My Possessive Boss Is My Husband

5 tahun yg lalu...

Xavier tak hanya menikahi Ghiea tanpa restu Nenek nya, dia juga keluar dari rumah itu dan tinggal bersama Ghiea dan juga ibu mertua nya. Di rumah yg sangat sederhana, namun Xavier merasa sangat bahagia, bersama Ghiea membuat ia merasakan kehidupan yg sempurna.

Tak hanya itu, Mama nya Xavier yg selama ini pergi dari rumah Xavier, datang ke pernikahan putra pertama nya itu dan merestui Xavier. Itu adalah kado pernikahan terindah bagi Xavier.

Sebulan telah berlalu semenjak pernikahan Xavier dengan Ghiea, jangan tanya bagaimana perasaan kedua insan yg sedang di mabuk asmara itu. Mereka akan bermesraan dan berciuman dimana pun mereka berada dan dalam situasi apapun, bahkan ibunya Ghiea merasa ia menjadi obat nyamuk di rumah nya sendiri karena kelakuan putri dan menantu nya itu. Namun itu tak masalah bagi nya, dia merasa sangat bahagia karena Ghiea mendapatkan pria yg sempurna seperti Xavier.

Saat ini, Ghiea dan Mama nya sedang menyiapkan sarapan. Xavier datang dan langsung memeluk Ghiea dari belakang, Xavier menggigit daun telinga Ghiea gemas dan hal itu berhasil membuat Ghiea memekik terkejut.

"Electric, kenapa kau selalu melakukan itu?" pekik Ghiea kesal namun tak urang membuat pipi nya merona indah.

"Berhenti memanggil ku electric, Sayang. Aku ini suami mu, dan aku sudah tidak memakai sepatu berwarna biru terang lagi" protes Xavier yg membuat Ghiea tertawa.

"Jangan lupa dengan jam tangan mu yg selalu matching dengan sepatu mu. Ah, waktu kita bertemu, kau memakai sepatu warna orange terang, jam tangan mu juga memiliki warna yg sama. Bahkan sepatu mu ada yg memiliki lampu, padahal saat itu kau bukan balita, tapi sudah remaja. Kau benar benar menyita perhatian semua orang saat itu" Xavier terkekeh mendengar apa yg di istri nya itu.

"Jadi itu alasan mu memanggil nya electric?" tanya ibu nya Ghiea.

"Apa ada panggilan yg lebih cocok lagi dari itu, Mama?" tanya Ghiea dan ibu nya hanya mengedikan bahu.

Xavier tertawa kecil dan kali ini ia menggigit gemas pipi Ghiea. Membuat Ghiea langsung memukul lengan Xavier.

"Granny memanggil ku ke rumah, kata nya ada hal yg penting yg ingin dia bicarakan" ujar Xavier kemudian dan kali ini ia memasang wajah serius nya.

Ghiea dan Mama nya hanya bisa tersenyum tipis, sudah satu bulan Xavier dan Ghiea menikah, dan sudah satu bulan juga Xavier tak pernah pulang ke rumah nya sendiri.

"Pergilah, Xavier. Mungkin Nenek mu mau menerima Ghiea" ujar Mama nya Ghiea penuh harap. Xavier hanya tersenyum dan kembali mengecup pipi Ghiea.

..........

Sementara itu, Nenek nya Xavier mencari tahu tentang masa lalu ibu nya Ghiea yg memang salah satu wanita bayaran yg bekerja di rumah bordil dia mencari bukti dan bahkan mendatangi teman kerja ibu nya Ghiea.

Dari informasi yg di dapat nya, ibu nya Ghiea adalah gadis sebatang kara yg terperangkap pada orang orang yg terlibat perdagangan manusia, membuat nya berakhir menjadi seorang pelacur. Namun wanita berhenti saat ia memiliki seorang pacar, mereka menikah dan memiliki seorang putri.

Dan dari informasi itu juga, Granny Kelly secara diam diam menyebarkan foto Mama nya Ghiea sewaktu menjadi wanita malam. Ia menghasut para tetangga Mama nya Ghiea untuk membenci mereka, bahkan mem fitnah nya dengan mengatakan ia masih menjajakan diri nya pada para pria di kompleks perumahan itu.

Berita itu tentu membuat tetangga nya geram dan sangat marah, mereka semua kompak ingin mengusir Ghiea dan ibu nya dari komplek perumahan itu.

.........

Sementara itu, Ghiea yg merasa ada yg berbeda dengan diri nya selama seminggu ini pun membeli sebuah test peck. Ghiea sering merasa pusing, mual, terkadang ia sangat ingin makan sesuatu dan terkadang ia sangat membenci suatu makanan atau bahkan aroma nya sekalipun.

"Jadi Mama akan segera punya cucu?" tanya Mama nya Ghiea saat Ghiea keluar dari kamar nya dengan membawa test peck yg ternyata menunjukan dua garis merah.

"Yes, Mama..." ucap Ghiea penuh haru, Mama nya langsung memeluk Ghiea dan mehujani wajah Ghiea dengan kecupan kecupan lembut nya.

