Warning area! banyak yang uwu-uwu dan panas-panas, harap bijak dalam memilih bacaan ya guys
Konflik ngeselin mohon bersabar, gak kuat angkat tangan!!
Karena suatu kejadian kelam Jiana terusir dari tempat tinggalnya. Kebejatan sang pemilik perusahaan tempat ia bekerja menjadi titik balik hancurnya hidup Jiana. Sang most wanted Bryan yang mempunyai wajah malaikat namun berhati iblis, begitulah julukan Jiana. Berimigrasi dan mencoba mencari peruntungan dinegri orang, Jiana meninggalkan semuanya, termasuk Darwin atasan yang ia diam-diam kagumi
Saat hidup Jiana membaik dan ia bisa melupakan semuanya, Takdir membawanya kembali bertemu Bryan
Baca selanjutnya ➡️
Budayakan tinggalkan jejak, like dan vote untuk memberi apresiasi pada penulis 🙊🙊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon irra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dia putriku
-
-
Jiana berlari memasuki rumah mewah dimana Bulan sang pelanggan tinggal. Tadi ia dan Kya memang sudah datang bersama dua kariawannya membawa kue ulang tahun Pevita namun mendadak seorang pelanggan lain menelpon dan memesan kue ulang tahun yang sama seperti Pevita
Terpaksa ia dan dua kariawannya kembali ke toko karena tidak mungkin ia melewatkan uang begitu saja kan. Sementara ia meninggalkan putri kecilnya disana bersama Bulan dan Dean karena Kya yang senang melihat banyak balon di rumah Bulan hingga gadis kecil itu tak mau ikut dengannya
Jiana masuk kedalam, rumah itu sedikit ramai dengan banyak kehadiran orang asing yang diyakini adalah keluarga Bulan. Dengan terengah ia berjalan lebih masuk kedalam, bibirnya tersenyum melihat Kya yang sedang menciumi seorang pria. Jiana tak melihat wajah pria itu, ia hanya melihatnya dari belakang
" Kyaca .. Kyaca kan Mum?" tanya gadis kecilnya
" Kyasha. " saut Jiana tersenyum begitu manis, ia melangkah maju namun langsung mematung ditempat. Senyuman pun luntur dibibir Jiana, pria itu .. pria yang membuat Kya ada tepat berada didepannya
Jiana mundur selangkah, kedua jemarinya mulai meremas dan bergetar. Tubuhnya yang berkeringat semakin berkeringat. Ia menatap Bryan dan Kya sang putri bergantian. Demi apapun Jiana tak rela putrinya disentuh pria seperti Bryan, pria baji*gan yang menghancurkan hidup Jiana
" Ji. " panggil Bulan keheranan melihat wajah Jiana yang memucat mendadak
Jiana menarik nafasnya dalam, ia mengangkat wajahnya tinggi dan memaksakan senyumnya pada Bulan lalu berjalan tergesa, berputar dari belakang kedepan Bryan, ia langsung pangku paksa putrinya dari tangan Bryan membuat Bryan merasa seperti kehilangan sesuatu dan tubuhnya mendadak membeku namun ia juga menemukan satu hal yang tak ia duga, bau tubuh itu Bryan sangat kenal, bau tubuh yang tak pernah Bryan lupakan selama bertahun-tahun ini. Bau tubuh yang Bryan rindukan dan tak pernah ia temukan pada wanita manapun
" Kya, Mum kan sudah bilang jangan bicara dengan orang asing. " ucap Jiana menatap lekat Kya, ia tarik dagu Kya yang terus saja menoleh pada Bryan. Ia juga tarik jemari yang terus menunjuk pada Bryan dan menyembunyikan dengan menggenggamnya
" Ji, dia bukan orang asing. Dia adikku." saut Bulan. Melihat sikap Jiana pada Bryan, Bulan jadi semakin yakin ada sesuatu antara keduannya
" Emmhh. Maaf ya kak, Kya pasti merepotkan."
" Apanya yang merepotkan, kau tahu aku, Dean dan Pevita sangat menyukai Kya." saut Bulan berjalan mendekati Jiana
" Kalau begitu aku pamit pulang."
" Tidak Ji, acaranya belum dimulai."
" Kemarilah." ajak Bulan mencoba menarik paksa
" Kak. " lirih Jiana, wajahnya memelas, ia sangat ingin menjauh dari pria yang terus menatapnya dengan tajam dari tadi. Ketakutan mulai melanda Jiana, namun Jiana harus kuat. Ya Jiana wanita yang kuat dan berani sangat berbeda dengan dulu. Ia sudah berubah dan tak mudah ditindas
Bulan membawa Jiana duduk disofa paling ujung bersebrangan dengan Bryan, lalu ia menatap Kya yang terus saja menoleh pada Bryan yang juga tak henti menatapnya sendu
" Kya .. " panggil Jiana menangkup wajah kecil yang bahkan tak sebesar kepalan tangannya
" Apa Kya nakal?"
