Jasmine terpaksa menerima perjodohan yang telah di atur oleh ibunya, sebelum meninggal dunia. Namum kebenaran terungkap sehari setelah pesta pertunanganya di langsungkan.
Jasmine mendapati sang tunangan Dirga berselingkuh dengan saudara sepupunya sendiri, untuk membalas rasa sakit hatinya. Lily juga berani bermain api dengan kakak kandung Dirga sendiri. yang tak lain adalah bos-nya di kantor. akankah perselingkuhan ini tetap berlanjut atau malah sebaliknya Jasmine benar-benar jatuh cinta pada bos Devan yang mesum tingkat dewa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ritasilvia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kembali ditunda
"Selamat pagi pak Devan." sapa Bimo yang diikuti oleh Sinta, mereka berdua sengaja mengikuti langkah Devan hingga masuk kedalam ruangan kerjanya.
"Hmmm."
"Ada apa kalian mengikuti ku?"
"Pak Devan, perusahaan induk kita yang berada di Indonesia sedang mengalami masalah besar, begitu juga dengan dokumen penting yang ditangani oleh Nona Jasmine ikutan hilang, sepertinya ada orang dalam yang sengaja mencuri ataupun ingin menjatuhkan nona Jasmine termasuk perusahaan kita." terang Sinta.
"Brengsek! Aaaaaaaggghh."
Devan mengusap kasar wajahnya, dia meletakkan kembali ponselnya diatas meja kerja. kemudian merebahkan tubuhnya di sandaran kursi kebesaran, merilekskan pikiran nya untuk beberapa saat.
"Segera siapkan penerbangan khusus, kita harus kembali dan memeriksa secara langsung." perintah Devan.
"Tapi bagaimana dengan nona Jasmine, bukankah statusnya masih dalam masa cuti kerja. Bukankah nona juga berada di negara ini."
"Ya aku tahu, tapi ini sangat penting. cepat kamu perintahkan dia untuk ikut segera pulang ke Indonesia." ucap Devan.
"Baik pak."
Devan terlihat begitu marah duduk di kursi kebesarannya, salah satu kakinya disilangkan keatas, dan mulai memeriksa berkas dan bukti-bukti penyelidikan tim audit handalannya yang langsung bertindak cepat.
Meskipun begitu belum bisa menunjukkan bukti dan hasil yang akurat, karena pelakunya bekerja cukup handal dan sudah profesional dalam hal ini.
Kepulangan Devan tanpa terencana sama sekali, membuat kedua orang tuanya keberatan apalagi jika Jasmine harus ikut serta, tapi mereka bisa apa karena masalah yang tengah dihadapi perusahaan Devan cukup besar dan rumit, sehingga mau tidak mau mereka kembali harus mengikhlaskan rencana pernikahan Dirga dan Jasmine yang kembali harus tertunda untuk yang kesekian kalinya.
"Kita harus sabar pa, biarkan Devan dan Jasmine fokus menyelesaikan permasalahan ini dulu." bujuk Helena meskipun Hendrawan terlihat kurang setuju namun dia bisa apa.
Ditempat lain seorang perempuan tertawa puas sambil mentransfer sejumlah uang pada karyawan yang terlibat bekerjasama dengan nya.
"Apa kalian yakin usaha kita ini tidak akan ketahuan?" Tanya tanyanya masih sedikit ragu.
"Tentu Nona, kami sudah melenyapkan beberapa bukti." Ucap mereka kompak.
"Oke, bagus sekali. Aku percaya pada kalian. Tapi ingat kesepakatan kita. Jangan pernah libatkan aku jika kalian ketahuan?" ancamnya melalui sambungan telpon.
"Aman terkendali, Nona."
Setelah menempuh perjalanan jauh, Devan dan rombongannya akhirnya sampai. mereka langsung menuju perusahaan terlebih dahulu. Banyak yang kaget melihat kedatangan Devan yang begitu tiba-tiba tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Meskipun sebagian dari mereka sudah tahu apa yang telah menimpa perusahaan tempat mereka bekerja saat ini.
Sampai dikantor wajah Devan masih terlihat dingin. dia mengabaikan dan tidak membalas setiap sapaan para karyawan yang kebetulan ber pas-pasan dengannya. sesuatu yang jarang sekali ditujukan oleh Devan.
"Lakukan rapat dadakan." perintah Devan.
Semetara Jasmine juga sibuk dengan laptop dihadapannya, namun semua informasi penting sudah berhasil diretas oleh akun yang tidak bertanggungjawab. Jasmine merasa bersalah dan siap bertanggungjawab karena ini juga kelalaiannya. Tidak ada pembicaraan pribadi lagi antara dirinya dan Devan, mereka semua sibuk menetralkan kembali roda perusahaan yang terhenti karena sebagian sistem perusahaan lumpuh total.
"Brengsek! siapa yang sudah berani bermain-main dengan ku." umpat Devan mengepalkan tangannya emosi.
Langkah panjang dan wajah kesal tidak dapat disembunyikan pria itu, semua menundukkan kepalanya ketakutan begitu Devan memasuki ruangan rapat dadakan yang mereka adakan siang ini.
Beberapa ahli sudah dikumpulkan Devan untuk kembali memulihkan sistim perusahaannya, namun belum juga berhasil. yang lebih membuat nya geram pesan singkat dari hackers tersebut.
"Ini balasan karena kamu telah menyakitiku, akan aku buat kamu lebih hancur lagi Devan!!!." tersirat dendam dan ancaman dari pesan tersebut.
"Sial, cepat temukan orang ini. siapapun dia aku tidak akan takut padanya."
Devan menendang kursi dihadapan nya kesal, dia yakin musuh nya kali ini berhubungan dengan seseorang yang pernah dekat dengan kehidupan pribadinya. Namun Devan belum bisa menebak pastinya sebelum benar-benar jelas siapa pelakunya.