"Ah, Sayang. Xavier pasti senang..." ujar ibu nya.

"Aku mau memberi tahu Xavier sekarang, Mama. Aku tidak sabar..." kata Ghiea sembari mengambil ponsel nya.

Ia segera menghubungi suami nya yg saat ini sedang pergi ke rumah Nenek nya itu.

"Yes, Sweetheart? Kau sudah merindukan ku, hm?" terdengar suara bas suami nya dari seberang telpon yg menggoda nya.

"Ya, kami merindukan mu" ucap Ghiea antusias.

"Kami? Apakah Mama juga merindukan menantu nya yg sangat tampan ini?" Ghiea tertawa mendengar pertanyaan suami nya itu.

"Maksud ku, aku dan anak mu merindukan mu..."

"Oh begitu..."

"Eh, tunggu..."

"Apa?"

"Anak ku?"

"Dimana?"

"Anak yg mana?"

Ghiea dan ibu nya tertawa mendengar pertanyaan beruntun Xavier itu, mereka tidak bisa membayangkan seperti apa wajah Xavier saat ini jika mendengar kabar bahagia dari Ghiea.

"Anak yg kita buat, Xavier. Maksud ku, kita sudah bisa membuat bayi..." ujar Ghiea. Hanya terdengar deru nafas Xavier dari seberang telpon, seperti nya dia sedang berusaha mencerna apa yg di katakan Sang istri.

"Maksud mu... Bayi nya sudah jadi?" cicit Xavier kemudian.

"Iya, tadi aku sudah membeli test peck dan hasil nya positif..." ujar Ghiea semakin antusias.

Kembali Xavier terdiam dan hanya terdengar deru nafas nya.

"Xavier..." panggil Ghiea karena Xavier tak merespon nya.

"Oh my sweetheart..." pekik Xavier kemudian "Bayi nya sudah jadi? Wah, cepat juga ya. Oh, terima kasih Tuhan. Sweetheart, kita akan jadi Mommy dan Daddy. Kita akan punya bayi. See, kita tahu cara nya membuat bayi kan?"

Ghiea dan ibunya tertawa mendengar ucapan panjang lebar Xavier itu yg seperti nya juga sangat antusias dengan kehamilan Ghiea.

"Aku akan pulang sekarang, Sayang. Tunggu ya..."

.........

Xavier menutup panggilan telon istri nya dan ia segera berpamitan pada Nenek nya, namun Nenek nya meminta Xavier tetap di rumah malam ini. Xavier sangat bahagia, sangat antusias dan ia merasa begitu sempurna mengetahui kehamilan istri nya itu. Sehingga ia tak bisa tanpa istri nya malam ini.

"Maaf, Granny. Tapi aku tidak sabar ingin bertemu Ghiea..." ujar Xavier.

"Baiklah, sampaikan salam ku untuk nya" ujar Granny yg membuat Xavier tersenyum karena mengira sang Nenek akan segera menerima Ghiea.

Di perjalanan pulang, Xavier membeli sebuket bunga untuk sang istri. Senyum sumringah tak pernah lepas dari bibir nya, kedua iris mata nya bersinar memancarkan kebahagiaan yg tak bisa ia ungkapkan dengan kata kata.

Namun sayang nya, Xavier terjebak macet di perjalanan karena ada nya pohon yg tumbang di jalan. Hal itu membuat Xavier harus putar balik dan menempuh jalan yg lebih jauh. Xavier kesal sebenarnya, karena Xavier sangat tidak sabar untuk memeluk istri nya, mencium nya dan menyapa calon bayi nya. Xavier menyetir dengan kecepatan penuh.

Namun saat memasuki rumah Ghiea, Xavier berteriak histeris saat melihat rumah itu kebakaran.

Xavier melajukan mobil nya lebih cepat namun tiba tiba ada seorang wanita yg melintas di depan mobil nya, beruntung Xavier menginjak rem tepat waktu.

"Ghiea..." gumam Xavier saat menyadari wanita itu adalah Ghiea nya, Xavier segera turun dari mobil dan mengejar Ghiea yg berlari. Perasaan Xavier berkecamuk dan ketakutan melingkupi hati nya saat ia melihat kondisi Ghiea yg tampak sangat mengenaskan, bahkan rambut Ghiea basah karena darah.

"Ghiea...." teriak Xavier.

Ghiea terus berlari ketakutan sambil sesekali menoleh dan....

TUTTTTTTT

Sebuah truck melaju cepat dan menghantam tubuh Ghiea hingga Ghiea terpental beberapa meter.

"GHIEA....." Xavier berteriak histeris dengan air mata yg langsung membanjiri pipi nya, tubuh nya yg gemetar ia paksakan berlari walaupun lutut nya terasa begitu lemas melihat apa yg terjadi pada istri nya. Jantung Xavier bahkan seolah berhenti berdetak, darah nya seperti membeku dan dunia seperti berhenti berputar.

"GHIEA...." teriak Xavier lagi.

Ghiea tergeletak di tanah dengan tubuh yg bermandikan darah. Xavier memeluk tubuh itu Ghiea dan berteriak histeris.

"GHIEA...!!!!"