" Kya kan pintal!" sautnya mengerucutkan bibir, spontan Jiana langsung memberi kecupan lembutnya
Bryan hanya terdiam, ia menatap lekat Jiana
" Dia si culun Jiana" gumam Bryan dalam hati, lalu ia beralih pada Kya, wajah Kya, mata itu. Jelas Bryan sangat mengenalinya terlebih hatinya yang merasa berbeda saat melihat Kya, saat menyentuh Kya Bryan merasa hangat, saat melihat kelucuan gadis kecil itu ia merasa bangga. Ia mengenali hatinya, mengenali hatinya untuk sang putri kecil lalu ia mengingat malam dimana ia memperko*a si culun, ia memang tak memakai pengaman saat itu dan Jiana adalah satu-satunya wanita yang Bryan penuhi rahimnya dengan sperm*nya malam itu
" Berapa tahun?" tanya suara serak yang paling Jiana takuti
Jiana tak bergeming bahkan melirik pun tidak, ia hanya menatapi Kya dan mencoba mengalihkan wajah gadis kecilnya dari Bryan
" Berapa tahun anakmu?" tanya Bryan, kali ini nada itu terdengar menggelegar keras
" Bryan. Kau akan membuat Kya takut jika seperti ini." tegur Ken berbisik namun tak diperdulikan Bryan
" 4 tahun." Bukan Jiana tapi Bulan yang menjawab Bryan
Bryan beranjak bangun, ia mendekati keduanya dan menjulang tinggi dihadapan Jiana, tatapan itu menyalang tajam pada Jiana
" Berapa tahun Jiana, berapa tahun usia putrimu?" bentak Bryan membuat Kya menengadah menatapnya, sekali lagi hati Bryan bergetar melihat kedua manik hitam pekat miliknya di kedua mata Kya apalagi saat kedua tangan kecil itu terulur pada Bryan yang langsung Jiana tarik kebawah kembali
" Kya kita pulang ya." ucap Jiana memberikan senyumannya pada Kya tapi sedetik kemudian ia tersentak saat Bryan mengambil paksa Kya dari pangkuannya
" Apa yang kau lakukan? dia putriku!" teriak Jiana langsung berdiri
" Kau yakin dia hanya putrimu." balas Bryan berteriak
" Jiana, Bryan. Ayo kita bicara, jangan membuat keributan." tegur Bulan menyentuh bahu Jiana
" Tidak Kak, aku akan pulang." saut Jiana, tanpa menatap Bryan ia mencoba mengambil paksa Kya, gadis itu hanya terdiam menatapi Jiana dan Bryan bergantian. Namun Bryan tak melepaskan Kya begitu saja, malah semakin erat memeluk putrinya. Kedua mata itu memerah karena amarah
" Lepaskan putriku, kau akan menyakitinya." teriak Jiana memukuli lengan Bryan yang berotot dan membuat tangannya kesakitan
" Dia putriku." aku Bryan membuat semua orang tercengang, Bulan dan Dean saling melempar senyum karena tanpa memberitahu, Bryan sudah menyadarinya
" Tanpa melakukan apapun aku sangat yakin dia putriku."
" Kau gila! aku bahkan tak mengenalmu." bentak Jiana
" Tidak! kau Jiana, kau Jiana aku tahu kau si culun yang datang ke Apartementku malam itu." teriak Bryan menggelegar hingga perhatian semua orang tertuju padanya
Plak
Telapak tangan Jiana mendarat sempurna dipipi mulus Bryan
" Jaga bicaramu brengsek! kembalikan putriku atau aku akan melaporkanmu ke polisi!" teriak Jiana kencang lalu menangis membuat Kya juga ikut menangis, gadis kecil itu tentu terkejut melihat Bryan dan ibunya bertengkar
Perlahan kedua tangan Bryan melonggar, hatinya melemah mendengar tangisan Kya dan membiarkan Jiana membawa anaknya pergi begitu saja tanpa berpamitan pada Bulan
Semua orang hanya menghela nafasnya melihat kejadian ini, melihat kenakalan Bryan tentu mereka tidak merasa aneh jika Bryan akan menghamili seorang wanita
" Boy, ada apa denganmu? bagaimana kalau Kya bukan anakmu, kau akan malu pada Jiana." ucap Ken
" Dia putriku, aku bisa merasakannya. Mungkin aku pria brengsek, tapi aku bisa merasakan darah dagingku." saut Bryan memutar tubuhnya lalu pergi begitu saja
" Ini semua karenamu Bul." ucap Dean menghempaskan tubuhnya duduk disofa
" Apa maksudmu?" tanya Ken
" Ini semua rencana Bulbul. "
" Bulan jelaskan pada Daddy, apa ini semua benar?"
" Jelas benar Dad, aku dan Dean melakukan tes dna pada Boy dan Kya dua minggu yang lalu. Awalnya aku hanya mengira, Kya hanya mirip saja dengan Bryan, tapi saat tahu Jiana berasal dari Jakarta aku jadi berpikir mungkin Bryan dan Jiana saling mengenal hingga menghasilkan Kya."
" Jadi Kya sungguh cucu Mom, anak Boy." teriak Jeny heboh dan senang
" Astaga, hal memalukan seperti ini kamu malah senang." ucap Ken menggelengkan kepalanya
" Tentu Mom senang, Mom tidak perlu bersusah payah membujuk Bryan agar segera menikah. "
" Bryan tidak akan tinggal diam, Mom sangat tahu sifatnya." saut Jeny lagi menambahkan ucapannya
" Sepertinya tidak akan mudah, lihat mereka malah bertengkar." gumam Bulan
-
-
iyalah penting kya, kebutuhan batin itu
tenang saja🙃🙃😃😃
Juna lama2 gak betah dan luntur sudah pertahanan diri kalau Kya terus menggoda iman...
alasan lu bulan paman bryan tp diri sendiri gk rela kalau kya dng yg lain
ntar gk di masakin bingung 😒😒😒
ad istri yg mencintaimu lu anggurin krn ego lz yg tinggi 😏😏😏
gangguin aja lagi si juno, dora biar kapok dia