Serra gadis yang masih berusia 19 tahun mempertaruhkan kehormatannya karena hanya sakit hati atas perbuatan sang tunangan yang berselingkuh dengan sahabatnya.
kata-kata sang kekasih yang menyakitinya membuatnya berpikir pendek, tidur dengan pria yang baru dikenalnya malam itu.
Arkan yang menerima tawaran wanita yang sangat menyedihkan itu. Memenuhi permintaan wanita itu karena sebuah persyaratan. Mereka menghabiskan malam bersama tanpa mengenal satu sama lain.
Beberapa tahun kemudian takdir mempertemukan mereka dalam keadaan berbeda. Serra yang mengalami kecelakaan dan membuatnya kehilangan penglihatan.
Harus sering berurusan dengan Arkan karena sebuah kasus.
Bagaimana Arkan harus menghadapi wanita yang pernah tidur dengannya namun wanita itu tidak bisa melihat dan mengenalinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ainuncepenis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cerita jujur
Alex juga bisa melihat jelas bahwa ada foto Serra yang memasuki hotel bersama Arkan dan foto itu jelas menunjukkan jika Serra, sama sekali belum buta.
" Tunggu- tungu," Roy menarik ponsel tersebut dari tangan Alex.
Roy meneliti dengan cermat foto tersebut. Roy pun menyadari ada yang ganjal dan langsung menatap Arkan seperti mengintimidasi.
Arkan yang mendapatkan tatapan itu pasrah, dia tau Roy orang yang sangat pintar dan pasti dengan cepat temannya itu akan menemukan cela dalam dirinya.
" Gue ingat di mana hotel ini," sahut Roy lama berpikir dan masih menatap Arkan seraya mengejek.
" Dimana?" tanya Alex.
" Ini kan lokasi yang dulu kita pernah menangkap target pemakai narkoba dan Serra pada saat itu ada di sana. Gue ingat Serra pernah terlibat dalam kasus itu, dan saat gue pengen bawa dia kekantor Polisi untuk di mintai keterangan. Lo cegah gue. Ohhh jadi gue sekarang baru ngerti lo pasti bawa dia kekamar sebelah dan melakukan negosiasikan" Tebak Roy memojokkan Arkan.
Arkan hanya diam tidak berani berkutik sedikit pun. Dia sangat kesal dengan mulut Roy yang tidak berhenti merocos. Namun dia tidak bisa membantah semua yang di katakan Roy memang benar apa adanya.
Alex kembali meneliti wanita yang ada di foto tersebut dan mengingat kembali. Alex langsung menatap Arkan yang sekarang malah salah tingkah. Arkan juga melihat Alex yang menatapnya seperti menunggu jawabannya benar atau tidak yang di katakan Roy.
" Jadi cewek itu tiba-tiba hilang, karena negosiasi sama lo," ucap Roy lagi mengulangi perkataannya.
" Sialan lo, lo pikir Serra apaan, bahan negoisasi," sahut Arkan kesal.
" Eh, foto ini jelas, kalau lo sama dia masuk kekamar hotel itu," ucap Roy lagi, " pantes aja dalam kasus itu, namanya bersih, ternyata ada orang dalamnya," lanjut Roy lagi tidak henti-hentinya memojokkannya.
" Eh, Serra itu memang nggak bersalah pada saat itu, dia itu juga kejebak dalam situasi itu," bela Arkan atas tuduhan Roy terhadap istrinya.
" Arkan jadi lo sebelumnya memang kenal Serra?" tanya Alex.
" Iya, gue ketemu pertama kali sama dia di Club waktu kita ngincar target, dan pria yang kita incar adalah calon suaminya. Dia menemukan calon suaminya selingkuh dengan temannya, makanya gue bersihin nama dia. Karena memang dia tidak bersalah," jelas Arkan tidak bisa menutupi apapun.
Percuma juga dia menyembunyikan dari ke-2 temannya itu, yang pada akhirnya mereka juga akan mengetahuinya.
" Dan sebagai imbalannya lo ajak dia senang-senang" sahut Roy dengan senyum jahil.
" Bisa diam nggak sih lo, nggak semuanya gue harus ceritain sama lo," sahut Arkan kesal melihat mulut temannya itu yang tidak bisa diam.
" Sudah, Roy lo bisa diam dulu nggak, ini itu masalah serius," tambah Alex yang juga ikut kesal dengan Roy.
" Ok, gue tutup mulut," sahut Roy mengunci mulutnya dengan jarinya.
" Arkan dulu lo dekat sama Serra?" tanya Alex penasaran.
Kalau pun dekat pasti mereka akan tau dan seingat mereka Arkan sebelumnya tidak mengenal Serra. Arkan menggeleng.
" Gue hanya sekali ketemu sama dia, dan ketemu untuk yang ke-2 kalinya di kantor Polisi saat dia dituduh menjadi pembunuh," jawab Arkan.
" Dan Serra tau hal itu?" tanya Alex lagi.
