NovelToon NovelToon
THE SECRET AFFAIR

THE SECRET AFFAIR

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Selingkuh / Cinta Terlarang / Cintapertama
Popularitas:9.6k
Nilai: 5
Nama Author: Neon Light

Seharusnya kehidupan Serena sempurna memiliki kekasih tampan dan kaya serta mencintainya, dia semakin yakin bahwa cinta sejati itu nyata.


Namun takdir mempermainkannya ketika sebuah malam kelam menyeretnya ke dalam pelukan Nicolás Navarro—paman dari kekasihnya, pria dewasa yang dingin, berkuasa, dan telah menikah lewat perjodohan tanpa cinta.

Yang terjadi malam itu seharusnya terkubur dan terlupakan, tapi pria yang sudah memiliki istri itu justru terus menjeratnya dalam pusaran perselingkuhan yang harus dirahasiakan meski bukan kemauannya.

“Kau milikku, Serena. Aku tak peduli kau kekasih siapa. Malam itu sudah cukup untuk mengikatmu padaku... selamanya.”


Bagaimana hubungan Serena dengan kekasihnya? Lantas apakah Serena benar-benar akan terjerat dalam pusaran terlarang?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Neon Light, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

34

Nicholas benar-benar terkejut. Tubuhnya menegang sesaat saat Serena mencium bibirnya lagi, sebuah inisiatif yang sepenuhnya datang dari pihak perempuan itu.

Meskipun ciuman itu masih tanpa melibatkan lidah, kesempatan emas ini tidak akan dia sia-siakan. Dia langsung merespons dan membalas ciuman itu, memperkenalkan lidahnya ke dalam persekutuan tak terduga tersebut.

Ciuman itu berkembang menjadi sesuatu yang begitu lembut, namun sekaligus manis, sebuah kontras yang memabukkan di tengah situasi yang genting.

Di sela-sela Nicholas mencium Serena dengan lidahnya, menuntut lebih dari sekadar sentuhan bibir, dia membisikkan sebuah perintah yang berapi-api.

"Gunakan lidahmu!" pinta Nicholas, suaranya serak dan menahan gejolak yang perlahan-lahan merasukinya.

Permintaan itu, meskipun terbisik, memiliki kekuatan layaknya sebuah titah. Serena, terdorong oleh keputusasaan dan hasrat yang tak terhindarkan, pun mengikuti.

Serena mulai menggunakan lidahnya, membalas setiap sentuhan dengan kelembutan yang mengejutkan Nicholas. Respon yang tidak terduga itu segera memicu reaksi yang lebih dalam.

Nicholas semakin erat memeluk pinggang Serena, menarik tubuh perempuan itu ke dalam dekapannya hingga tak ada lagi jarak di antara mereka.

Dia memperdalam ciuman mereka, mengubahnya dari negosiasi putus asa menjadi ekspresi hasrat yang membara. Napas mereka berdua memburu dan berdesir hangat, berkejaran di antara ciuman yang mendalam.

Debar jantung yang memanas dan napas yang terengah-engah itu seolah menggenapi janji-janji yang terucap tanpa kata, sebuah kesepakatan rahasia yang terjalin dalam keintiman yang mendadak dan tak terelakkan.

Ciuman mereka semakin dalam, sebuah badai yang berputar di tengah ketegangan yang belum usai. Tangan Nicholas yang semula memeluk kini mulai menjamah dan meremas lembut lekuk tubuh Serena, merasakan tekstur kenyal yang memabukkan di balik kain.

Sentuhan itu seperti percikan api yang menyebar, membuat Serena semakin limbung dalam pusaran emosi. Dalam momen yang sarat akan hasrat itu, ingatan tentang Gabriel perlahan memudar dan tenggelam ke dasar kesadarannya.

Serena membiarkan Nicholas mengalihkan fokusnya, turun mencumbui garis lehernya. Setiap sentuhan lidah dan gigitan ringan pada kulit lehernya terasa bagai aliran listrik yang memabukkan.

Dalam respons yang murni dan tanpa sadar, dia mendongakkan kepala, memutar lehernya secara perlahan, memberikan akses penuh, sebuah isyarat kepasrahan yang manis.

Tanpa disadari, tangan Nicholas telah bergerak lebih jauh, menyelinap ke dalam dan membuka pengait penyangga yang menahan lekuk indah itu.

