karyawannya, Bu Sofie terlihat berwibawa dan tegas. Tapi saat bersama Shima, Bu Sofie tidak memperlihatkan semua sifat yang disebutkan Author diatas.
"Ehm.. Ibu hari ini pulang ke kota A ya. Shisi mau ikut? " Tawar Bu Sofie.
"Apa Ibu akan lama? Kapan Ibu kembali kesini? Aku sore ini ada jadwal periksa dengan dokter kandungan Bu. Doa_in kita berdua sehat selalu ya. Ibu juga hati - hati. Kan perjalanan Ibu lumayan jauh jaraknya dari sini Bu. ? "
"Ohh so sweetnya. Kamu takut kangen sama Ibu ya?" goda Bu Sofie.
"Kan aku rencananya mau ambil sedikit uang Ibu yang ada di butik. Gak lucu kan jadinya kalau misi belum berhasil tapi Ibu udah keburu balik"
Bu Sofie tertawa kencang. Mana ada maling yang meminta izin untuk mencuri.
"Ambil semua. Ibu malah seneng, artinya Ibu semakin gampang buat jadi_in kamu mantu Ibu"
Bibir Shima kembali manyun.
"Nanti Ibu antar kamu periksa sebelum Ibu pulang ya. "
" Eh.. Gak usah Bu. Biar nanti Shima pergi dengan Umi saja." Tolak Shima halus.
"Pokoknya Ibu maksa"
Shima akhirnya mengangguk, karena Bu Sofie memiliki aura yang tidak bisa dibantah.
*
*
Tepat pukul 8 malam, Shima memasuki kontrakannya. Sepulang dari dokter kandungan, ia memilih naik taksi saja dengan Umi karena tidak mau semakin merepotkan Bu Sofie.
"Shi, kok kamu bisa kenal sama Bu Sofia sih? " Kepo Umi.
"Wanita paruh baya yang aku ceritakan sama kamu kemarin itu ya Bu Sofie"
Shima menceritakan ulang perihal pertemuannya dengan Bu Sofie tempo hari. Shima juga menceritakan tentang Shima yang ditawari bekerja di Sofeea Boutique.
Ummi melongo. Shima sangat beruntung. Dalam hati ia pun bersyukur karena memang seharusnya Shima mendapatkan kebahagiaan dalam hidupnya.
'Semoga ini menjadi awal yang baik buatmu Shi'