Jodohku Berondong Tajir

Mobil mewah yang tak lain adalah milik Arthur telah memasuki area perusahaan Raharja. Setelah memarkirkan kendaraan di tempat yang khusus di sediakan untuk para petinggi perusahaan, Arthur menahan tangan Salsabila yang ingin membuka pintu mobil.

"Kita masuk bersama-sama Tante cantik, tunggu sebentar lagi! Para pengawal sedang berjalan ke mari membawa pakaian kerja untuk ku, tidak mungkin kan aku masuk dengan kaos casual seperti ini?"

"Ya sudah kamu ganti pakaian mu dulu, aku akan masuk terlebih dahulu. Rasanya tidak pantas aku pagi-pagi terlihat masuk ke perusahaan bersama-sama dengan mu, apa yang akan di katakan oleh orang-orang jika melihat kita berangkat bersama."

"Sudah ku bilang tunggu aku, apa kamu lebih suka aku berteriak kepada mu?" Arthur masih mencengkeram lengan Salsabila dan mulai membuka pintu mobil nya karena melihat pengawal sudah berada di sebelah mobil nya.

"Ini pakaian anda Tuan Muda."

"Baiklah, kalian langsung saja ke atas karena aku mau ganti baju dulu!" Arthur mengibaskan tangan nya dan langsung menutup kembali pintu mobil nya.

Salsabila membulatkan kedua mata nya saat melihat Arthur mulai melepaskan kaos casual yang di pakai nya, "Astaga... apa kamu mau ganti baju di sini? Jika benar, maka lebih baik aku keluar dari mobil."

Buru-buru Salsabila memiringkan tubuh nya untuk membuka pintu namun Arthur telah lebih dulu mengunci pintu tersebut, sehingga dirinya tidak bisa membuka apalagi untuk keluar dari mobil.

"Buka pintu mobil nya Arthur, jangan macam-macam kamu!" Salsabila berbicara sambil memiringkan wajah nya karena tidak berani menatap ke arah pria yang saat ini tengah melepaskan celana panjang nya.

Arthur hanya terkekeh saat melihat Salsabila yang ketakutan, "Tenang Tante cantik, aku nggak akan macam-macam, cuma ganti baju doang. Cuma butuh waktu beberapa menit, nggak perlu menghadap ke situ! Menghadap ke sini juga boleh tante cantik, itung-itung aku sedekah pemandangan tubuh bagus ku untuk mu."

"Dasar sinting." Salsabila bersungut-sungut, namun sama sekali tidak bergerak ataupun menoleh ke arah Arthur.

Arthur yang sudah selesai ganti baju hanya tersenyum menyeringai dan menggoda Salsabila dengan memiringkan tubuh nya mendekati wanita yang duduk menghadap ke kaca mobil. Tangan Arthur meraup kedua sisi wajah wanita di sebelah nya, dan menghadapkan ke arah nya.

Terkejut dengan perbuatan tiba-tiba Arthur, membuat Salsabila langsung menutup kedua mata nya karena tidak berani melihat ke arah laki-laki yang di kira nya masih belum selesai memakai celana panjang nya.

Arthur mulai mengamati pahatan sempurna di depan nya yang menurut nya sangat cantik dan sempurna, alis tipis hitam pekat dengan bulu mata lentik serta hidung mancung dan bibir merah merona yang seksi membuat Arthur langsung menelan saliva nya.

Sejujurnya dirinya sangat ingin mencium bibir seksi di depan nya, namun dirinya tahu bahwa waktu sudah menunjukan saat nya bekerja dan semua staf perusahaan di tuntut untuk selalu ontime untuk melatih kedisiplinan para pekerja. Dan Arthur sadar harus menjadi contoh bagi para bawahan nya, sehingga dirinya tidak boleh sampai terlambat.

You are beautiful girl, batin Arthur.

"Apa kamu ingin aku mencium mu Tante cantik?" Arthur terkekeh begitu melihat wanita di depan nya langsung membuka kedua mata nya.

Salsabila refleks membuka mata saat mendengar kalimat vulgar dari bibir pria yang berada tak jauh dari nya. "Issh... siapa juga yang ingin di cium? Aku pikir kamu masih telanjang, maka nya aku tidak berani membuka mata. Kenapa tidak bilang dari tadi kalau kamu sudah selesai ganti baju?"

"Aku tadi mau bilang tapi kamu malah memejamkan mata, tapi aku suka saat melihat mata mu terpejam seperti tadi. Karena kamu benar-benar terlihat sangat cantik, You are beautiful girl. Ini tugas pertama Tante cantik!" seraya menyerahkan dasi berwarna biru.

"Manja banget sih kamu, apa ini yang di namakan pria dewasa?" Salsabila bersungut-sungut, dan dengan terpaksa meraih dasi dari tangan Arthur dan memasang nya di balik kerah kemeja berwarna putih itu.

"Tante cantik tahu nggak kenapa aku menyuruh untuk memakaikan dasi ini? Ini bukan masalah anak kecil atau dewasa karena anak-anak jaman sekarang sangat pintar memakai dasi sendiri karena di sekolah setiap hari di wajibkan memakai dasi."

