Bertahun-tahun Nayla Larasati menyimpan rasa pada Nathan Anderson Decland, teman masa kecil sekaligus kakak angkat Nayla.
Namun.. hingga Nayla menamatkan pendidikan sebagai dokter, Nay masih memendam perasaan itu sendiri pada Nathan yang sudah menyelesaikan pendidikan sebagai dokter spesialis jantung di London.
Saat kembali ke Indonesia, Nathan telah memilih gadis lain sebagai pendamping hidupnya.
Perasaan Nayla hancur, gadis itu memilih kembali ke kampung halamannya, mengabdikan diri sebagai dokter umum di kota terpencil.
Apakah Nayla mampu menghapus Nathan dalam hidupnya?
Sementara Nathan tidak mengetahui perasaan Nayla untuknya yang sangat mendalam.
Ikuti terus kelanjutan kisah Nayla-Nathan. Semoga kalian suka 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Emily, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PASIEN NAYLA
"Selamat malam dokter Nayla. Hm...aku mengalami sesak di dada kiri ku, sepertinya jantung ku bermasalah. Dokter harus segera memeriksa ku!!"
Kedua mata Nayla melotot seperti hendak keluar dari kelopak melihat siapa pasien yang di maksud Noerma.
"K-ak..."
Spontan Nayla berdiri dari kursinya. "Kenapa kak Nathan ke sini? Apa kakak bersama Keira?", tanya Nayla mengalihkan perhatiannya di belakang Nathan berdiri kalau-kalau ada Keira.
Nathan melangkah masuk, menyandarkan bokongnya pada ranjang pasien. "Akhirnya kamu punya tempat praktik sendiri Nay", ujar Nathan tanpa menghiraukan pertanyaan Nayla sebelumnya.
Nayla mengerjapkan kedua matanya. Seakan baru saja tersadar dari lamunannya.
"Kamu boleh pulang Noerma. Sampai jumpa besok pagi", perintah Nayla karena Noerma hendak membantu Nathan. Perawat itu mengira Nathan pasien sungguhan.
Perintah Nayla membuat Noerma sedikit aneh, namun ia tidak berani bertanya lebih lanjut.
"Baik dok, besok sebelum jam sepuluh saya sudah datang", ujar Noerma tersenyum pada Nayla dan Nathan.
Setelah pintu ruang kerja Nayla tertutup rapat, kini hanya sang pemilik dan Nathan ada di sana.
"Ada apa kakak kemari? Maaf aku tidak bisa hadir ke pertunangan mu dan Keira. Aku ucapkan selamat, semoga kalian berdua bahagia", ucap Nayla terdengar sangat tulus.
Sekuat tenaga ia berusaha melakukan itu, agar perasaan yang sesungguhnya tidak bisa Nathan baca.
Nathan tak bergeming dari tempatnya, namun netra biru terang laki-laki itu memancarkan sorot tajam pada Nayla yang tetap memilih duduk di kursi meja kerjanya.
Nayla menyadari Nathan menatapnya seperti itu. Jika mau jujur, sungguh tatapan itu membuatnya gugup.
Bahkan kini Nayla mengumpati dirinya yang tidak bisa di ajak kompromi. Antara ucapan yang keluar dari bibirnya dan relung hati terdalamnya jelas bertentangan.
Satu sisi ingin membuang perasaannya pada Nathan, di sisi lain ia tidak bisa bohong masih mencintainya.
"Kenapa kamu pergi begitu saja Nay ke sini, tidak menunggu kepulangan ku dari Korea. Bahkan kamu memblokir ku. Apa karena ciuman malam itu?", tanya Nathan menuntut jawaban Nayla yang spontan menunjukkan perubahan raut wajahnya.
Nayla mendadak berdiri. Gadis itu memberanikan diri membalas tatapan tajam Nathan padanya. "Aku tidak berkewajiban menjawab pertanyaan kakak", ketusnya seraya melihat arloji yang melingkar di tangannya.
"Sekarang sudah malam, kita lanjutkan saja besok bicara lagi".
Nayla menuju pintu dan membukanya lebar-lebar, sebagai isyarat agar Nathan segera pergi. Namun laki-laki itu tidak bergeming.
"Tidak baik jika kita berdua di sini, aku sudah mengantuk. Kakak pulanglah. Keira pasti sedang menunggu mu", ujar Nayla sambil memalingkan wajahnya. Menutupi peperangan batin yang berkecamuk di hatinya kini.
Nathan melangkah mendekatinya. Nayla tahu itu. Kedua matanya tiba-tiba menghangat. Kehadiran Nathan sungguh menyiksanya.
"Tidak ada pertunangan antara aku dan Keira. Aku memutuskan Keira saat aku berada di Korea. Ciuman malam itu sangat mempengaruhi ku, Nay".
Tiba-tiba Nathan menarik tangan Nayla yang terasa sangat dingin, menempelkan jemari lentik itu ke dadanya.
"Apa kamu bisa merasakan detak jantung ku semakin cepat berada di dekat mu, Nayla? Aku tidak bohong mengatakan kamu harus memeriksa jantung ku. Aku merasa sesak. Dan kamu harus mengobati ku, karena kau yang menyebabkan aku seperti ini dokter Nayla Larasati", ucap Nathan terdengar begitu lembut dan ucapannya begitu dalam.
Perlahan Nayla mengangkat wajahnya menatap Nathan.
"Apa maksud kakak?".
Keduanya saling bertukar pandang. Saling menyelami.
"Aku tahu, kau mendengar perkataan ku dengan jelas Nayla. Aku tahu..."
"Kau yang membuat pertunangan aku dan Keira gagal, Nayla! Jadi kau harus bertanggungjawab menggantikan Keira...!"
...***...
To be continue
Nantikan novel baru Emily ya 🙏
Btw horeyyyy bakal ada novel baru ini. Sepertinya bagus kayak novel lama author Emily, yg selalu nagih buat baca. /Ok//Good/
Sukses selalu Emily, semoga cepat luncur novel baru /Pray//Rose//Heart/
jangan ada pelakor lho thor, paling benci kl ada pelakor segala,
segera buka kelakuan Keira thor, biar tau semua, dan Keira biar mati kutu 🙏👍👍👍