Mafia Cantik Kesayangan CEO

Marvin menoleh menatap Killa datar. Tapi bukan nya menolong Marvin malah memalingkan kembali wajah nya. Seakan-akan tidak perduli. Masalahmu ya masalahmu!Jangan membawa-bawa diriku kedalam nya! Seperti itulah kurang lebih maksud dari sorot mata Marvin yang tajam.

Killa mendengus kesal. Ia tersenyum paksa meraih tangan Marvin. Memperlihatkan kedekatan nya dengan Marvin kepada Naya sang adik.

"Maafkan kakak Nay, tapi kamu lihat sendiri! Kakak sangat mencintainya, dan yang lebih baiknya lagi! Dialah yang membuat kakak berhenti dari pekerjaan yang kamu tidak sukai itu...." Killa mencoba untuk membuat Naya berhenti marah dan percaya.

"Benarkah? Apa kalian saling mencintai? Aku tidak melihat ada cinta di mata kalian berdua?" Naya tidak percaya.

"Apa? Itu hanya perasaanmu saja Nay, kakak dan dia saling mencintai...benarkan"

Killa menyandarkan kepalanya di bahu Marvin. Pria itu tak menoleh sama sekali. Masih datar dengan wajah nya menatap ke arah lain. Tegang dan sedikit kaku tentunya. Marvin sedikit risih, ditempeli Killa seperti itu.

"Baiklah aku percaya, jika dia bisa membuat kakak berhenti melakukan pekerjaan itu! Aku merestui hubungan kalian..."

"Benarkah? Terimakasih ya Nay, kamu memang adik kakak yang terbaik..."

"Tapi sekarang kakak kerja dimana? Waktu itu kakak memberiku uang yang banyak? Apa kakak memintanya pada suami kakak?"

Pertanyaan Naya seperti petir yang menyambar. Killa dan Marvin sama-sama terbelalak. Membuka kenangan peristiwa waktu itu. Dimana Killa kepergok menjalankan misinya, dan berujung hukuman di atas tempat tidur.

Killa menghela nafas panjang melirik Marvin dengan ragu-ragu. Kenapa Naya harus membahas masalah uang itu? Entah apa yang sedang pria dingin ini pikirkan? Kenapa dia memandangku seperti itu?

Heh! Pantas saja dia berani melakukan nya! Ternyata dia dibayar besar, dasar gadis licik! Marvin bergumam dalam hati. Sembari menatap Killa skeptis.

"Benar, kakak meminta padanya! Sebenarnya dia adalah bos tempat kakak bekerja, dihotel ini! I--iya kakak bekerja dihotel ini...." Killa berkata dengan terbata-bata.

Marvin mulai gerah. Dia pun melepaskan gandengan tangan Killa di lengan nya. Lalu beranjak dari duduk nya.

"Aku harus bekerja, jika ada sesuatu temui aku diruang kerja...." ucap Marvin dengan wajah dingin dan datarnya. Ia pun berjalan menuju ruang kerja.

"Hehehe, selamat bekerja sayang! Aku akan menemui mu diruang kerja...." Killa melambai sambil tersenyum kikuk pada Marvin. Agar tidak ada yang mencurigakan dilihat oleh Naya.

Marvin sendiri hanya menoleh sekilas lalu menutup pintu ruang kerjanya. Marvin menghela nafas lega, sambil memegangi dadanya yang masih berdebar.

"Lihatlah, apa dia seorang aktris? Pintar sekali dia bermain sandiwara, gadis licik dan nakal!" Marvin menggerutu kesal sambil berjalan menuju meja kerja dan duduk di kursinya.

BRAK!

Marvin menghentak meja dengan tangan nya.

"Dia pikir dia siapa? Sayang? Hahaha, apa-apaan itu! Memanggilku dengan sebutan menjijikkan, membuatku hampir muntah...." Marvin tertawa sembari memijit-mijit batang lehernya yang tegang.

Tok tok tok!

Pintu ruang kerja nya diketuk dari luar. Marvin mempersilahkan masuk.

Huft!

Marvin menghela nafas panjang. Ketika mengetahui Killa yang masuk. Sebelum nya dia kura Ken lah yang datang. Tapi kenapa malah gadis licik itu. Sekarang julukan nya untuk Killa berubah menjadi gadis licik.

"Mau apa lagi?" tanya nya ketus. Sengaja Marvin menatap laptop dan tidak menatap ke arah Killa.

Gadis itu berjalan menghampiri Marvin di meja kerja. Dengan hati yang ragu-ragu dia pun mengatakan tujuan nya mendatangi Marvin.

"Hmm, apakah ada pekerjaan yang bisa aku kerjakan?" tanya nya ragu dengan wajah yang memelas.

"Bukan kah kau ingat pernah bertanya seperti ini padaku sebelum nya?" jawab Marvin yang masih menatap layar laptop nya. Melirik sekilas saja.

"Kau bisa memasak, mencuci pakaian, mencuci piring, menyapu lantai, menyikat kamar mandi...." lanjutnya berkata tersenyum tipis samar-samar.

"Aku serius, berikan aku pekerjaan! Aku sudah terlanjur mengatakan kepada Naya jika aku bekerja di hotel ini...."

"Salah siapa?"

"Yah aku tahu ini salahku yang sudah berbohong, plis tolong aku sekali ini saja! Aku juga harus bekerja mencari uang untuk biaya Naya sekolah, aku sudah berjanji pada diriku sendiri tidak akan memakai uang mu sedikit pun...."

Marvin menyipitkan matanya menatap Killa. Meskipun ia sedang memohon, tapi tetap saja dia menjujung tinggi harga dirinya. Dasar gadis licik! cetus Marvin lewat sorot matanya.

"Baiklah, besok kau bisa bekerja! Ken akan memberitahu dimana tempat kau bekerja!" ucap Marvin.

"Benarkah? Terima kasih Tuan Marvin Louis yang terhormat...." Killa berdecak senang, matanya berbinar. Bahkan dia berterima kasih dengan merunduk beberapa kali pada Marvin.

Pria itu tersenyum sekilas lalu kembali datar lagi. Dia tidak mau menampakan kesenangan nya kepada Killa. Jika dirinya sudah menyiapkan sesuatu untuk gadis licik itu. Seperti nya tercium bau-bau kejahilan yang akan terjadi!

...🌹Note : Jangan lupa like 🌹...