Setelah penyangga terlepas, dengan gerakan yang penuh pemujaan, pria itu menundukkan kepalanya, dan mulai memasukkan bagian kenyal itu ke dalam mulutnya, melahapnya dengan rakus, seolah sedang meneguk sumber kehidupan.

Anehnya, alih-alih merespons secara fisik, Serena justru semakin tenggelam dalam pusaran pikirannya sendiri. Sebuah konflik batin yang dingin beradu dengan panasnya sentuhan Nicholas.

Tubuh Serena kemudian dipeluk erat oleh Nicholas saat pria itu merasakan dorongan yang kuat, seolah kepala dia semakin ditekan ke dada sang wanita.

Pinggang Serena, entah didorong oleh insting atau gairah yang tak terhindarkan, mulai bergerak dengan perlahan, menciptakan ritme yang lembut, sebuah gelombang simfoni yang tak terucap, namun cukup untuk membangkitkan jiwa Nicholas yang terdalam.

Nicholas merasakan gelombang hasrat itu, sebuah bahaya yang akan sulit dihentikan jika dibiarkan. Dia segera menahan pinggang Serena agar gerakan itu terhenti, dan berbisik dengan suara yang berat dan tercekat di dekat telinga perempuan itu, "Berhenti atau kau akan tahu jika aku tidak akan berhenti sampai puncaknya!"

Deg.

Kata-kata itu menusuk kesadaran Serena seperti air dingin. Dia langsung tersadar penuh. Gerakannya terhenti, tubuhnya membeku. Rasa bersalah yang menusuk membuatnya segera meminta maaf, "Ma–maaf!"

Serena hendak menjauh, berusaha membangunkan dirinya dari keterlenaan ini, tetapi Nicholas menahannya. Pria itu menatapnya dengan mata yang berkilat-kilat, sebelum kembali mencium bibir Serena dengan rakus, sebuah ciuman yang mengambil alih nafasnya.

"Maaf? Kau yang memancingnya, aku berubah pikiran! Kau harus bertanggungjawab menuntaskan sampai akhir, Salvatierra." Suara Nicholas terdengar seperti perintah mutlak yang tidak bisa dibantah.

"Ah!" Serena terkejut, namun kejutan itu segera bertransformasi menjadi kobaran api. Dia pun ikut terpancing.

Dengan gerakan yang mendesak, Serena langsung membuka baju Nicholas saat pria itu juga membuka baju perempuannya, sambil terus mencumbuinya tanpa henti.

Tanpa sadar, setiap sudut dada dan leher Serena telah penuh dengan tanda-tanda merah yang diciptakan oleh Nicholas, sebuah peta gairah yang terukir di kulitnya, saksi bisu dari janji yang baru saja mereka sepakati dalam keheningan.

Keintiman yang membara membawa mereka pada titik hening. Ciuman Nicholas perlahan mereda, namun intensitas tatapan mereka seakan mengunci janji yang tak terucapkan.

Secara bertahap, dalam keheningan yang sarat makna, Serena menemukan dirinya bersimpuh di hadapan Nicholas yang kini duduk tegak, sebuah posisi yang menunjukkan kepasrahan dan pemujaan.

Dia terdiam sejenak, menatap mata Nicholas, mencari izin atau penolakan. Keheningan itu dijawab oleh Nicholas yang lembut, mengarahkan tangan Serena untuk menyentuh dan membuka celananya, sebuah isyarat tanpa kata menuju langkah selanjutnya yang menentukan.

"A–aku, aku belum pernah melakukannya," ucap Serena dengan suara yang tercekat oleh kegugupan, ketulusan dan rasa takut terpancar dari mata dan nadanya.

Mendengar pengakuan itu, Nicholas menegakkan tubuhnya. Gerak-geriknya berubah menjadi penuh kelembutan. Dia mengusap pipi Serena yang sedang terluka atau memerah oleh pertengkaran dengan Alexa dengan sentuhan yang menenangkan.

"Tidak apa-apa," bisik Nicholas, suaranya kini lebih dalam dan persuasif. "Cobalah! Kau pasti akan menyukainya dan akan terbiasa melakukannya denganku."

Pria itu menelan salivanya dengan susah payah, menahan gejolak yang perlahan-lahan merasukinya. Dengan ragu dan perlahan, Serena mulai membuka penutupnya.