"Tapi karena aku dari dulu sangat merasa senang saat melihat mama ku setiap hari memakaikan dasi di kerah kemeja papa, hingga aku dari dulu membayangkan bagaimana rasanya mempunyai seorang istri yang bisa seperti mama."

"Mama adalah wanita terbaik di dunia ini karena dia melahirkan ku saat berumur 19 tahun dan bisa bersikap dewasa karena mengurusku dan juga papa dengan sangat baik tanpa pernah mengeluh sedikitpun, karena itu lah papa sangat mencintai mama."

"Aku ingin kita nanti juga seperti itu saat menikah nanti Tante cantik, aku yakin kamu akan seperti mama. Jadi anggap saja kamu saat ini sedang belajar menjadi seorang istri yang baik!"

Salsabila telah menyelesaikan tugas nya, lalu dirinya menjauhkan diri dari pria yang terlihat masih menatap nya dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Mama mu memang wanita yang sangat hebat karena aku selalu mengikuti berita tentang nya di Tv, jadi aku sangat mengetahui tentang mama mu. Aku sama sekali tidak akan pernah bisa seperti mama mu, jadi jangan terlalu banyak berharap pada ku karena nanti kamu akan kecewa!"

"Aku sama sekali tidak menyangka bahwa kamu adalah putra dari Presdir Abymana saat kita bertemu di Club' malam itu. Mungkin karena kamu jarang tampil di Tv atau tidak ada berita negatif tentang mu, sehingga kabar tentang pewaris tahta keluarga Raharja jarang di ekspose. Apa karena kamu memang sedang bersembunyi dan tidak ingin ada yang mengetahui keburukan mu?"

"Ya, betul sekali Tante cantik. Aku memang tidak ingin di usik oleh para awak media itu, jadi aku tidak pernah mau di ekspose saat aku belum memimpin perusahaan Raharja. Tapi mungkin sebentar lagi wajahku akan selalu terpampang nyata di di mana-mana karena aku sudah menggantikan papa."

"Tenang saja Tante cantik, nanti aku akan menyuruh mama ku untuk mengajari mu bagaimana cara menjadi istri yang baik oke! Baiklah, sekarang kita masuk karena lima menit lagi sudah mulai masuk!"

Sebenarnya Salsabila merasa sangat pusing mendengar semua pembicaraan dari Arthur yang selalu mengungkit masalah menikah, berumah tangga karena dirinya sama sekali tidak pernah berniat untuk menikah dengan pria muda tersebut. Dirinya hanya mengikuti alur karena harus mengimbangi perkataan dari Arthur, dan itu malah membuat nya semakin terjebak dalam pusaran permainan nya.

"Baiklah!" Salsabila langsung membuka pintu mobil dan berjalan memasuki loby perusahaan bersama dengan Presdir nya. Tentu saja beberapa staf perusahaan memandang nya dengan tatapan yang aneh karena pagi-pagi dirinya sudah bersama atasan nya.

Arthur memasuki lift khusus di ikuti Salsabila yang mengekor di belakang nya, dirinya mengerutkan kedua alisnya saat melihat wanita itu memegangi dada nya. "Kenapa dengan dada Tante cantik, sesak nafas?"

"Nggak apa-apa, hanya saja memasuki lift khusus ini benar-benar menyelamatkan aku karena aku tidak harus bertemu dengan para staf yang lain. Mereka pasti akan menyerbu ku dengan banyak pertanyaan karena melihat ku masuk ke perusahaan bersama dengan mu."

"Hanya masalah sepele seperti itu saja membuat mu terlihat cemas begitu? Harus nya kamu merasa cemas saat akan bertemu dengan calon mertua mu Tante cantik. Aku jadi ingin melihat bagaimana ekspresi mu saat bertemu dengan kedua orang tua ku saat aku memperkenalkan mu sebagai calon istri ku."

"Astaga... apa kamu tidak merasa bosan dengan perkataan mu itu? Aku saja yang mendengar nya merasa sangat bosan, bahkan telinga ku benar-benar terasa panas sekarang ini."

Bunyi denting lift menandakan pintu lift telah terbuka, Arthur yang masih terkekeh saat melihat Salsabila merungut mulai berjalan keluar dari pintu kotak besi tersebut dengan wanita yang masih mengomel ke sana kemari.

"Kamu ke ruangan ku dulu, mungkin di meja sudah ada dokumen yang harus kamu periksa!" Arthur menggandeng tangan Salsabila karena tidak ingin wanita itu kabur dari nya dan membawa nya masuk ke dalam ruang kerja nya.

Salsabila masih mengoceh kesana kemari menunjukkan nada protes pada pria yang masih menggandeng tangan nya tersebut, "Pekerjaan yang kemarin saja belum selesai, dan itu semua gara-gara kamu mengajak ku menginap di ..."

Dengan mata membulat sempurna, Salsabila menghentikan kalimat nya saat melihat tiga orang yang saat ini sudah duduk di atas sofa menatap nya dengan tatapan yang sangat tajam.

Bersambung...