Bela Tiandra Kusuma mengenal seorang Alan Adha secara tidak sengaja. Ia sangat tidak menyukai Alan sampai ia selalu mencari masalah dengan Alan. Alan menjadi penyebab kekesalannya karena ia merasa sial setelah bertemu dengan Alan. Lama kelamaan ras benci berubah menjadi cinta. Tapi ketika ia mulai menyukai Alan, ia mengetahui bahwa ada seorang cewek lain mencintai Alan. Feby Anggita wanita yang bersahabat dengan Alan semenjak pertama kuliah juga mencintai Alan. Namun ia baru berani mengakui ketika lulus kuliah. Siapakah yang dikejar oleh seorang Alan? Perempuan yang mempunyai masa lalu kelam ataukah sahabatnya yang selalu ada bersamanya ketika sedih dan senang?
Yuk baca cerita serunya di Mengejar Cintamu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erna Sikumbang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 35
Dinda sedang berbelanja bersama ibu mertuanya membeli persiapan perlengkapan bayinya. Dia begitu senang akhirnya bisa merasakan kemewahan tanpa harus bersusah payah.
Ketika dia melihat - lihat perlengkapan bayi, tiba - tiba dia di kagetkan oleh seseorang. Seorang laki-laki mendekatinya dengan nada mengancam.
"Wah - wah udah jadi nyonya besar sekarang, jadi ini kamu melarikan diri dari aku?" tanya lelaki yang berdiri dari sampingnya.
Dinda terkejut karena dia sangat mengenal suara lelaki itu. Dia melihat kesamping kanan dan benar dia adalah Beni. Lelaki yang sudah beberapa bulan tidak ditemuinya.
Beni karena frustasi tidak bisa mendekati Bella akhirnya mendapat kabar bagus. Dia mendapat kabar bahwa Dinda sudah menjadi istri orang kaya.
Beni tidak menyia - nyiakan kesempatan. Dia lansung mencari keberadaan Dinda. Selama beberapa hari ini Beni selalu mengikuti pergerakan Dinda.
Akhirnya kesempatan untuk mendekati di depan mata ketika Dinda berpisah dengan mertuanya. Beni lansung mendekati Dinda ketika melihat mertuanya keluar dari toko tersebut.
"Mau apa kamu?" ucap Dinda agak ketakutan. Dinda menoleh ke kiri dan ke kanan. Dia takut di pergoki oleh ibu mertuanya.
"Tenang, ibu mertua kamu pergi ke toilet, ikut aku." ucap Beni sambil menarik tangan Dinda. Dinda terpaksa ikut dengan Beni meninggalkan toko perlengkapan bayi tersebut.
Beni membawa Dinda masuk kedalam mobilnya. Dinda kaget ketika dia di tarik menuju mobil. Ia mencoba melepaskan tangan Beni. Akan tetapi Beni terlalu kuat sehingga Dinda berada dalam mobil Beni.
Dinda segera mengeluarkan ponselnya untuk mengabarkan kepada mertuanya. Dia tidak ingin mertuanya mencarinya kemana - mana.
Dinda kaget ketika melihat arah mobil Beni. Jalan yang mereka lewati adalah menuju apartemen Beni. Dia mulai takut ketika tau mereka akan ke apartemen itu.
Dulu ketempat itu adalah hal yang menyenangkan bagi Beni. Disana dia bisa merayu Beni dengan menggodanya waktu itu. Dia sangat ingin mendapatkan Beni kala itu karena penasaran sosok Beni. Bella selalu memuji lelaki itu didepannya.
Akan tetapi setelah Beni kembali mengejar Bella dan menganiayanya dia memutuskan untuk menjauhi Beni. Dinda mencari cara agar bisa lolos dari Beni.
Dinda tidak tahan untuk diam saja. Dia ingin tau apa tujuannya membawa dia menuju apartemen itu kembali.
"Apa tujuan kamu sebenarnya?"
"Hahahaha santai aja dulu, kita bisa bersenang-senang dulu, baru setelah itu kita bahas tujuan sebenarnya." Beni tertawa terbahak-bahak mendengar pertanyaan Dinda.
Dinda semakin benci melihat Beni yang tertawa seperti itu.
"Awas saja kamu nanti." ucap Dinda dalam hati.
"Jangan galak - galak, nanti kamu akan ku beri kepuasan, aku tau suamimu tidak bisa memberikan itu."
"Tau apa kamu?"
"Tau segalanya tentang kamu, bahkan aku tau siapa ayah dari bayi yang kamu kandung sekarang." jawab lelaki itu dengan santai.
"Sok tau kamu."
"Ya meskipun aku juga meragukan itu karena yang menyentuhmu bukan hanya aku saja." Beni tertawa terbahak-bahak. Dia tertawa senang ketika melihat Dinda ketakutan.