Gerakan tangannya begitu hati-hati, seperti sedang membuka kotak pandora yang sakral. Dia memiringkan wajahnya saat menurunkan kain penutup itu, sebuah tindakan untuk menyembunyikan rasa canggung yang memuncak.

Pada detik itu, terpampanglah bentuk lucu milik Nicholas, sebuah perwujudan hasrat yang mendesak.

"Lihatlah!" bujuk Nicholas, suaranya kini menjadi lebih rendah dan persuasif. Dia menarik dagu Serena dengan lembut, memaksa tatapan perempuan itu kembali padanya.

Perlahan, Serena menuruti, matanya yang canggung kini menatap objek di hadapannya. Kecanggungan alami itulah yang justru menjadi daya tarik tersendiri bagi Nicholas. "Peganglah, dia tidak akan menggigit."

Nicholas kembali menuntun tangan Serena yang gemetar untuk menyentuh perwujudan hasratnya yang lembut dan menggemaskan itu. Sentuhan itu adalah katalis.

Nicholas memejamkan matanya, sebuah desahan kecil lolos dari bibirnya, sebuah suara yang menandakan refleks kenikmatan yang teramat saat sentuhan Serena menyentuh intinya.

"Ya Tuhan, sentuhlah, Sayang!" desa h Nicholas, tidak menyangka bahwa sensasi yang diciptakan hanya dari sentuhan itu bisa begitu mendalam.

Dengan keraguan yang mendalam, Serena pun mulai membuka mulutnya. Saat sentuhan yang lebih intim itu terjadi, Nicholas merasakan sensasi yang sungguh berbeda, sebuah kejutan yang tak terduga.

Meskipun dia tahu Isabella mungkin lebih mahir dalam teknik, sentuhan Serena yang kaku justru menghadirkan rasa yang mampu membawanya ke puncak emosi.

"Si al!" Nicholas tak bisa menahan desahan terkejutnya. Dia langsung membangunkan tubuh Serena dan membaringkannya di sofa panjang. Dia mulai mengambil posisi, matanya terkunci pada Serena. "Lihat aku, Sayang. Siapa aku? Katakan!"

Serena, yang kini merasakan kepala "si lucu" menggelitik lembut di bawah sana, merasa sangat gugup. Dia menjawab, suaranya bercampur dengan rintihan yang samar, "Nic–Nicholas, ah!"

"Argh!" Nicholas membuka mulutnya, sebuah era ngan kepuasan tertahan. Pada detik yang sama, perwujudan hasratnya mulai tenggelam di dasar lembah kehangatan di bawah sana.

"Astaga! Ini masih terlalu sempit!"

Nicholas menatap mata Serena yang juga menatapnya. "Jangan menutup matamu, oke? Lihat aku baik-baik! Oke?"

Serena menganggukkan kepalanya dengan mata yang lebar, menerima tantangan itu. Dan saat itu juga, dia mulai mengeluarkan suara-suara yang tak tertahankan tanpa memejamkan mata, seperti yang diminta Nicholas.

Keduanya, mata beradu, suara bergelut, menciptakan melodi meresahkan yang mengisi ruangan sunyi itu. Nicholas mulai melakukan gerakan yang telah dia tunda, sebuah pelepasan yang terakumulasi sejak pertengkaran tentang penundaan kehamilan bersama istrinya.

Sungguh, Nicholas tidak percaya. Sensasi ini luar biasa, bagaikan surga surgawi yang tak terduga, yang dipersembahkan oleh Serena ke dalam kehidupannya yang selama ini terasa membosankan dan monoton.

Ternyata, Nicholas sudah tepat. Dia tidak salah memilih dan menjatuhkan semua perasaannya pada wanita cantik di bawahnya ini. Perasaan ini membuat dia lepas kendali.

Derit sofa tua itu kini berirama seirama dengan gerakan pinggul Nicholas. Pergerakan itu seolah tercipta dari kerjasama yang sempurna. Pria itu berhasil menyeret Serena lebih dalam lagi ke dalam pusaran gairah ini, sebuah pengalaman yang tidak akan pernah dia lepaskan seumur hidupnya.

Nicholas bergerak dengan ritme yang semakin mendesak, mengukir hasratnya dalam jiwa Serena. Nafas keduanya berpacu, mengiringi gerakan yang seolah tak mengenal lelah.