" Tidak, dia tidak tau, dulu kita tidak sempat saling mengenal, bahkan gue juga tidak tau namanya siapa dan begitu gue kembali ketemu sama dia. Dia juga nggak tau siapa gue," jelas Arkan.
" Dan elo, enggak kasih tau dia," tebak Alex.
Arkan menganguk pelan, Arkan memijat pelipisnya kepalanya mulai sakit, karena kepikiran tentang semua ini.
" Jangan bilang, ini alasan lo buat nikahin dia," tebak Alex lagi. Arkan bahkan hanya diam, dia sendiri juga tidak tau sampai sekarang kenapa dia harus menikahi Serra. Roy kembali menatap Arkan tanpa mengeluarkan sepatah kata pun dia benar-benar menepati janjinya untuk diam.
" Arkan," panggil Alex, yang melihat Arkan diam. Alex benar-benar ingin jawaban dari Arkan.
Arkan pun mengembuskan napasnya, menetralkan pikirannya.
" Gue cuma penasaran sama dia. Mengingat gue sama dia pernah ketemu, makanya gue mengambil keputusan untuk menikah dengan dia," ucap Arkan jujur apa adanya.
" Terus sampai sekarang, Serra belum juga tau?" tanya Alex lagi memastikan.
Arkan yang mendapat pertanyaan itu membuang napas kasar.
" Iya," jawab Arkan jujur.
" Lo gila ya. Itu sama aja lo menjebak dia dalam pernikahan. Arkan lo nyadar nggak sih kalau lo itu sama aja mempermainkan Serra. Karena penasaran lo yang tidak masuk akal lo manfaatin kekurangan dia untuk kesenangan lo sendiri," ucap Alex nada tinggi.
Alex yang memang tau sifat Arkan yang tidak pernah serius masalah wanita sangat tidak pantas jika dia mengorbankan Serra. Alex merasa Arkan terlalu pengejut untuk mempermainkan wanita yang tidak bisa melihat.
" Mendengar ocehan Alex, Arkan memang menyadari kebodohannya.
Mungkin awalnya dia tidak peduli Serra pada akhirnya tau apa nggak, tetapi semakin lama dia justru khwatir kalau Serra mengetahuinya. Rasa takut itu muncul karena takut kehilangan dan mungkin saja Arkan memang sudah mulai menyukai istrinya bukan hanya suka tetapi cinta.
" Gila lo Arkan," sahut Roy yang tidak tahan untuk mengeluarkan suaranya.
" Gue yakin, pengirim pesan ini pasti tau hubungan lo sebelumnya sama Serra dan dia ingin Serra mengetahuinya," ucap Alex mengambil kesimpulan.
" Gue, rasa juga kayak gitu," ucap Arkan berbicara pelan.
" Tetapi untuk apa dia melakukan semua itu?" tanya Roy.
Alex mengangkat kedua bahunya, dia juga belum bisa berpikir apa-apa.
" Terus apa yang harus gue lakuin?" tanya Arkan.
" Saran gue, lo cerita semua sama Serra dari awal, apapun itu, lo harus jujur," saran Alex.
" Itu nggak mungkin," jawab Arkan.
" Kenapa?" tanya Alek menatap bingung.
" Lo, takut dia marah," sambar Roy.
" Atau jangan-jangan lo sudah mulai tertarik sama dia," tebak Roy lagi.
Arkan tidak bisa menjawab omongan Roy, Alex terus melihat Arkan menunggu jawaban.
" Gue nggak tau, gue cuma nggak mau aja jika ada orang lain, yang merusak rumah tangga gue sama Serra dengan cara kayak gini," ucap Arkan dengan penuh penekanan.
Rumah tangga Roy dan Alex malah saling melihat dan menyunggingkan senyum saat temannya itu mengucapkan kata rumah tangga. Seorang Arkan yang mereka kenal bisa berbicara masalah rumah tangga.
" Kenapa lo berdua ketawa, ada yang lucu?" tanya Arkan yang menyadari ke-2 temannya pasti mengejeknya.
Bersambung.....
...Hay para readers jangan lupa....
...😄Follow...
...😄Coment...
...😄Like...
...😄Vote...
...🌹jadiin favorite kalian ya....
...🌹ditunggu komentarnya, kasih saran yang 🌹banyak ya....
...🌹Aku akan up yang banyak kalau kalian terus dukung karya ku🌹...
benar2 ya arkan si maha sempurna
dasar arkan maha sempurna, muak aku dg sifatnya
aku lbh suka klau endingnya serra gk sama arkan lagi, mungkin dg dokter mata serra nanntinya jatuh hati sama pasiennya, itu akn lebih seru daripada sama si arkan yg maha sempurna eh sok sempurna maksudnya 🤭
meinikah bukan karna cinta, tidak mau meninggalkan trus apa masalahmu wahai arkan yg sok sempurna
apa sesusah itu meyakinkan hati,
seenaknya sendiri gk suka dibantah tapi selalu membantah, mana ada orang yg seperti itu
saranku ya serra kamu tinggalin aja arkan diam2 biar tau rasa tuh orang yg maha sempurna 😏