"Tenang saja, kamu tidak usah takut, rahasia kamu aman di tangan saya, tapi kamu harus bisa menyenangkan saya malam ini."
"Kenapa kamu tidak mengejar Bella kembali? dia gadis yang kaya raya."
"Bella sungguh susah di gapai, apalagi keluarganya menjaga dia dengan ketat dari aku."
Dinda kaget mendengar jawaban Beni. Lagi - lagi dia hanya pelarian dari seorang Beni ketika tidak Bella. Sama seperti dulu kala, dia menjadi yang kedua. Statusnya sengaja di sembunyikan dan diam - diam berkencan serta datang ke apartemen Beni.
Sekarang juga sama seperti itu. Hatinya semakin sakit ketika mendengar nama Bella terlalu di istimewakan.
Mereka sudah sampai di apartemen Beni. Dinda mengikuti Beni dengan terpaksa karena tangannya di tarik oleh Beni. Si sepanjang jalan ia merasa buntu untuk berpikir.
"Akh sial, sekarang pasti tidak bisa pergi dari." Gerutu Dinda dalam hatinya.
Setelah masuk kekamar Beni lansung melucuti bajunya. Dia membuka baju Dinda secara paksa. Mereka selesai melakukan hal luar biasa tanpa pemanasan apa - apa.
Dinda tampak kesakitan hanya tidur tanpa ingin bergerak. Sementara jantungnya lansung bergetar hebat ketika melihat ada kamera hidup di kamarnya.
Dia ingin berdiri untuk melihat kamera yang ada di kamar apartemen Beni. Tapi gerakannya yang lambat sehingga di dahului oleh Beni.
Beni lansung memencet tombol off sambil tersenyum. Beni memang merekam kegiatan berkeringat mereka semenjak datang. Beni sudah menyiapkan semuanya sebelum menarik Dinda ke apartemennya.
"Kamu ngapain buat video segala?" tanya Dinda emosi ketika tau dia di jebak.
"Bukankah begini cara kamu menjebak suami kamu, tapi ini asli bukan editan." jawab Beni tersenyum mengejek.
"Apa mau mu?"
"Aku ingin uangmu lancar setiap aku butuhkan, dan aku ingin masih bisa menikmati kamu."
"Mimpi." Suara Dinda semakin tinggi.
"Terserah, jika tidak maka video ini akan beredar di mana - mana, kamu bisa bayangin gimana perasaan keluarga suami kamu yang terhormat itu."
"Dasar bajingan." ucap Dinda melempar sebuah pot bunga yang ada di dekatnya ke arah Beni. Akan tetapi Beni menghindar dengan sigap sehingga tidak mengenai siapapun.
"Tenang, jika aku mati nanti siapa yang jadi ayah anak kamu, upss lupa kan belum tentu aku yang punya." ucap Beni tertawa mengejek kembali.
Beni pergi meninggalkan Dinda yang sedang penuh amarah. Beni keluar dari apartemen dengan senang.
Alan yang ingin masuk ke apartemennya berpapasan dengan Beni. Alan merasa aneh ketika melihat lelaki itu keluar dari apartemennya dengan senyum.
"Masih waraskah." tanya Alan dalam hatinya.
Alan masuk ke apartemennya dengan wajah tenang. Ia mencoba mengingat sesuatu dengan pemilik apartemen di sebelahnya.
Dia ingat bahwa Bella pernah berlari menangis keluar dari apartemen sebelahnya.
"Apa itu mantan Bella?" tanya Alan sambil memikirkan apa yang sedang bergejolak dalam pikirannya.
"Kalau tidak salah ingat, laki-laki ini pernah berselingkuh dengan Dinda."
"Semoga ini awal petunjuk jika benar begitu." ucapnya lagi sambil tersenyum. Ia sangat berharap agar bisa menemukan jalan keluar dari permasalahan yang ada.
Alan menghubungi anak buahnya untuk mencari tau tentang pemilik apartemen di sebelah apartemennya. Dia juga ingin anak buahnya mengikuti sepak terjang lelaki itu tanpa pertanyaan.
Alan merebahkan tubuhnya di atas kasur. Ia sudah lama tidak merasakan tidur nyaman semenjak kasus itu muncul.
Dulu Alan mengharapkan Dinda akan jujur dengan nya. Akan tetapi gadis tidak mau jujur sama sekali.Alan sudah punya bukti yang bisa memenjarakan Dinda. Akan tetapi melihat tidak adanya usaha dari Dinda , dia mulai sangat mencari cara agar gadis itu tetap di hukum tanpa memalukan nama keluarganya.
Namun semua semakin kacau dengan video yang tidak di inginkan. Hubungannya semakin renggang dengan Bella.
Alan berpikir dengan keras agar bisa menemukan solusi. Akan tetapi dia tertidur saat sedang berpikir. Tubuhnya juga butuh istirahat.
otw kisah mira