Di bawahnya, Serena mencengkeram erat bahu Nicholas, suaranya kini bukan lagi rintihan malu, melainkan pekikan kebahagiaan yang menyakitkan, sebuah pengakuan akan pelepasan yang lama terpendam.

Mata mereka tetap terkunci. Dalam pandangan Nicholas, terlihat jelas bahwa dia telah menyerahkan seluruh kendali emosinya pada wanita di bawahnya. Sementara di mata Serena, terpantul badai hasrat yang dia sendiri tak sangka bisa muncul.

Tiba-tiba, Nicholas menghentikan gerakannya, sebuah jeda dramatis sebelum mencapai titik akhir. Dia menarik wajahnya sedikit, menatap Serena dengan mata yang berkaca-kaca karena intensitas, dan berbisik dengan suara yang serak, penuh penegasan,

"Kau milikku, Salvatierra. Kau harus bertanggungjawab melahirkan anak-anakku setelah momen ini!"

Detik itu, ledakan tak tertahankan itu datang. Nicholas mengeluarkan era ngan panjang yang dalam, melepaskan segala ketegangan yang menumpuk. Tubuhnya ambruk di atas Serena, napasnya memburu dan berat.

Serena pun merasakan gejolak serupa, sebuah gelombang kehangatan yang membanjiri kesadarannya, mengakhiri ketegangan yang ia rasakan.

Seluruh ruangan kini diselimuti keheningan yang tebal, hanya menyisakan deru napas mereka yang mencoba menormalkan diri. Nicholas memeluk Serena erat, tubuhnya terasa berat dan menenangkan di saat yang bersamaan.

Dia menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Serena, menghirup aroma perempuan itu dalam-dalam.

Setelah beberapa saat, Nicholas mengangkat kepalanya.

Dia menatap wajah Serena, mengusap lembut rambut yang basah oleh keringat dan membelai lembut tanda merah yang kini semakin jelas terukir di kulit leher dan dada perempuan itu.

"Bagaimana?" bisik Nicholas, penuh kemenangan sekaligus kelembutan.

Serena hanya terdiam, tatapannya kosong, namun bibirnya melengkung sedikit, sebuah senyuman kecil yang penuh makna.

Serena tak mampu mengucapkan sepatah kata pun, seluruh energinya habis, namun hatinya dipenuhi perasaan campur aduk antara rasa bersalah, penyesalan, dan keterikatan baru yang tak terhindarkan pada pria di atasnya.

Nicholas menopang dirinya dengan satu tangan, membersihkan jejak basah di pipi Serena dengan ibu jarinya, sebuah gestur keintiman yang mendalam.

"Mulai sekarang," ucap Nicholas, suaranya kembali tenang namun mengandung janji yang mutlak. "Apapun itu, kau harus menghubungiku, mengerti?”

Serena hanya memejamkan mata, membiarkan Nicholas mencium lembut dahinya. Dia tahu, dirinya telah jatuh ke dalam jurang yang diciptakan oleh Nicholas sendiri. Dan anehnya, di dasar jurang itu, ada kehangatan yang selama ini dia cari.

“Maafkan aku Gabriel! Mungkin ini kisah akhir kita.” Serena bergumam dalam hatinya.

To be continued

1
noname
bagus dan sangat menarik ceritanya..ayo lanjut thor..yang banyak 💪
Macrina Catharina
Cerita yg sangat bagus. lanjut nya di tunggu yaaa 👍👍👍
Macrina Catharina
dibalik semua kejadian ada yg anehh antara sahabat ttp musuh...
noname
lanjut
Macrina Catharina
Suka banget ceritanya, tentang cinta dn seru...
Macrina Catharina
Novelnya bagus semkin penasaran.
Amelia Kesya
ap kah gebie musuh dlm selimut?
Haris Saputra
Keren banget thor, semangat terus ya!
Belle: Halo kak baca juga d novel ku 𝘼𝙙𝙯𝙖𝙙𝙞𝙣𝙖 𝙞𝙨𝙩𝙧𝙞 𝙨𝙖𝙣𝙜 𝙜𝙪𝙨 𝙧𝙖𝙝𝙖𝙨𝙞𝙖 atau klik akun profilku ya, trmksh🙏
total 1 replies
Nana Mina 26
Terima kasih telah menulis cerita yang menghibur, author.
riez onetwo
Ga nyangka sebagus ini!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!